6.1.7. Produk akarwangi
Penggunaan akarwangi yang utama adalah sebagai bahan baku penyulingan. Hasil penyulingan tersebut akan berupa minyak akarwangi. Di
Kabupaten Garut dan umumnya di Indonesia produk olahan minyak akarwangi belum dapat diproduksi. Hal ini dikarenakan teknologi dan modal yang diperlukan
cukup besar. Sehingga minyak akarwangi hasil penyulingan sebagian besar di ekspor ke luar negeri. Minyak akarwangi digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan parfum, bahan kosmetika, dan sebagai bahan pewangi sabun.
6.2. Analisis Aspek Pasar
Analisis pasar sangat penting untuk meyakinkan bahwa ada suatu permintaan yang efektif pada suatu harga yang menguntungkan Gittinger, 1986.
Aspek pasar yang dianalisis meliputi permintaan, penawaran, harga, dan pemasaran.
6.2.1. Permintaan
Pemakaian kosmetika dan obat-obatan telah meluas di seluruh dunia sehingga penggunaannya sudah merupakan kebutuhan sehari-hari. Salah satu
olahan tanaman akarwangi yaitu minyak wangi, kosmetika, obat-obatan, dan aroma terapi. Konsumen minyak akarwangi Kabupaten Garut adalah para
pengusaha dari kawasan Asia, Eropa, dan Amerika khususnya negara-negara seperti India, Jepang, Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat. Dengan
berkembangnya berbagai industri di dalam dan luar negeri, maka kebutuhan akarwangi dan produk olahannya semakin meningkat.
Kebutuhan minyak akarwangi dalam negeri cukup besar karena kebutuhan industri juga makin pesat dan berkembang seperti pemanfaatan minyak akarwangi
untuk aroma terapi. Minyak akarwangi tergolong minyak atsiri yang sudah berkembang Ditjenbun, 2004. Maka, permintaan akarwangi terus meningkat
seiring dengan pengembangannya yang diarahkan pada peningkatan mutu dengan menggunakan bibit unggul dan cara pengolahan yang tepat.
6.2.2. Penawaran
Penawaran terhadap akarwangi dapat dilihat dari perkembangan produksi ton selama kurun waktu lima tahun yaitu tahun 2004-2006. Produksi tahun
2004 mencapai 32 ton dalam satu hektar yang merupakan produksi terbesar selama kurun waktu 5 tahun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 33.
Tabel 33. Perkembangan Produksi Akarwangi Provinsi Jawa Barat Ton, Tahun 2002-2006
Tahun Produksi Ton
Persentase persen
2002 14 -
2003 22 57,1
2004 32 45,5
2005 29 -9,4
2006 30 3,4
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, 2006
Selain itu, perkembangan penawaran akar wangi dapat dilihat dari
perkembangan luas lahan tanaman akarwangi di Jawa Barat selama lima tahun terakhir. Perkembangan luas lahan yang paling besar terjadi dari tahun 2002 ke
tahun 2003 yaitu sebesar 52,9 persen. Tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami perkembangan luas lahan sebesar 0,49 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa
masih adanya permintaan akarwangi baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun
ekspor. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34.Perkembangan Luas Lahan Tanaman Akarwangi ha di Jawa Barat, Tahun 2002-2006
Tahun Luas Lahan Ha
Persentase
2002 1253 -
2003 1917 52,9
2004 2250 17,3
2005 2035 -9,5
2006 2045 0,49
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, 2006
6.2.3. Harga
Berdasarkan data primer yang diperoleh yang akarwangi terendah mencapai Rp. 511kg. Sedangkan harga normal akarwangi sebesar Rp.1.808kg.
Harga akarwangi tertinggi mencapai Rp.2.821kg. Data harga tersebut diperoleh berdasarkan pengalaman yang diperoleh petani selama mengusahakan akarwangi.
Harga minyak akarwangi terendah di Kabupaten Garut mencapai Rp.466.923kg sedangkan harga normal minyak akarwangi mencapai
Rp.511.692kg. Harga tertinggi akarwangi mencapai Rp.582.000kg. Harga tersebut diperoleh berdasarkan pengalaman yang pernah dialami penyuling selama
mengusahakan akarwangi.
6.2.4. Pemasaran
Akarwangi merupakan tanaman perkebunan yang membutuhkan pengolahan lanjutan. Hal ini dikarenakan, produk olahan akarwangi yang berupa
minyak akarwangi dipasarkan baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu, diperlukan lembaga pemasaran yang akan memasarkan
akarwangi dan produk olahannya. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA
Kabupaten Garut dalam Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Pertanian RIPP tahun 2005, lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran