Minimisasi Air Proses Pencucian Washing
d.1. Minimisasi Air Pencucian Tahap 1.
Proses pengaliran air pada mesin pencuci tipe kontinyu menggunakan 2 aliran air dari atas bersamaan dengan pemasukan biji kopi HS dan aliran dari lubang bawah yang membantu sirip pencuci. Sebagaimana proses pengupasan, minimisasi air proses juga dilakukan pada tahap pencucian dengan kisaran air pencucian tahap 1 antara 1,093 – 2,561 m 3 ton buah kopi. Volume air rata-rata perlakuan minimisasi proses pencucian C adalah sebagai berikut; a. 1,093 m 3 – 1,131 m 3 ton buah kopi 81 perlakuan C3 debit air 0,1491 ldet b. 1,542 m 3 – 1,806 m 3 ton buah kopi 70 perlakuan C2 debit air 0,2344 ldet c. 2,256 m 3 – 2,561 m 3 ton buah kopi 57 perlakuan C1 debit air 0,3042 ldet. Berdasarkan minimisasi air pencucian tahap 1 ini dilakukan analisis neraca massa dan analisis varian untuk mengetahui volume dan pengaruh perlakuan terhadap limbah dan biji kopi HS yang dihasilkan. Pencucian Biji kopi HS Air 1,09 – 2,56 m 3 ton Limbah cair + lendir 1,34 – 2,57 m 3 ton Pulp 0,01 – 0,03 ton Biji Kopi HS 0,47 – 0,51 ton Kadar air 50 – 60 Kadar air 64 – 72 Gambar 41 Neraca massa proses pencucian Kadar air biji kopi HS setelah proses pencucian sebesar 50 – 60. Hal ini diperkirakan karena biji kopi telah bersih dari lendir yang terdegradasi selama fermentasi. Lendir yang semula menempel pada permukaan biji kopi HS dialirkan bersama-sama limbah cair dan pulp yang masih terikut sejak proses pengupasan. Pulp yang dihasilkan pada tahap ini sangat sedikit 1,92. Limbah cair yang dihasilkan dari proses pencucian cenderung lebih kental dibandingkan limbah cair proses pengupasan karena kandungan lendir dalam jumlah dominan. Biji kopi HS pada tahap pencucian telah berkurang hingga rata-rata 50 dari total buah kopi yang digunakan. Berdasarkan hasil analisis varian dan uji lanjut Duncan, perlakuan minimisasi air proses pencucian menunjukkan perbedaan signifikan pada volume limbah cair yang dihasilkan. Volume limbah cair yang dihasilkan akan menurun seiring minimisasi air proses. Tahap pencucian merupakan salah satu titik terjadinya pencemaran karena adanya limbah cair bercampur lendir mucilage dan pulp sisa kulit kopi yang dihasilkan. Meskipun volume limbah cair menurun seiring perlakuan minimisasi air, tetapi diperkirakan terjadi peningkatan konsentrasi polutan. Perlakuan minimisasi air menunjukkan bahwa volume limbah cair tidak berbeda secara signifikan antara perlakuan C2 dan C3. Meskipun demikian penentuan kelayakan minimisasi air akan ditentukan oleh mutu biji kopi. Interaksi perlakuan pengupasan dan pencucian akan menentukan mutu biji kopi akhir. Tabel 14 . Hasil uji lanjut Duncan proses pencucian Perlakuan penurunan Pencucian Limbah cair kg Pulp kg Biji HS kg K1C157 134,05 b 0,6 a 23,50 a K2C157 132,78 b 1,23 a 24,25 a K3C157 133,125 b 0,925 a 24,00 a K1C270 107,70 a 1,05 a 25,50 a K2C270 104,125 a 0,875 a 25,50 a K3C270 114,975 ab 1,225 a 23,50 a K1C381 80,5 a 1 a 26,25 a K2C381 91,725 a 0,975 a 25,50 a K3C381 87,775 a 0,775 a 25,50 ad.2. Minimisasi Air Pencucian Tahap 2
