Pengolahan tanah Penanaman Analisis Aspek Teknis Budidaya dan Penyulingan Akarwangi 1. Keadaan Geografis

yang digunakan adalah 134 kg Za, 78 kg SP-36, dan 75 kg KCl. Pemupukan yang kedua dilakukan pada umur sembilan bulan dengan dosis 67 kg Za, 39 kg SP-36, dan 37,5 KCl. Cara pemberian pupuk adalah dengan dimasukkan ke dalam lubang melingkar sedalam 10 cm dan ditutup tanah kembali. Pemangkasan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan pembumbunan. Pemangkasan dilakukan setiap empat bulan sekali atau tiga kali selama satu kali musim tanam. Pemangkasan berguna untuk mendapatkan akar yang rimbun dan panjang. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan agar hama sejenis ulat yang menyerang akar dapat mati. Selain itu, hama yang menyerang tanaman akarwangi adalah cacing dan kuuk 1 . Namun, serangan hama ini jarang terjadi dan belum menunjukkan kerugian ekonomis yang berarti. Sebagai langkah preventif, penggunaan furadan dapat mencegah dan membasmi hama yang timbul di lahan akarwangi. Umumnya penggunaan furadan dalam luasan satu hektar sebanyak dua liter dan sesuai dengan keadaan lahan yang terjadi.

5. Panen dan pasca panen

Penentuan waktu panen bergantung pada musim dan penggunaan tanah. Panen yang terlalu dini dapat merusak kondisi tanaman dan kandungan minyaknya masih sedikit. Panen yang terlalu lambat dapat meyebabkan penurunan kadar minyak yang mengakibatkan akar layu dan mengering. Panen terbaik dan dilakukan oleh sebagian besar petani di Kabupaten Garut adalah berumur 12 bulan karena ketika itu kandungan minyak pada akar dalam keadaan optimal. 1 Sejenis Serangga, merupakan istilah yang digunakan oleh pertain di Kabupaten Garut Bahasa lokal Pemanenan akarwangi dapat menggunakan cangkul. Tanah terlebih dahulu dicangkul di sekitar tanaman sampai tanaman mudah dicabut. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati agar akar tidak putus dan tertinggal di dalam tanah. Akar yang baru dipanen harus dibersihkan dari tanah yang masih melekat dan dipotong dibawah bonggolnya. Sedangkan daun akarwangi dapat dijadikan kompos dan bonggolnya dapat dijadikan bibit untuk penanaman masa berikutnya. Selain itu, akar yang telah dipanen dapat dijadikan kerajinan yang bernilai ekonomis tinggi. Namun, proporsi penggunaan akarwangi untuk penyulingan masih lebih besar bila dibandingkan dengan kerajinan. Hal ini dikarenakan, kegiatan penyulingan akarwangi masih diutamakan karena harga jual minyak akarwangi yang tinggi. Akar basah yang sudah bersih tersebut kemudian dikeringkan sekitar 7-10 hari dalam cuaca terang. Tujuan pengeringan ini adalah untuk menghilangkan kandungan air di dalam akar. Akarwangi yang kering sangat baik untuk penyulingan karena menghasilkan kualitas minyak yang bagus dan sebaliknya bila akarwangi basah akan menghasilkan kualitas minyak yang kurang baik. Setelah melakukan pengeringan, maka akarwangi disimpan dalam gudang penyimpanan. Para petani akarwangi yang bukan sekaligus penyuling biasanya menyimpan akar kering dalam keranjang berat 100 Kg. Setelah itu, petani menjualnya ke penyuling. Tabel 31 merupakan output dan input budidaya akarwangi. Tabel 31. Input dan Output Budidaya Akarwangi Input-Output Fisik Input Bibit bonggol Pupuk Za, SP-36, KCl Furadan Tenaga Kerja Transportasi Output Akarwangi