Risiko Penyulingan GAMBARAN UMUM

5.4.2. Risiko Harga Output

Risiko harga output diindikasikan dengan adanya fluktuasi harga output yang diterima penyuling sampel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 30. Fluktuasi harga minyak akarwangi mengindikasikan adanya harga tertinggi, harga terendah, dan harga normal yang pernah diterima penyuling akarwangi sampel selama mengusahakan dan menjual minyak akarwangi. Tabel 30. Produksi dan Peluang Harga Output Penyulingan Minyak Akarwangi Pada Setiap Kondisi Kondisi Peluang Harga Rp Tertinggi 0,11 582.000 Normal 0,72 511.692 Terendah 0,17 466.923 Faktor penyebab munculnya risiko harga output pada kondisi harga output tertnggi yaitu mekanisme pasar yang lebih panjang serta tingginya tingkat permintaan namun rendahnya ketersediaan minyak akarwangi. Risiko harga outpuit terjadi akibat adanya fluktuasi harga output yang diterima penyuling. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Mekanisme Pasar yang lebih panjang

Harga minyak akarwangi ditentukan oleh mekanisme pasar yang terjadi dalam kegiatan penyulingan akarwangi. Berdasarkan analisis yang dilakukan, bahwa harga minyak akarwangi yang dijual oleh petani langsung ke pedagang pengumpul relatif lebih murah yakni dengan harga Rp. 511.692kg, sedangkan jika penyuling langsung menjual ke pedagang besar eksportir harga yang diterima relatif lebih mahal yakni pada kisaran Rp. 541.692kg, tapi ketika penyuling menjual akarwanginya langsung ke eksportir, penyuling tersebut akan mengeluarkan biaya transportasi tambahan, karena sebagian besar eksportir ada di luar Kota Garut, yakni Jakarta dan Medan. b. Tingginya tingkat permintaan namun ketersediaan minyak akarwangi rendah Produk akarwangi yakni minyak akarwangi merupakan produk ekspor yang sebagian besar hasil produksinya ditujukan untuk kegiatan ekspor. Sebagian besar minyak akarwangi yang dihasilkan penyuling dijual ke pengumpul tingkat kabupaten. Permintaan minyak akarwangi dari pengumpul tingkat kabupaten biasanya disesuaikan dengan permintaan eksportir. Sehingga bila permintaan minyak akarwangi meningkat namun ketersediaan minyak akarwangi di tingkat penyuling sedikit maka akan meningkatkan harga jual minyak akarwangi. Bila permintaan minyak akarwangi meningkat namun ketersediaan minyak akarwangi di tingkat penyuling rendah maka akan meningkatkan harga jual minyak akarwangi. Faktor penyebab munculnya risiko harga output pada kondisi harga output terendah yaitu mekanisme pasar yang lebih pendek serta rendahnya tingkat permintaan namun tingginya ketersediaan minyak akarwangi. Risiko harga output terjadi akibat adanya fluktuasi harga output yang ditrima penyuling. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Mekanisme Pasar yang lebih pendek

Perbedaan nilai jual antara para pedagang pengumpul dan eksportir yang juga ditentukan oleh panjang tidaknya rantai pemasaran, ternyata juga memberikan pengaruh pada pembentukan risiko yang diterima atau ditanggung oleh penyuling. Namun sebagian besar penyuling, juga tidak mau mengambil risiko yang lebih besar untuk menanggung biaya transportasi, mereka lebih banyak menjual hasil minyak akarwanginya kepada pedagang pengumpul, hal ini dapat dimaklumi karena sistem ini telah berjalan bertahun-tahun atas dasar saling percaya dalam penentuan harga oleh pedagang pengumpul. b. Rendahnya tingkat permintaan namun ketersediaan minyak akarwangi tinggi Bila permintaan minyak akarwangi rendah namun ketersediaan minyak akarwangi di tingkat penyuling tinggi maka akan menurunkan harga jual minyak akarwangi. Hal ini menyebabkan rendahnya pendapatan yang diterima penyuling.