Perlakuan minimisasi air tahap 2 dilakukan setelah diketahui hasil mutu fisik biji kopi dari perlakuan tahap 1. Tujuan minimisasi air pencucian tahap 2 adalah untuk mengetahui pengaruh minimisasi air lanjutan terhadap mutu fisik dan cita rasa biji kopi. Pada perlakuan pencucian, volume air proses pengupasan buah kopi diupayakan konstan antara 0,731 – 0,784 m 3 ton K2=74 dengan volume air pencucian rata-rata sebagai berikut; a. 4,809 – 5,933 m 3 ton buah kopi untuk perlakuan C4 0. b. 3,678 – 3,853 m 3 ton buah kopi untuk perlakuan C5 35.Parts
» Pertanian Kopi TINJAUAN PUSTAKA
» Pengembangan Kopi Rakyat Berbasis Agroindustri
» Konsep Pembangunan Berkelanjutan pada Agroindustri Kopi Rakyat
» Proses Pengolahan Kering Proses Pengolahan Kopi
» Proses Pengolahan Basah Proses Pengolahan Kopi
» Sortasi Buah TINJAUAN PUSTAKA
» Pengupasan Buah Kopi Pulping
» Pencucian Washing. TINJAUAN PUSTAKA
» Pengupasan Kulit Tanduk Hulling
» Pendekatan Konsep Produksi Bersih
» Strategi Penanganan Limbah TINJAUAN PUSTAKA
» Penanganan Fisika-Kimia Penanganan Limbah Cair
» Hidrolisis, merupakan tahapan penting awal dalam metabolisme anaerobik.
» Penanganan Limbah Padat Proses Pengolahan Kopi
» Teknik Interpretative Structure Modelling ISM
» Posisi Strategis dan Kebaruan Penelitian
» Letak Geografis dan Keadaan Wilayah
» Keadaan dan Potensi Perkebunan
» Gambaran Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Kopi Robusta
» Profil Umum Kelompok Tani Sidomulyo I
» Bahan dan Alat METODE PENELITIAN
» Keberlanjutan Agroindustri Kopi Rakyat
» Desain Proses Pengolahan Kopi dengan Modifikasi Teknologi Olah
» Penanganan Limbah Proses Pengolahan Kopi Rakyat Berbasis
» Analisis Lingkungan, Sosial dan Ekonomi Proses Pengolahan Kopi
» Strukturisasi Pengembangan Agroindustri Kopi Rakyat di KUPK
» Pendahuluan ANALISIS KEBERLANJUTAN AGROINDUSTRI KOPI ROBUSTA RAKYAT DI KUPK SIDOMULYO, KABUPATEN
» Metode Pengumpulan Data Metode Penelitian
» Variabel yang diamati Metode Penelitian
» Metode Analisis Data Metode Penelitian
» Kerangka Penilaian Keberlanjutan Hasil dan Pembahasan
» Analisis Keberlanjutan Dimensi Ekonomi Agroindustri Kopi
» Analisis Keberlanjutan Dimensi Lingkungan Agroindustri Kopi
» Analisis Keberlanjutan Dimensi Sosial Agroindustri Kopi
» Analisis Keberlanjutan Dimensi Kelembagaan Agroindustri Kopi
» Penilaian Multidimensi Keberlanjutan Gambar 25. Faktor-faktor yang memberikan pengaruh leverage
» Kesimpulan ANALISIS KEBERLANJUTAN AGROINDUSTRI KOPI ROBUSTA RAKYAT DI KUPK SIDOMULYO, KABUPATEN
» Pendahuluan DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH
» Variabel yang diamati Metode Penelitian 1. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
» Hasil dan Pembahasan 1. Minimisasi Air Pada Proses Pengolahan Kopi Modifikasi Olah Basah
» Sortasi DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH
» Minimisasi Air Proses Pengupasan Pulping
» Fermentasi DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH
» Minimisasi Air Proses Pencucian Washing
» 1. Minimisasi Air Pencucian Tahap 1.
» 2. Minimisasi Air Pencucian Tahap 2
» Pengeringan DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH
» Analisis Mutu Fisik Biji Kopi Minimisasi Tahap 1.
» 12,5 DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH
» Analisis Mutu Fisik Biji Kopi Minimisasi Air Tahap 2.
» Analisis Cita Rasa Cup Test Kopi Perlakuan Minimisasi Tahap Kedua.
