90
Pengamatan dan pengambilan data penelitian meliputi volume buah kopi, air dan bahan bakar sebagai masukan proses serta volume biji kopi, limbah padat
dan limbah cair sebagai keluaran yang dihasilkan untuk setiap tahapan proses. Pengambilan data primer dibutuhkan untuk membuat neraca massa dan kajian
emisi mesin pengolahan. Penelitian dilakukan secara ulangan selama 2 periode masa panen dan analisis contoh secara triplicate. Keluaran proses berupa limbah
cair, limbah padat dan emisi bahan bakar dianalisis untuk mengetahui besarnya konsentrasi pencemaran proses pengolahan kopi.
Pengambilan sampel biji kopi untuk mengetahui pengaruh perlakuan minimisasi air terhadap mutu fisik dan cita rasa biji kopi. Analisis mutu fisik biji
kopi berdasarkan SNI 01-2907-2008. Perlakuan terbaik adalah yang mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu fisik sedang minimum 4B dengan cita rasa
yang disukai panelis. Analisis cita rasa cup test dilakukan melalui uji organoleptik oleh panelis ahli dan terlatih dari Puslitkoka.
4.3.3. Penanganan Limbah Proses Pengolahan Kopi Rakyat Berbasis
Produksi Bersih
Parameter analisis limbah cair meliputi pH, BOD biochemical oxygen demand, COD chemical oxygen demand, TSS total suspended solid, TDS
total dissolved solid, fosfat, nitrat, total karbon, total nitrogen dan total VSS volatile suspended solid. Parameter analisis limbah padat meliputi komposisi
minyak dan lemak, serat kasar, total karbon organik dan total abu. Penanganan limbah cair proses pengolahan kopi dilakukan dengan
menerapkan pengolahan anaerobik, koagulasi-flokulasi dan adsorpsi-filtrasi. Simulasi biodegradabilitas limbah cair menggunakan larutan kopi instan
merupakan penelitian pendukung karakterisasi limbah cair pengolahan kopi berdasarkan konsentrasi COD limbah cair pada perlakuan air proses. Proses
anaerobik untuk pengolahan limbah cair pengolahan kopi dipilih karena kemampuannya menghasilkan biogas. Analisis komposisi biogas dari uji
biodegradabilitas dan proses anaerobik dilakukan untuk mengetahui efektivitas proses anaerobik dalam menurunkan konsentrasi pencemaran.
Proses koagulasi-flokulasi dilakukan pada limbah cair proses pengolahan kopi dan air limbah efluen hasil pengolahan anaerobik. Koagulan yang
91
digunakan adalah aluminium sulfat Al
2
SO
4 3
atau yang dikenal dengan alum, ferri klorida FeCl
3
dan polyaluminium chloride PAC. Ketiga koagulan tersebut umum digunakan dalam proses penjernihan air dan limbah cair.
Penentuan pH dan dosis optimum dilakukan berdasarkan penelitian pendahuluan dan literatur terkait. Penelitian terutama dilakukan menggunakan jar test untuk
mengetahui dosis dan pH optimum serta efektivitas proses koagulasi untuk menurunkan konsentrasi pencemaran.
Proses filtrasi hanya dapat dilakukan untuk air limbah yang memiliki konsentrasi pencemaran rendah. Oleh karena itu sampel air limbah proses filtrasi
berasal dari air limbah proses pengolahan kopi rakyat di KUPK Sidomulyo dan efluen hasil pengolahan anaerobik. Parameter pengamatan proses koagulasi
flokulasi dan filtrasi adalah pH, COD dan warna. Penanganan limbah padat proses pengolahan kopi telah banyak dilakukan
dengan berbagai aplikasi produk bernilai ekonomis. Oleh karena itu pemilihan penanganan limbah padat dilakukan berdasarkan studi literatur dan analisis secara
kualitatif berdasarkan kesesuaian kondisi sosial masyarakat di Sidomulyo. Berdasarkan karakteristik limbah cair, air limbah keluaran efluen proses
pengolahan dan karakteristik limbah padat, maka dapat ditentukan secara kualitatif rangkaian penanganan limbah proses pengolahan kopi yang memiliki
nilai tambah. Integrasi desain penanganan limbah dan proses pengolahan kopi yang menerapkan modifikasi olah basah merupakan desain sistem pengolahan
kopi rakyat yang ramah lingkungan dan memiliki nilai tambah.
4.3.4. Analisis Lingkungan, Sosial dan Ekonomi Proses Pengolahan Kopi
Berbasis Produksi Bersih
Data yang digunakan untuk melakukan analisis lingkungan, sosial dan ekonomi proses pengolahan kopi dengan modifikasi olah basah berasal dari data
primer dan sekunder. Analisis lingkungan dilakukan secara kualitatif berdasarkan penilaian terhadap dampak negatif dan positif yang timbul terhadap lingkungan
dari penerapan proses pengolahan kopi dengan modifikasi teknologi olah basah berbasis produksi bersih. Penilaian dampak lingkungan akibat limbah cair
pengolahan kopi didasarkan pada baku mutu sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi