Analisis Keberlanjutan Dimensi Lingkungan Agroindustri Kopi

102 petani juga mendapatkan keuntungan dari pengusahaan bersama lahan perkebunan kopi dengan Perhutani. Kerjasama ini telah terjalin lama dengan pembinaan kelembagaan yang harus diupayakan tetap menguntungkan bagi kedua belah pihak. Tabel 9 Nilai indikator keberlanjutan lingkungan agroindustri kopi di KUPK Sidomulyo, Jember No Atribut Lingkungan Skor Baik Buruk Keterangan 1 Manajemen energi 2 3 0 Tergantung pada 1 jenis sumber energi 1 Menggunakan 2 jenis sumber energi, dengan ketergantungan pada energi tak terbaharukan; 2 Menggunakan 2 sumber energi, tidak sepenuhnya tergantung pada energi tak terbaharukan 3 Ada usaha diversifikasi energi dan menggunakan lebih dari 2 sumber energi 2 Manajemen air 2 3 0 Menggunakan air sumurair permukaan, belum ada upaya konservasi 1 Menggunakan sumber air tanah, belum ada upaya konservasi 2 Menggunakan sumber air tanah, bertahap melakukan upaya konservasi; 3 Menggunakan sumber air tanah air permukaan, rutin melakukan upaya konservasi 3 Manajemen sumberdaya lahan 3 3 0 Tidak ada upaya pencegahan erosi ataupun konservasi; 1 Mulai melakukan upaya konservasi secara minimal 2 Melakukan upaya konservasi dengan bimbingan ;3 Melakukan upaya konservasi secara mandiri dan kontinyu. 4 Keanekaragaman hayati 2 3 0 Monokultur 1 Tanaman kopi dengan 103 penaung dan penutup tanah yang seragam; 2 Tanaman kopi dengan aneka tanaman penutup tanah dan tanaman penaung; 3Tanaman kopi dengan tanaman industri komersial sebagai penaung dan aneka jenis tanaman penutup tanah 5 Pengurangan polusi 2 3 0 Tidak ada upaya pencegahan polusi dan berdampak besar 1 Belum ada upaya pengurangan polusi tetapi polusi berdampak kecil; 2 Telah ada perhatian untuk mengurangi polusi; 3Telah ada upaya mengurangi polusi secara kontinyu dan menguntungkan 6 Daur ulang dan penggunaan kembali recycle reuse2R 2 3 0 Belum memahami upaya 2R 1 Mengetahui tetapi belum ada upaya 2R; 2 Masih jarang melakukan upaya 2R 3 Telah memahami dan mampu melakukan 2R secara ekonomis 7 Penyimpanan karbon 2 3 0 Densitas, kualitas tanaman rendah lingkungan rendah 1 Densitas cukup dengan kualitas tanaman dan lingkungan rendah; 2 Densitas dan kualitas tanaman sedang, kualitas lingkungan cukup; 3 Densitas dan kualitas tanaman berpotensi besar, kualitas lingkungan baik Sumber: data diolah 2011 Upaya pengelolaan lahan juga dilakukan untuk menjaga keberlanjutan sertifikasi kopi organik dari Utz Certified. Peran stakeholder seperti PPL dari Dinas Perkebunan Kabupaten Jember secara kontinyu serta perhatian Puslitkoka yang berada di Kabupaten Jember dalam hal ini cukup besar membantu petani 104 secara kontinyu melakukan manajemen lahan secara baik. Pada praktek pertanian organik, terdapat pendekatan secara sistem untuk menyeimbangkan dan mengoptimalkan pertanian kopi dalam ekosistem yang juga memiliki fungsi ekonomi atau produktif standar International Federation of Organic Agricultural MovementIFOAM. Utz Certified meletakkan kriteria dasar sosial dan lingkungan yang mendukung praktek manajemen, dan pertanian yang baik dan diwadahi dalam Global Gap Code for Coffee dengan komponen sosial tambahan Utz Certified 2010. Hasil analisis Rap-Coffee dimensi lingkungan Gambar 27 menunjukkan status cukup berkelanjutan 59.15. Nilai keberlanjutan terutama dipengaruhi oleh atribut manajemen sumberdaya lahan Gambar 28 yang memiliki penilaian tinggi. Meskipun nilai atribut lain kurang dari 2 yang menunjukkan belum adanya pengaruh signifikan terhadap nilai keberlanjutan, tetapi atribut kemampuan penyimpanan karbon dan pengurangan polusi jika diusahakan dapat membantu mendukung dimensi keberlanjutan lingkungan agroindustri kopi rakyat. Gambar 27 Hasil analisis Rap-Coffee dimensi lingkungan Karakteristik alami tanaman kopi yang merupakan bagian dari ekosistem multifungsi dalam areal hutan mendukung kemampuan penyimpanan karbon 105 dalam perspektif perubahan iklim. Dengan demikian pengusahaan tanaman kopi yang tetap berupaya memperhatikan karakteristik alaminya merupakan usaha produktif menarik dan menguntungkan bagi