c. Furadan
Dalam membudidayakan akarwangi, petani tidak hanya dihadapkan pada risiko produksi dan risiko harga output. Adanya kuuk hama dan cacing yang
menyerang tanaman akarwangi dapat menjadi risiko dalam pengusahaan akarwangi. Oleh karena itu, diperlukan pestisida yang dapat memberantas hama
tersebut. Pestisida yang digunakan adalah furadan. Dosis penggunaaan furadan sesuai dengan kondisi tanaman di lapangan. Petani biasanya menggunakan
furadan sebanyak dua liter pada lahan seluas satu hektar.
d. Tenaga Kerja
Penggunaan tenaga kerja pada kegiatan budidaya dilakukan oleh pria dan wanita. Satu HOK dalam kegiatan budidaya yaitu tujuh jam kerja yang dimulai
pukul 06.00-13.00. Kegiatan pengolahan tanah dan penanaman dilakukan oleh pria sedangkan pemeliharaan, panen, dan pasca panen dilakukan oleh pria dan
wanita. Penggunaan tenaga kerja pada kegiatan pengolahan tanah yaitu sebanyak 87 orang, penanaman 37 orang, pemeliharaan 87 orang, sedangkan panen dan
pasca panen sebanyak 121 orang sehingga tenaga kerja terbanyak dilakukan pada kegiatan panen dan pasca panen yaitu 37 persen. Hal ini dikarenakan kegiatan
tersebut membutuhkan lebih banyak orang dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Upah petani ketika melakukan pengolahan tanah dan penanaman yaitu
Rp.14.947 dan upah pemeliharaan sama yaitu sebesar Rp. 14.842HOK. Sedangkan upah panen dan pasca panen sebesar Rp. 24.482HOK.
e. Biaya Pengangkutan
Setelah pemanenan akarwangi, akar yang telah di panen diangkut ke pabrik penyulingan. Sebagian besar petani langsung menjualnya ke pabrik
penyulingan. Biaya pengangkutan akarwangi dari lahan menuju ke pabrik yaitu Rp. 200kg. Akarwangi yang memilik kualitas yang bagus untuk disuling yaitu
akarwangi yang kering. Sehingga pada proses pemanenan sebaiknya petani memanen akarwangi ketika musim kemarau karena harga jual akar yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan kualitas akarwangi basah yang dipanen pada musim hujan.
2. Biaya Tetap
Biaya tetap yang dikeluarkan pada budidaya akarwangi hanya biaya pajak bumi dan bangunan PBB per hektar per tahun sebesar Rp. 66.137. Sebagian
besar responden petani merupakan pemilik lahan sendiri, jadi sebagian besar petani tidak mengeluarkan biaya sewa lahan. Biaya variabel dan biaya tetap dapat
dilihat pada Tabel 41.
Tabel 41. Biaya Variabel dan Biaya Tetap yang Diperlukan Pada Kegiatan Budidaya Akarwangi per Hektar
Biaya Variabel Rp
Tahun 1 2 3
Bibit 1.882.715 2.716.368
2.716.368 Pupuk:
. Za 153.244
221.100 221.100
SP-36 92.175 132.990
132.990 KCl 90.969
131.250 131.250
Furadan 103.965 150.000
150.000 Tenaga Kerja:
Pengolahan Tanah 904.496
1.305.000 1.305.000
Penanaman 384.671 555.000
555.000 Pemeliharaan 904.496
1.305.000 1305000
Panen dan pasca panen 2.053.150
2.962.271 2.962.271
Biaya Transportasi 1.445.529
2.085.600 2.085.600
Total Biaya Variabel 8.015.410 11.564.579 11.564.579
Biaya Tetap
Pajak Bumi dan Bangunan 66.137
66.137 66.137
Total Biaya Tetap 66.137
66.137 66.137