Penanganan Limbah Padat Proses Pengolahan Kopi

Limbah pulp kopi dari proses pengolahan basah apabila tidak ditangani akan menimbulkan bau yang tidak menyenangkan dan menarik bagi lalat dan serangga. Komposisi pulp kopi terutama mengandung karbohidrat, protein, serat, lemak, kafein, polifenol, dan pektin Gathua et al. 1991. Apabila limbah organik ini dibuang ke sungai, proses dekomposisinya akan menyebabkan pencemaran terhadap ekosistem akuatik air sungai tidak lagi dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Menurut Sanchez et al. 1999, pulp kopi umumnya dibuang tanpa ada perlakuan dan ditinggalkan begitu saja dengan harapan proses degradasi terjadi secara alami tanpa adanya pengontrolan terhadap bau dan beban nutrien yang menjadi lindi leachates. Proses degradasi alami terjadi selama 6 hingga 8 bulan hingga bahan organik yang ada stabil dan meninggalkan residu nitrogen tidak lebih dari 2 berat kering. Pengomposan merupakan salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk menangani kulit buah kopi, karena tidak membutuhkan investasi yang besar dan mampu menghasilkan pupuk berbahan organik tinggi. Pulp kopi dapat dimanfaatkan menjadi kompos. Penggunaan kompos sebagai bahan pembenah tanah dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah untuk mempertahankan dan menambah kesuburan tanah pertanian. Karakteristik umum yang dimiliki kompos adalah: 1 mengandung unsur hara dalam jenis dan jumlah bervariasi tergantung bahan asal; 2 menyediakan unsur hara secara lambat slow release dan dalam jumlah terbatas, 3 mempunyai fungsi utama memperbaiki kualitas kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. Pulp kopi menghasilkan kompos bermutu lebih baik dibandingkan kulit kopi karena kandungan haranya yang lebih tinggi Baon et al. 2005. Bahan organik tidak dapat digunakan secara langsung oleh tanaman karena perbandingan kandungan CN dalam bahan tersebut tidak sesuai dengan CN tanah. Rasio CN merupakan perbandingan antara karbohidrat C dan nitrogen N. Rasio CN tanah berkisar antara 10 – 12. Apabila bahan organik mempunyai rasio CN mendekati atau sama dengan rasio CN tanah, maka bahan tersebut dapat digunakan tanaman. Prinsip pengomposan adalah menurunkan rasio CN bahan organik sama dengan CN tanah 20. Semakin tinggi rasio CN bahan organik maka proses pengomposan atau perombakan bahan semakin lama. Proses perombakan bahan organik terjadi secara biofisiko-kimia, melibatkan aktifitas biologi mikroba dan mesofauna. Secara alami proses peruraian tersebut bisa dalam keadaan aerob maupun anaerob. Proses penguraian aerobik dan anaerobik secara garis besar sebagai berikut: Mikroba aerob Bahan organik + O 2 H 2 O + CO 2 + hara + humus + energi N, P, K Mikroba anaerob Bahan organik CH 4 + hara + humus N, P, K Komponen N, P, dan K dibutuhkan untuk aktivitas metabolisme sel mikroorganisme pengurai. Menurut Pujiyanto 2007, berdasarkan nilai KTK Kapasitas Tukar Kation, kulit buah kopi dapat dimanfaatkan sebagai ameliorant tanah alami untuk meningkatkan nilai KTK tanah. Peningkatan nilai KTK tanah berarti peningkatan kapasitas retensi kation hara hara tidak tercuci oleh air hujan. Amelioran kulit buah kopi dapat meningkatkan pertumbuhan pertumbuhan bibit kopi. Amelioran kulit buah kopi dengan pupuk buatan bekerja sinergis dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hal ini berarti meningkatkan efektifitas aplikasi pupuk anorganik. Kulit buah kopi sebagai limbah padat berpotensi untuk dikonversi menjadi pakan ternak, pupuk, ekstraksi nitrogen dan produksi biogas. Calvert 1999, pulp kopi yang masih mengandung kafein dan tannin yang bersifat toksik dinilai masih membahayakan untuk dijadikan pakan ternak. Tetapi dengan perlakuan tertentu melalui proses fermentasi terlebih dahulu komponen caffeine dan tannin dapat didegradasi oleh bakteri selama 4 - 6 bulan menjadi pakan ternak yang layak dan bernilai. Menurut Londra dan Andri 2009, limbah kopi terfermentasi dapat dimanfaatkan sebagai pakan penguat dan memacu produktifitas ternak serta mensubstitusi kebutuhan dedak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pakan penguat sebanyak 200 gekorhari dan enzim philazim sebanyak 2,5 gramekorhari meningkatkan produksi susu kambing PE peranakan etawah hingga mencapai 800 – 1200 gramekorhari. Peningkatan pertumbuhan kambing ini disebabkan kandungan protein dan energi yang lebih tinggi dari limbah kopi dibanding pakan hijauan. Menurut Braham dan Bressani 1979, pulp kopi yang dihasilkan dalam jumlah besar juga dapat dimanfaatkan sebagai media jamur. Melalui pencampuran antara pulp dan kulit tanduk, dapat mempercepat pertumbuhan jamur Shiitake, Linchi, Ganoderma, dan jamur lainnya. Kulit tanduk kopi yang kaya akan lignoselulosa dan dapat dijadikan bahan bakar untuk menghasilkan gas. Bekalo dan Reinhardt 2010, menyatakan potensi lain dari pemanfaatan produk samping hasil pertanian seperti hull dan husk kopi adalah sebagai bahan baku pembuatan papan partikel yang ramah lingkungan. Kandungan selulosa dan hemiselulosa bahan yang hampir serupa dengan kayu menyebabkan husk dan hull kopi dapat digunakan untuk menggantikan 50 penggunaan kayu dalam pembuatan papan partikel. Yusianto et al. 1999, telah melakukan percobaan pembuatan papan partikel dengan menggunakan kulit kopi yang berasal dari pengolahan kering husk dan kulit tanduk hull dari pengolahan basah menggunakan bahan perekat ultra formaldehida UF cair, pengeras NH 4 CL, NH 4 OH, parafin, asam oleat, trietanol amin, dan air. Papan partikel dari kulit tanduk pengolahan basah terlihat cerah dengan warna kehitaman menyebar, tidak mudah ditumbuhi kapang karena tidak mengandung gula akibat proses pulping dan pencucian. Sementara papan partikel dari kulit kopi hasil pengolahan kering masih mengandung gula dan senyawa lainnya sangat disukai mikroorganisme dan mudah ditumbuhi kapang.

