Teknik Pengambilan Responden METODOLOGI PENELITIAN

Selain itu, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua petani adalah petani budidaya. Dari pengambilan sampel yang dilakukan secara acak ternyata terdapat petani yang selain petani budidaya juga sebagai penyuling. Hal ini dimungkinkan, karena beberapa petani yang memiliki modal yang besar dan memiliki akses pasar terhadap produk minyak akarwangi, berusaha untuk mengelola sendiri atau menghasilkan sendiri minyak akarwangi dan selanjutnya dijual kepada para pedagang pengumpul ataupun eksportir. Selain terdapat petani murni dan petani yang merangkap sebagai penyuling, terdapat tiga orang responden penyuling murni. Hal ini disebabkan data responden yang digunakan adalah data yang diperoleh dari musim tanam 20062007. Pengambilan data turun lapang yang dilakukan pada Bulan Maret 2008, menyebutkan ketiga responden tersebut sebagai penyuling murni, walaupun pada musim tanam tahun 20062007 mereka bertindak sebagai petani dan penyuling, karena beberapa faktor seperti alasan keterbatasan waktu untuk merawat tanaman akarwangi, maka sejak musim tanam 20072008 responden tersebut memilih untuk menjadi penyuling murni. Faktor kuat lain yang menyebabkan adalah tingkat keuntungan yang diperoleh ketika melakukan kegiatan penyulingan yang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan kegiatan budidaya akarwangi saja. Jumlah dan persentase responden petani dan penyuling akarwangi dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah dan Persentase Responden PetaniPenyuling Akarwangi Responden Jumlah Orang Persentase persen Petani akarwangi 28 68,3 Penyuling akarwangi 3 7,3 Petani dan Penyuling akarwangi 10 24,4 Total 41 100

4.4. Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang telah terkumpul diolah dengan bantuan komputer program Excel Windows XP dan kalkulator. Setelah itu dikelompokkan dan disajikan dalam bentuk tabel tabulasi kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mempermudah proses analisis data. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran usaha dari tiap-tiap aspek dalam studi kelayakan usaha. Aspek-aspek tersebut antara lain: aspek teknis, pasar, serta aspek sosial.dan lingkungan. Analisis secara kuantitatif dilakukan terhadap aspek finansial dan menganalisis dampak adanya risiko terhadap perubahan harga output dan volume produksi. Aspek finansial yang dianalisis adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Ne0t Benefit-Cost Ratio Net BC, dan Payback Period Husnan dan Muhamad, 2000. 4.4.1. Analisis Aspek Teknis Aspek teknis ini mencakup lokasi proyek dimana suatu proyek akan didirikan baik untuk pertimbangan pabrik maupun bukan pabrik, seberapa besar skala operasi yang ditetapkan untuk mencapai skala ekonomis, kriteria pemilihan mesin dan peralatan utama serta alat pembantu mesin, bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik dipilih, dan ketepatan penggunaan teknologi.

4.4.2. Analisis Aspek Pasar

Pada aspek ini terdapat beberapa hal yang perlu dikaji. Pertama, permintaan baik secara total maupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, dan proyeksi permintaan. Kedua, penawaran baik berasal dari dalam negeri maupun impor, bagaimana perkembangannya pada masa lalu dan perkiraan masa yang akan datang. Ketiga, harga meliputi perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri, apakah terdapat kecenderungan perubahan harga. Keempat, program pemasaran mencakup strategi pemasaran, identifikasi siklus produk, dan bauran produk. Kelima, perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan dan market share yang dikuasai perusahaan

4.4.3. Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan

Aspek sosial merupakan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat tetapi sulit dikuantifikasikan yang bisa disepakati secara bersama. Tetapi manfaat dan pengorbanan tersebut dirasakan ada. Misalnya, pengaruh adanya kemitraan petani akarwangi terhadap pengembangan usaha. Selain itu, analisis ini melihat pengaruh suatu usaha terhadap kelestarian lingkungan sekitar.

4.4.4. Analisis Aspek Finansial

Kriteria penilaian investasi untuk menganalisa aspek finansial antara lain: Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit-Cost Ratio Net BC, dan Payback Period. Setiap kriteria menggunakan Present Value yang telah di discount dari arus-arus benefit dan biaya selama umur proyek.

1. Net Present Value NPV

Menurut Kadariah et al 1999, NPV merupakan selisih antara Present Value dan Benefit dan Present Value dari biaya. Dalam evaluasi suatu proyek tertentu, nilai NPV ≥ 0 menandakan bahwa proyek tersebut layak untuk dijalankan. Jika NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan tepat sebesar Social Opportunity Cost of Capital. Jika NPV 0, proyek tersebut tidak layak untuk dijalankan. Penentuan nilai NPV dapat dituliskan sebagai berikut: NPV = ∑ = n t 1 t t t i C B 1 + − dimana: Bt = Benefit bruto proyek pada tahun t Ct = Biaya bruto proyek pada tahun t i = Tingkat suku bunga n = Umur ekonomis proyek t = Tahun ke-t

2. Internal Rate of Return IRR

Menurut Kadariah et al 1999, IRR merupakan tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek. Setiap benefit bersih yang diwujudkan secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan suku bunga yang sama yang diberi bunga selama sisa umur proyek. Jika ternyata IRR dari suatu proyek sama dengan nilai i yang berlaku sebagai social discount rate, maka NPV dari proyek itu adalah sebesar 0. Jika IRR social discount rate, berarti NPV 0. Oleh karena itu, suatu nilai IRR yang lebih besar daripada sama dengan social discount rate menunjukan suatu proyek layak dijalankan, sedangkan IRR kurang dari social discount rate-nya memberikan tanda tidak layak untuk dijalankan. Penentuan nilai IRR sebagai berikut: 1 1 2 2 1 1 1 i i NPV NPV NPV i IRR i Ct Bt NPV i n t − − + = = + − = ∑ =