lingkungan. Upaya penjagaan karbon dalam tanah dan biomassa di atas tanah dapat dilakukan melalui pengelolaan tanah, pemangkasan yang terjadwal, dan pengelolaan limbah. Adanya inisiatif sertifikasi yang mempromosikan tanaman pelindung dan keanekaragaman hayati dalam perkebunan kopi, secara langsung memiliki peran penting dalam upaya penjagaan kapasitas penyimpanan karbon dan mengurangi dampak rumah kaca. 0,94 0,76 5,17 0,82 1,07 0,99 1,38 1 2 3 4 5 6 Manajemen energi Manajemen air Manajemen sumberdaya lahan Keanekaragaman hayati Pengurangan polusi Daur ulang dan penggunaan ulang Penyimpanan karbon Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100 A tt ri bu te Leverage of Attributes Gambar 28 Hasil analisis leverage dimensi lingkungan Adanya industri pengolahan kopi di KUPK Sidomulyo yang mulai menerapkan metode olah basah berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan yang selanjutnya akan mengancam keberlanjutan KUPK Sidomulyo. Pencemaran bahan organik dari proses pengolahan kopi dengan sistem olah basah ke badan air dapat menimbulkan permasalahan, terutama karena tingginya konsentrasi pencemar dalam bentuk pulp, limbah cair, dan kulit kopi. Dampak lingkungan 106 terjadi karena polutan organik yang dibuang ke badan air dapat mengambil oksigen dalam jumlah besar yang sangat dibutuhkan oleh kehidupan akuatik. Oleh karena itu dibutuhkan upaya dan teknologi untuk mencegah pencemaran, melakukan konversi pencemar agar layak dibuang ke badan air. Pemanfaatan limbah padat menjadi produk bernilai ekonomis juga perlu dilakukan untuk meningkatkan status keberlanjutan lingkungan. Atribut pengurangan polusi secara tidak langsung berkaitan dengan upaya penjagaan karbon dan mengurangi dampak rumah kaca. Melalui pemanfaatan limbah padat hasil olah kering sebagai pupuk organik yang ditebar di lahan kebun kopi merupakan salah satu cara yang telah dilakukan petani untuk menjaga keberlanjutan siklus nutrien dalam perkebunan kopi. Upaya-upaya penjagaan lingkungan ini hendaknya masih terus diupayakan dalam agroindustri kopi yang telah menerapkan proses olah basah. Dalam hal ini, pemahaman dan keikutsertaan petani di KUPK Sidomulyo menentukan upaya-upaya yang perlu dilakukan terkait atribut pengurangan polusi. Aktivitas pengolahan kopi dapat menyumbangkan emisi gas rumah kaca GRK karena penggunaan energi dan transportasi. Jenis sumber energi sangat mempengaruhi besarnya emisi GRK yang dikeluarkan. Pengolahan kopi yang menggunakan pengeringan mekanis berbahan bakar kayu atau bahan bakar fosil serta pembuangan residu atau limbah proses dapat mempengaruhi keberlanjutan sumberdaya perkebunan kopi. Melalui upaya pencegahan pencemaran dan daur ulang sumberdaya pengolahan dapat mempertahankan keseimbangan sistem agroindustri kopi. Pola perkebunan yang telah menerapkan tanaman penaung dan penutup tanah merupakan salah satu persyaratan kopi organik. Beberapa keuntungan pemilihan tanaman penaung dan penutup tanah adalah menjaga keberadaan siklus nutrien, menjaga kestabilan pendapatan petani meskipun dapat mengurangi produktivitas kopi. Pola keanekaragaaman tanaman di perkebunan kopi membantu petani untuk dapat merespon perubahan karena fluktuasi harga kopi dunia. Pada saat harga kopi merosot, petani dapat lebih mengintensifkan tanaman lainnya sebagai kompensasi pendapatan tanpa harus menggantikan tanaman kopi sebagai tanaman utama. 107 Reed 1997 diacu dalam Adams dan Ghaly 2007 menegaskan bahwa keberlanjutan sistem lingkungan akan mempengaruhi keberlanjutan usaha produksi. Hal ini berarti dibutuhkan adanya upaya untuk: a menjaga kestabilan sumber daya yang menjadi basis usaha industri, b mencegah usaha eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya yang dapat pulih, c pengurangan sumberdaya yang tidak dapat pulih hanya apabila dapat dilakukan investasi untuk sumberdaya substitusi. Dengan demikian upaya pengurangan polusi, upaya penggunaan kembali maupun daur ulang dari output yang dihasilkan haruslah diupayakan. Peningkatan pemahaman masyarakat dapat ditingkatkan melalui pendayagunaan lembaga masyarakat yang ada di KUPK Sidomulyo.