2.10 Teknik Interpretative Structure Modelling ISM

Kopi telah memberikan manfaat tersendiri bagi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia karena mampu memberi penghidupan pada sekitar 5 juta jiwa. Jumlah tersebut hanya dari lingkungan perkebunan, belum termasuk industri kopi yang melibatkan cukup banyak tenaga kerja Hakim 2003. Meskipun usaha tani kopi rakyat memegang peranan penting dalam perkopian di Indonesia, tetapi kondisi pengelolaan usaha tani kopi rakyat masih relatif kurang baik dibandingkan perkebunan besar negara. Proses transformasi dan konversi input menjadi output pada pengolahan kopi, peningkatan nilai tambah agroindustri kopi dan keterkaitannya dengan aspek sosial masyarakat serta lingkungan merupakan komponen sistem yang kompleks, saling terkait dan berpengaruh dalam keberlanjutan agroindustri kopi rakyat. Pendekatan sistem merupakan salah satu cara untuk mempelajari perilaku sistem agroindustri kopi rakyat yang dapat digunakan sebagai dasar perbaikan kinerja sistem tersebut. Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis. Pendekatan sistem merupakan cara pandang yang bersifat menyeluruh holistik yang memfokuskan pada integrasi dan keterkaitan antar komponen Hartrisari 2007; Marimin 2004. Dengan kata lain, sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian- bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pengertian secara sistematis dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17 Pengertian sistem Salah satu teknik pendekatan sistem yang dapat dikembangkan untuk melakukan perencanaan kebijakan pengembangan agroindustri kopi rakyat adalah melalui model struktur. Menurut Lendaris 1980, model struktur adalah suatu proses yang mencakup partisipasi lebih dari satu orang. Model ini diaplikasikan dalam banyak kasus dimana partisipan bekerja bersama terhadap suatu permasalahan dan permasalahan tersebut didefinisikan dalam suatu sistem elemen, interkoneksi, dll. Proses dimulai dengan sistem yang terkait dengan data, ide, ketrampilan dan atau pengetahuan yang berasal dari berbagai partisipan dan diakhiri dengan pencapaian pemahaman terhadap sistem oleh partisipan, baik secara individu maupun secara kelompok. Secara definitif, Warfield 1973 diacu dalam Lendaris 1980, menyatakan bahwa model struktur adalah metodologi sistem yang menggunakan grafik dan kata-kata dalam pola terdefinisi untuk