4. Pemeliharaan
Agar memperoleh produksi dan mutu yang baik, akarwangi perlu dipelihara dengan baik. Pemeliharaan tanaman akarwangi meliputi: penyulaman,
penyiangan, pembumbunan, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama terpadu.
Penyulaman dilakukan sekitar 2-3 minggu setelah tanam. Bila di kebun akarwangi terdapat pertumbuhan akarwangi yang kurang baik atau bahkan mati,
maka secepatnya harus dilakukan penyulaman. Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak jauh tertinggal dari tanaman lain, sebaiknya dipilih bonggol bibit yang baik.
Penyulaman berguna untuk mengetahui jumlah tanaman yang sesungguhnya dan dapat memprediksi jumlah produksi tanaman akarwangi.
Penyiangan dilakukan setiap empat bulan sekali dalam satu kali musim tanam selama 12 bulan. Penyiangan dilakukan agar pertumbuhan tanaman
akarwangi tidak terhambat. Selain itu, penyiangan dilakukan untuk mencegah datangnya hama yang biasanya menjadikan gulma sebagai tempat persembunyian
dan sekaligus memutus daur hidup hama. Gulma yang tumbuh liar disekeliling tanaman akarwangi harus dibersihkan agar kemampuan kerja akar dalam
menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Pembumbunan
dilakukan karena tanaman akarwangi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air. Oleh karena itu, aerasi dan drainase harus diatur dengan baik. Tanah di
sekeliling rumpun dicangkul tipis dengan jarak ± 15 cm. Pemupukan tanaman akarwangi dalam satu kali musim tanam dilakukan
sebanyak dua kali. Pada umur tiga bulan, pada lahan seluas satu hektar pupuk
yang digunakan adalah 134 kg Za, 78 kg SP-36, dan 75 kg KCl. Pemupukan yang kedua dilakukan pada umur sembilan bulan dengan dosis 67 kg Za, 39 kg SP-36,
dan 37,5 KCl. Cara pemberian pupuk adalah dengan dimasukkan ke dalam lubang melingkar sedalam 10 cm dan ditutup tanah kembali.
Pemangkasan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan pembumbunan. Pemangkasan dilakukan setiap empat bulan sekali atau tiga kali
selama satu kali musim tanam. Pemangkasan berguna untuk mendapatkan akar yang rimbun dan panjang.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan agar hama sejenis ulat yang menyerang akar dapat mati. Selain itu, hama yang menyerang tanaman akarwangi
adalah cacing dan kuuk
1
. Namun, serangan hama ini jarang terjadi dan belum menunjukkan kerugian ekonomis yang berarti. Sebagai langkah preventif,
penggunaan furadan dapat mencegah dan membasmi hama yang timbul di lahan akarwangi. Umumnya penggunaan furadan dalam luasan satu hektar sebanyak dua
liter dan sesuai dengan keadaan lahan yang terjadi.
5. Panen dan pasca panen
Penentuan waktu panen bergantung pada musim dan penggunaan tanah. Panen yang terlalu dini dapat merusak kondisi tanaman dan kandungan
minyaknya masih sedikit. Panen yang terlalu lambat dapat meyebabkan penurunan kadar minyak yang mengakibatkan akar layu dan mengering. Panen
terbaik dan dilakukan oleh sebagian besar petani di Kabupaten Garut adalah berumur 12 bulan karena ketika itu kandungan minyak pada akar dalam keadaan
optimal.
1
Sejenis Serangga, merupakan istilah yang digunakan oleh pertain di Kabupaten Garut Bahasa lokal