5.3.4. Analisis Keberlanjutan Dimensi Sosial Agroindustri Kopi

Keberlanjutan dimensi sosial dari agroindustri kopi terutama didasarkan pada kecenderungan petani kopi untuk menerima usaha pengolahan kopi yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan mereka. Penilaian terhadap atribut keberlanjutan dimensi sosial disajikan pada Tabel 10. Hasil analisis Rap-Coffee pada dimensi sosial disajikan pada Gambar 29. Tingkat keberlanjutan dimensi ekonomi umumnya memiliki pengaruh terhadap keberlanjutan dimensi sosial agroindustri kopi. Sebagai contoh adalah manajemen usaha tani, penilaian yang tinggi terhadap manajemen usaha tani baik oleh petani maupun pakar menimbulkan persepsi dan kepuasan tersendiri bagi petani dalam dimensi sosial. Peluang pasar yang terbuka luas akan lebih dirasakan bagi petani dengan modal besar yang telah memiliki usaha pengolahan sendiri dibandingkan petani kecil yang memiliki keterbatasan untuk memiliki usaha pengolahan sendiri. Peluang pasar yang luas membuka kesempatan untuk agroindustri kopi berkembang dapat memperkuat keterikatan antara petani dengan pertanian kopi. Menurut COSA diacu dalam Giovannucci et al. 2008, peningkatan akses pasar dimensi ekonomi pada petani kecil hanya sekitar 53 dibandingkan petani besar dengan signifikansi peningkatan keuntungan 58. Oleh karena itu bagi petani kecil akan lebih signifikan peningkatan dampaknya dari upaya pengembangan agroindustri kopi apabila dilakukan secara kelompok. 108 Tabel 10 Nilai indikator keberlanjutan sosial agroindustri kopi di KUPK Sidomulyo, Jember No Atribut Sosial Skor Baik Buruk Keterangan 1 Kesehatan dan keamanan 3 3 Belum ada akses pemeliharaan kesehatan, keamanan lingkungan; 1 Belum ada akses pemeliharaan kesehatan,tetapi lingkungan aman ataupun Ada akses kesehatan tetapi tidak ada keamanan; 2 Ada akses kesehatan dan penjagaan keamanan secara terbatas; 3 Akses kesehatan mudah dan keamanan terjamin 2 Jam kerja dan upah 2 3 0 Upah dan perhitungan jam kerja tidak layak; 1 Upah belum layak meskipun jam kerja sesuai aturan; 2 Upah dan jam kerja diberikan secara layak memenuhi kehidupan fisik minimum ;3 Upah dan jaminan jam kerja di atas kebutuhan hidup minimum 3 Hak-hak dasar 2 3 0 Belum terpenuhinya hak-hak dasar pekerja dan masyarakat; 1 Pemenuhan hak-hak dasar masih kurang; 2 Pemenuhan hak-hak dasar terpenuhi tetapi belum ada jaminan; 3 Telah ada jaminan terhadap pemenuhan hak-hak dasar 4 Relasi sosial 2 3 Keterkaitan masyarakat dengan perkebunan dan pengolahan lemah; 1 Keterkaitan dengan perkebunan kuat tetapi pengolahan kurang kuat; 2 Keterkaitan dengan usaha perkebunan dan pengolahan kopi baik; 3 Keterkaitan dan keterlibatan masyarakat dengan usaha perkebunan dan pengolahan kopi sangat kuat 5 Persepsi dan kepuasan petani 2 3 0 negatif, tidak puas; 1 negatif, kurang puas; 2 positif cukup memuaskan; 3 positif sangat memuaskan Sumber: data diolah 2011