» Analisis Emisi Proses Pengolahan Kopi Modifikasi Olah Basah
» c Kesimpulan DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH
» Desain Penanganan Limbah Cair
» Simulasi Biodegradabilitas Limbah Cair Proses Pengolahan Kopi
» Pendahuluan Uji Biodegradabilitas Batch 1.
» Proses Penanganan Anaerobik Limbah Cair
» Netralisasi Limbah Cair PENANGANAN LIMBAH PROSES PENGOLAHAN KOPI RAKYAT BERBASIS PRODUKSI BERSIH
» Proses Fisika Kimia Penanganan Limbah Cair
» Briket. Limbah padat kopi dapat dijadikan briket, terutama untuk kulit kopi
» Limbah kopi untuk pakan ternak. Daging buah kopi pulpa dapat
» Papan partikel. Kulit tanduk kering dari pengolahan kopi mengandung air
» Kompos. Menurut Calvert 1998, pulpa kopi hanya mengandung 15 nutrien
» Media Jamur. Limbah padat kopi menurut Fan dan Soccol 2005,
» Rekomendasi Penanganan Limbah Proses Pengolahan Kopi
» Kesimpulan PENANGANAN LIMBAH PROSES PENGOLAHAN KOPI RAKYAT BERBASIS PRODUKSI BERSIH
» Pendahuluan ANALISIS LINGKUNGAN, SOSIAL DAN EKONOMI AGROINDUSTRI KOPI ROBUSTA RAKYAT BERBASIS
» Variabel yang diamati Metode Analisis Data
» Analisis Sosial Hasil dan Pembahasan .1. Analisis Lingkungan
» Analisis Ekonomi Hasil dan Pembahasan .1. Analisis Lingkungan
» Kesimpulan ANALISIS LINGKUNGAN, SOSIAL DAN EKONOMI AGROINDUSTRI KOPI ROBUSTA RAKYAT BERBASIS
» Pengembangan Pengmbangan Peralatan Pasca
» Pengmbangan Pertanian Strukturisasi Elemen Kebutuhan Pengembangan
» Ktbatasan akses pasar Strukturisasi Elemen KendalaMasalah Pengembangan
» Pgbangan berbasis kelpk Strukturisasi Elemen Perubahan Dalam Pengembangan
» Kualitas diversifikasi Strukturisasi Elemen Perubahan Dalam Pengembangan
» Penerapan tek. perkbunan Strukturisasi Elemen Perubahan Dalam Pengembangan
» Peningkatan kualitas bahan Strukturisasi Elemen Tujuan Pengembangan
» Peningkatan nilai ekspor Strukturisasi Elemen Tujuan Pengembangan
» Pngembangan nilai tambah Strukturisasi Elemen Tujuan Pengembangan
» Peningkatan posisi tawar kopi
» Peningkatan pendapatan Strukturisasi Elemen Tujuan Pengembangan
» Perluasan akses modal Strukturisasi Elemen Tujuan Pengembangan
» Perbaikan kinerja Strukturisasi Elemen Tujuan Pengembangan
» Meningkat kualitas biji Strukturisasi Elemen Indikator Pengembangan
» Penerapan konsep Strukturisasi Elemen Indikator Pengembangan
» Perbaikan sanitasi Strukturisasi Elemen Indikator Pengembangan
» Meningkatnya nilai tambah Strukturisasi Elemen Indikator Pengembangan
» Meningkat kualitas Strukturisasi Elemen Indikator Pengembangan
» Terpnuhi kbthan dasar Strukturisasi Elemen Indikator Pengembangan
» Efisiensi produktivitas Strukturisasi Elemen Indikator Pengembangan
» Peningkatan Pendapatan KENDALAMASALAH: Strukturisasi Elemen Indikator Pengembangan
» Keterbatasan Akses PasarEkspor Strukturisasi Elemen Indikator Pengembangan
» Perluasan Pasar Ekspor TUJUAN:
» Peningkatan Kualitas Bahan Baku dan Produk Kopi Rakyat
» Peningkatan Nilai Ekspor Kopi Rakyat 3. Perbaikan Kinerja Kelembagaan
» Pengujian dan transformasi menjadi Matrik Reachability Kesimpulan
Show more