Pemeliharaan Analisis Aspek Teknis Budidaya dan Penyulingan Akarwangi 1. Keadaan Geografis
Pemanenan akarwangi dapat menggunakan cangkul. Tanah terlebih dahulu dicangkul di sekitar tanaman sampai tanaman mudah dicabut. Pencabutan harus
dilakukan dengan hati-hati agar akar tidak putus dan tertinggal di dalam tanah. Akar yang baru dipanen harus dibersihkan dari tanah yang masih melekat dan
dipotong dibawah bonggolnya. Sedangkan daun akarwangi dapat dijadikan kompos dan bonggolnya dapat dijadikan bibit untuk penanaman masa berikutnya.
Selain itu, akar yang telah dipanen dapat dijadikan kerajinan yang bernilai ekonomis tinggi. Namun, proporsi penggunaan akarwangi untuk penyulingan
masih lebih besar bila dibandingkan dengan kerajinan. Hal ini dikarenakan, kegiatan penyulingan akarwangi masih diutamakan karena harga jual minyak
akarwangi yang tinggi. Akar basah yang sudah bersih tersebut kemudian dikeringkan sekitar 7-10
hari dalam cuaca terang. Tujuan pengeringan ini adalah untuk menghilangkan kandungan air di dalam akar. Akarwangi yang kering sangat baik untuk
penyulingan karena menghasilkan kualitas minyak yang bagus dan sebaliknya bila akarwangi basah akan menghasilkan kualitas minyak yang kurang baik. Setelah
melakukan pengeringan, maka akarwangi disimpan dalam gudang penyimpanan. Para petani akarwangi yang bukan sekaligus penyuling biasanya menyimpan akar
kering dalam keranjang berat 100 Kg. Setelah itu, petani menjualnya ke penyuling. Tabel 31 merupakan output dan input budidaya akarwangi.
Tabel 31. Input dan Output Budidaya Akarwangi
Input-Output Fisik
Input Bibit bonggol
Pupuk Za, SP-36, KCl Furadan
Tenaga Kerja Transportasi
Output Akarwangi