Letak Geografis dan Keadaan Wilayah

72 alamnya, Desa Sidomulyo termasuk desa perkebunan desa- sidomulyo.blogspot.com . Gambar 20 Kabupaten Jember Secara geografis, Desa Sidomulyo berada di dataran rendah dan perbukitan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut Gambar 21. Sebelah utara : Desa Sumberjati Kec. Silo Sebelah selatan : Desa Pace dan Mulyorejo Kec. Silo Sebelah barat : Desa Garahan Kec. Silo Sebelah timur : Desa Curah Leduk Kec. Kalibaru, Kab. Banyuwangi Desa Sidomulyo memiliki keadaan geografis berupa dataran dengan ketinggian tanah setinggi ± 560 m dari permukaan laut. Curah hujan di Desa Sidomulyo rata-rata sebesar ± 2000 mmtahun dengan suhu rata-rata adalah ± 21 °C dengan kelembaban udara mencapai 75-90. Kondisi iklim demikian sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman kopi Robusta. Jarak dari Desa Sidomulyo sampai ke pusat pemerintahan Kecamatan Silo adalah ± 13 km. Jarak Desa Sidomulyo dengan ibukota kabupatenkotamadya daerah tingkat II adalah ± 40 km, sedangkan jarak dari Desa Sidomulyo ke ibukota provinsi daerah tingkat I 73 adalah ± 246 km. Fasilitas sarana dan prasarana yang menghubungkan antara desa dengan desa, desa dengan kabupaten, maupun desa dengan ibukota provinsi mudah dijangkau karena banyak tersedia angkutan umum. Gambar 21 Desa Sidomulyo Adapun luas Desa Sidomulyo kurang lebih 5.145,57 hektar dengan penggunaan sebagian besar untuk areal perkebunan dan hutan. Penggunaan lainnya adalah untuk pemukiman umum, pertanian sawah, ladangtegalan, bangunan, sarana rekreasi, dan olahraga serta lainnnya. Tata guna tanah di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember ditunjukkan pada Tabel 4. 3.2. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Sidomulyo merupakan salah satu desa sentra penghasil kopi di Kecamatan Silo yang mengalami perkembangan cukup pesat dalam sistem pertaniannya. Petani kopi di desa tersebut telah mampu menerapkan sistem agribisnis, memiliki pabrik kopi, dan agroindustri hilir kopi. Selain itu terdapat juga lembaga penunjang seperti Koperasi Buah Ketakasi serta kelompok tani kopi. Penduduk Desa Sidomulyo menggantungkan kehidupan ekonominya pada potensi geografis dan sumber daya alamnya yang sesuai untuk pertanian. Secara rinci, struktur mata pencaharian penduduk Desa Sidomulyo disajikan pada Tabel 5 . Struktur mata pencaharian penduduk Desa Sidomulyo mayoritas 87,98 sebagai petani pemilik, penggarap, buruh tani, dan peternak. Mayoritas petani SIDOMULYO 74 terutama adalah petani kopi Robusta. Petani juga tidak tidak hanya mengusahakan kopi, tetapi juga mengusahakan tanaman seperti alpokat, kelapa, pisang, petai, dan sengon sebagai tanaman penaung. Hal ini memungkinkan karena desa dikelilingi oleh kawasan hutan dan pegunungan yang subur. Sehingga memiliki potensi cukup besar untuk menjalankan usaha pertanian dan peternakan. Pada umumnya selain menjadi petani juga berprofesi sebagai peternak kambing, sapi, dan ayam. Tabel 4 Luas wilayah DesaKelurahan Sidomulyo menurut penggunaan No Penggunaan Luas Ha Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 8. 9. Pemukiman Umum Pertanian Sawah a. Sawah Irigasi b. Sawah Setengah Teknis c. Sawah Tadah Hujan LadangTegalan Perkebunan a. Rakyat b. Negara c. Swasta Hutan a. Hutan Lindung b. Hutan Produksi c. Hutan Cagar Alam Bangunan a. Perkantoran b. Sekolah c. Pasar d. Jalan Rekreasi dan Olahraga a. Lapangan Sepak Bola b. Lapangan Voli dan Basket Lain-lain 16,00 55,00 150,00 56,60 636,00 309,90 1.192,50 542,60 1.849,90 772,70 135,00 0,50 2,50 0,50 1,80 1,50 0,50 2,50 0,311 1,069 2,915 1,100 12,360 6,023 23,175 10,545 35,591 15,017 2,624 0,010 0,049 0,010 0,035 0,029 0,010 0,049 Jumlah 5.145,57 100 Sumber : Profil Desa Sidomulyo Bapemas 2009 Struktur mata pencaharian kedua penduduk desa adalah sebagai PNS, pekerja di bidang jasaperdagangan 11,51. Jasa perdagangan meliputi pedagang, pemilik toko, dan pelaku bisnis lainnya. Struktur mata pencaharian ketiga adalah pekerja di sektor industri. Sektor industri dalam hal ini meliputi profesi pengusaha agroindustri seperti pembuat makanan ringan keripik 75 singkong, tempe, dan tahu, pengolah biji kopi, tenaga atau staf pabrik Gondorukem, pemecah batu dari PTPN, dll. Tabel 5 Distribusi penduduk Desa Sidomulyo berdasarkan mata pencaharian Struktur Mata Pencaharian Jumlah Jiwa Persentase Petani, peternak, buruh tani PNS, JasaPerdagangan Sektor Industri 5.162 675 30 87,98 11,51 0,51 Jumlah 5.867 100 Sumber: Profil Desa Sidomulyo Bapemas 2009

