Simulasi Kebijakan Model Makroekonomi-Lingkungan

ramalan kebijakan untuk periode 2007 - 2010 dengan skenario: 1. Peningkatan kredit investasi dari perbankan untuk sektor pertanian 10 persen, sektor industri pengolahan 10 persen dan sektor jasa 20 persen. 2. Penurunan Gini Rasio 0.01. 3. Peningkatan kepedulian lingkungan yang diproksi oleh rata-rata lamanya sekolah sebesar 0.1 tahun, 0.15 tahun, 0.2 tahun. 4. Gabungan no 1 dan 2. 5. Gabungan no 1,2,3 dan 4.

4.2. Metode Survei: Hak Kepemilikan dan Respon Masyarakat Terhadap

Kebijakan Lingkungan 4.2.1. Kasus Lahan Kritis Sebagaimana telah disinggung pada bahasan sebelumnya bahwa sebagian besar dari luasan lahan kritis di Jawa Barat merupakan milik masyarakat. Oleh karena itu dalam penelitian ini, survei difokuskan pada lahan dengan fungsi kawasan budidaya untuk usaha pertanian yang dimiliki secara pribadi. Berdasarkan karakteristik kepemilikan pribadi dibuat arahan untuk interview dengan daftar pertanyaan yang bisa dilihat pada Lampiran 5. Seluruh pertanyaan tersebut diarahkan untuk membuktikan bagaimanakah eksistensi hak kepemilikan pribadi atas lahan, apakah terdefinisikan dengan baik atau tidak. Sementara untuk menggali perkembangan kebijakan penanganan lahan kritis dari tahun ke tahunnya dilakukan interview dengan beberapa petugas lapangan yang sudah lama menggeluti penanganan lahan kritis dengan kuesioner yang bisa dilihat pada Lampiran 6.

4.2.2. Kasus Pencemaran Air dan Udara

Hak kepemilikan dan respon masyarakat terhadap kebijakan lingkungan ibaratnya merupakan dua sisi dari satu mata uang. Pemanfaatan SDA yang bersifat open access telah menimbulkan pencemaran air dan udara yang sangat mengkhawatirkan. Penetapan kebijakan lingkungan pada dasarnya dalam rangka mengantisipasi kerusakan lingkungan yang semakin parah, karena dalam kebijakan ada batasan dan tanggungjawab yang jelas dalam memanfaatkan sumberdaya air dan udara. Dalam implementasinya, kebijakan-kebijakan tersebut belum tentu berhasil mencapai tujuannya, karena ada pihak yang respon dan yang tidak. Respontanggapansikap diawali oleh kognitif, afektif, serta konatif dan tahapan akhirnya tercermin dari perilaku Allan, 1992. Dengan demikian indikator dari responstanggapansikap adalah kognitif, afektif, konatif serta perilaku. Efek kognitif adalah pengaruh dari komunikasi terhadap kegiatan berpikir, mengetahui, menghayati, mengartikan, menggambarkan, mempertimbangkan, menalar dan lain-lain Effendi, 1998. Sedangkan efek afektif adalah pengaruh dari peristiwa komunikasi yang berkaitan dengan perasaannya, misalnya merasa heran, terkejut, gembira, bangga, sedih, iba, terharu, marah, setuju, dan lain-lain. Selanjutnya efek konatif dan efek perilaku behavior. Efek konatif adalah dampak berupa tekad, hasrat atau upaya untuk melaksanakannya, sedangkan efek perilaku berupa tindakan action. Upaya pengukuran akan dilakukan pada semua tingkat respon untuk setiap regulasi lingkungan yang dikeluarkan pemerintah lebih detil disajikan di kuesioner yang ada di Lampiran 7 untuk kasus pencemaran air dan Lampiran 8