Tabel 50. Biaya Variabel dan Biaya Tetap yang Diperlukan Pada Kegiatan Penyulingan Akarwangi Dalam Satu Penyulingan
Biaya Variabel Tahun
1 2 8
Tenaga Kerjasuling 83.245.292
83.973.120 83.245.292
Biaya Transportasitahun 942.450
950.690 942.450
Biaya Bahan Bakarsuling 375.906.888
379.193.505 375.906.888
Biaya Bahan BakuSuling 1.650.456.567
1.803.777.669 1.650.456.567
Total Biaya Variabel 2.110.551.198
2.267.894.985 2.110.551.198
Biaya tetap
Pajak Bumi dan Bangunan 90.385
90.385 90.385
Biaya Listriktahun 692.308
692.308 692.308
Total Biaya Tetap 782.692
782.692 782.692
Keterangan: Biaya variabel tahun ke-3 sd ke-7 sama dengan tahun ke-2 Total Biaya Variabel tahun 3-7 sama dengan Tahun ke-2
6.5.5.3. Kelayakan Finansial Penyulingan Akarwangi Pada Kondisi Tanpa Risiko
Analisis kelayakan penyulingan akarwangi pada kondisi tanpa risiko dapat dilihat dari empat kriteria kelayakan investasi yaitu NPV, IRR, Net BC, dan PP.
Bila NPV ≥ 0, IRR ≥ discount rate 8 persen, dan Net BC ≥ 1 menandakan
bahwa kegiatan penyulingan akarwangi tanpa risiko layak untuk dijalankan. NPV pada kondisi normal mencapai Rp.1.030.118.304. Artinya, kegiatan penyulingan
akarwangi selama umur proyek yaitu delapan tahun dengan menggunakan tingkat discount factor
8 persen memberikan keuntungan sebesar Rp.1.030.118.304. Jadi, NPV tersebut menunjukkan manfaat bersih yang diterima penyuling dari kegiatan
budidaya selama umur proyek delapan tahun dengan tingkat discount rate 8 persen.
Selain itu, dalam menentukan layak tidaknya suatu kegiatan usaha dapat dilihar dari IRR, Net BC, dan payback period. IRR pada kondisi normal
mencapai 99 atau IRR ≥ DF 8 persen. Artinya, tingkat pengembalian internal
kegiatan ini sebesar 99 persen. Net BC pada kondisi normal mencapai 4,98. Artinya bahwa setiap Rp.1 biaya yang dikeluarkan selama umur proyek delapan
tahun mampu menghasilkan penerimaan sebesar Rp.4,98. Sedangkan payback
period merupakan kriteria tambahan dalam analisis kelayakan. Semakin pendek
periode pengembalian investasi kegiatan penyulingan akarwangi maka kegiatan tersebut akan semakin baik. Dengan kata lain, payback periode merupakan jangka
waktu yang diperlukan untuk mengembalikan semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek. Payback periode pada kondisi normal
yaitu 3 tahun 6 bulan. 6.5.6. Analisis Finansial Penyulingan Akarwangi Pada Kondisi Risiko
6.5.6.1. Arus PenerimaanInflow
Pada kegiatan penyulingan akarwangi dengan memperhatikan risiko, penerimaan penyuling berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Penerimaan penyuling terbesar setiap tahunnya terjadi pada kondisi produksi dan harga output tertinggi sedangkan penerimaan petani terendah ketika berada pada
kondisi produksi dan harga output terendah. Pada tahun kedelapan terjadi penambahan penerimaan selain dari penjualan akarwangi yang berasal dari nilai
sisa komponen investasi yang masih bernilai. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 51.
Tabel 51. Total Penerimaan Penyuling Akarwangi Pada Berbagai Kondisi Dalam Satu Penyulingan
No Kondisi Total Inflow RpTahun ke-
1 2 8
1 Produksi Tertinggi
3.056.125.766 3.340.028.160 3.247.616.382 2 Produksi
Terendah 1.105.341.215 1.208.023.186 1.296.831.830
3 Harga Output Tertinggi
2.658.922.290 2.905.926.000
2.850.412.905 4
Harga Output Terendah 2.133.182.083
2.331.346.539 2.324.672.699
5 Produksi dan Harga Output
Tertinggi 3.056.189.670 3.340.098.000
3.247.680.285 6
Produksi dan Harga Output Terendah 1.105.255.768
1.207.929.801 1.296.746.383