Sasaran lahan kritis adalah lahan-lahan dengan fungsi lahan yang ada kaitannya dengan kegiatan reboisasi dan penghijauan, yaitu fungsi kawasan hutan
lindung, fungsi kawasan lindung di luar kawasan hutan dan fungsi kawasan budidaya untuk usaha pertanian.
Pada fungsi kawasan budidaya untuk usaha pertanian, kekritisan lahan dinilai berdasakan produktivitas lahan yaitu rasio terhadap produksi komoditi
umum opsional pada pengelolaan tradisional bobot 30 persen, kelerengan lahan bobot 20 persen, tingkat erosi yang diukur berdasarkan tingkat hilangnya lapisan
tanah, baik untuk tanah dalam maupun untuk tanah dangkal bobot 15 persen, batu-batuan bobot 5 persen dan manajemen yaitu usaha penerapan teknologi
konservasi tanah pada setiap unit lahan bobot 30 persen.
2.2. Model Pezzey
Lingkungan hidup secara ekonomi memiliki tiga fungsi yakni sebagai penyedia bahan mentah, asimilasi limbah, dan daya tarik insitu resources.
Fungsi pertama dan kedua memiliki hubungan timbal balik, bahwa proses produksi yang mengolah bahan mentah menjadi barang akhir pada saat bersamaan
menghasilkan limbah by product yang akan kembali ke alam. Fungsi ketiga bahwa lingkungan alam pun menyediakan jasa yang bisa secara langsung
dikonsumsi, seperti halnya udara segar dan keindahan alam. Pezzey 1992 menggambarkan keterkaitan antara ekonomi dan
lingkungan secara lebih rinci yang disebut dengan ‘economic and environmental stocks and flows – a general model’
sebagaimana bisa dilihat pada Gambar 1.
Sumber: Pezzey 1992, hal. 7 Gambar 1. Economic and Environmental Stocks and Flows – a GeneralModel
Berdasarkan Gambar 1 tingkat produksi suatu barang Q tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan modal K, teknologi T, dan tenaga kerja L
namun juga oleh kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan E terdiri dari stok SDA R, tingkat polusi E
1
, dan nilai daya tarik E
2
. Ketergantungan produksi terhadap lingkungan disebut produktivitas lingkungan, yakni QK, L, T, R, E
1
. Dampak dari kelima variabel tersebut terhadap tingkat produksi adalah positif.
Sehingga jika kualitas lingkungan memburuk berarti menurunkan tingkat produksi.
Model Pezzey pada dasarnya merupakan perluasan dari fungsi produksi Cobb-Douglas dengan memasukan kualitas lingkungan sebagai input yang akan
mempengaruhi output. Berbeda dengan input faktor produksi lainnya yakni modal
dan tenaga kerja yang akan menaikan output jika kedua input tersebut bertambah, meningkatnya kerusakan lingkungan akan menurunkan output. Dengan demikian
teori dasar dalam penelitian adalah teori produksi yang diperluas dengan memasukan unsur lingkungan.
Proses produksi yang mengolah input jadi output pada saat bersamaan menghasilkan limbah sebagai by product, sehingga perkembangan jumlah BOD,
TDS, CO dan CO2 akan mengikuti perkembangan aktivitas ekonomi, ceteris paribus
. Dengan demikian jumlah BOD, TDS, CO, CO2 dan luas lahan kritis juga merupakan output yang dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi.
Ketika aktivitas ekonomi semakin tinggi maka jumlah BOD, TDS, CO, CO2 dan luas lahan kritis akan semakin meningkat yang pada gilirannya akan
menurunkan output agregat. Dalam konteks ini konsep limits to growth menjadi relevan. Konsep limits to growth yang dikembangkan oleh Meadow menunjukkan
bahwa dampak dari pertumbuhan ekonomi terhadap degradasi lingkungan bersifat trade off.
Hal ini didasarkan pada dua alasan, yakni pertama kapasitas
lingkungan yang terbatas untuk menampung limbah yang dihasilkan oleh aktivitas
ekonomi, dan yang kedua keterbatasan SDA yang tidak bisa diperbaharui Turner,
1994. Pemikiran Meadow ini berimplikasi pada satu pilihan yakni pertumbuhan ekonomi atau lingkungan. Jika ingin melestarikan lingkungan, harus membatasi
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya jika pertumbuhan ekonomi yang diutamakan maka lingkungan akan menanggung beban yang pada gilirannya akan membatasi
ekonomi untuk tumbuh. Kritikan terhadap konsep limits to growth mengemukakan bahwa ada
sejumlah alasan mengapa dalam beberapa hal tidak ada keterbatasan untuk
tumbuh, seperti: nilai elastisitas pendapatan yang positif dan meningkat, perubahan dalam komposisi produksi dan konsumsi, meningkatnya tingkat
pendidikan dan kesadaran terhadap lingkungan, kemajuan teknologi, dan lebih terbukanya sistem politik Lim, 1997. Hal ini memiliki implikasi bahwa
pertumbuhan ekonomi adalah jalan untuk masalah lingkungan yang juga perlu didukung oleh kekuatan pasar dan kebijakan serta regulasi lingkungan.
Model Pezzey mengoreksi konsep limits to growth bahwa kualitas lingkungan sangat dipengaruhi oleh belanja lingkungan yakni alokasi dana yang
berasal dari total pendapatan. Pengalaman Pemerintah Korea Selatan melalui kebijakan fiskalnya telah membuktikan hal ini Min, 2003. Dengan demikian
kekhawatiran Meadow tentang limit to growth tidak akan terjadi selama ada upaya pengendalian degradasi lingkungan melalui belanja lingkungan yang memadai.
Pemikiran Pezzey ini identik dengan Teori EKC sebagai analogi terhadap Kurva Kuznet yang mengaitkan antara pendapatan per kapita dengan distribusi
pendapatan.
2.3. Teori Environmental Kuznet Curve EKC