3.3. Keadaan dan Potensi Perkebunan

Menurut data Profil Desa Sidomulyo Bapemas 2009, sumber produksi tananam perkebunan yang diusahakan penduduk meliputi tanaman kopi, cengkeh, tembakau, tebu dan buah-buahan seperti alpukat, durian, mangga, rambutan, dan salak dengan luas keseluruhan perkebunan rakyat 309,87 ha. Kondisi alam dan potensi geografis Desa Sidomulyo sangat cocok untuk tanaman kopi khususnya spesies Robusta sp yang menjadi sumber tanaman perkebunan utama. Produksi kopi di Desa Sidomulyo diusahakan di atas lahan dengan luas total 170 ha dengan potensi produksi 180 ton. Adapun varietas kopi Robusta yang umum ditanam adalah Tugusari dengan klon BP 308. Anggota kelompok tani Sidomulyo juga memiliki tanah garapan di hutan milik Perhutani yang ditanami kopi dengan aturan dalam 1 ha kebun minimal tanaman kerasnya “leger” bahasa lokal sebanyak 400 pohon. Seorang anggota kelompok tani minimal memiliki satu garapan yang luasnya kurang lebih 0,25 ha dengan jumlah tanaman kopi sekitar 400 pohon. Pada tahun 2009, luas keseluruhan hutan yang dikelola bersama masyarakat 434,35 ha. Namun luas lahan tersebut termasuk luas kebun yang dikelola oleh anggota kelompok tani di luar Desa Sidomulyo. Potensi produksi kebun kopi di hutan tersebut kurang lebih 116,21 ton per tahun. Adapun bulan panen kopi biasanya terjadi antara bulan Mei hingga bulan September. Waktu panen yang cukup lama ini dikarenakan tanaman kopi mengalami 3 kali masa panen raya dalam 1 kali musim tanam. Tanaman kopi yang dimiliki oleh para petani di Desa Sidomulyo merupakan tanaman kopi yang produktif dengan rata-rata umur kopi 5 tahun ke atas. Produktivitas rata-rata tanaman kopi pada saat penelitian 2009, berkisar antara 0,7-1,1 tonHa kopi beras. Rata-rata produktivitas ini sedikit menurun 76 dibandingkan tahun 2006, dimana produktivitas rata-rata tanaman kopi berkisar antara 0,9-1,1 tonHa kopi beras. Penurunan produksi ini terutama disebabkan faktor alam yang mengakibatkan pembungaan bakal calon buah banyak yang gagal.

3.4. Gambaran Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Kopi Robusta

Bulan panen kopi biasanya terjadi antara bulan Mei hingga bulan September dengan puncak panen antara Juli-Agustus. Penanganan pasca panen yang umum dilakukan oleh petani kopi rakyat di Desa Sidomulyo adalah pengolahan kering. Beberapa kelompok tani pernah melakukan pengolahan basah pada tahun 2004. Sejak tahun 2010, Kelompok Tani Sidomulyo memulai kembali melakukan pengolahan basah yang bekerja sama dengan Community Development Comdev dari I-MHERE Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency Project –UNEJ Universitas Jember, dan Puslitkoka Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Petani lebih memilih sistem pengolahan kering karena proses pekerjaan lebih mudah dan tidak membutuhkan air seperti pengolahan basah, sehingga metoda ini dinilai petani kopi di Desa Sidomulyo sebagai cara pengolahan kopi yang paling efektif dan efisien. Selain itu kopi yang diproduksi di daerah ini umumnya digunakan sebagai campuran untuk pengolahan kopi bubuk. Pengolahan kering yang diterapkan di Desa Sidomulyo adalah pengolahan kering pecah kulit. Pemanenan buah kopi umumnya untuk buah kopi petik merah dan kuning umumnya dilakukan selama 3 kali masa panen selama bulan Juli hingga September. Setelah panen, buah kopi dipecah menggunakan alat yang disebut kneuzer. Buah kopi yang telah dipecah dikeringkan selama 7 – 10 hari di atas lantai semen hingga mencapai kadar air 13 – 15. Kopi pecah kulit yang telah kering kemudian dikupas menggunakan huller. Tahap akhir adalah proses sortasi jika diinginkan oleh pembeli. Pada pengolahan basah, petani menerapkan pemetikan selektif sejak di pohon. Setelah pemetikan buah kopi merah, buah kopi dikupas pulping. Setelah pengupasan kulit buah, biji kopi difermentasi selama ± 12 - 24 jam dalam bak fermentasi. Pencucian biji kopi dilakukan secara manual ataupun menggunakan mesin pencucian washer. Biji kopi kemudian dikeringkan selama 4 - 5 hari