Gambaran Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Kopi Robusta

77 untuk mencapai kadar air 12. Pada saat ini, pengeringan biji kopi olah basah untuk ekspor tidak dilakukan hingga kadar air 12 tapi hingga kering angin dengan kadar air ± 40 untuk selanjutnya diolah kembali di tingkat eksportir. Sortasi Buah Pemetikan Buah Pengeringan Pengemasan Olah Kering Pecah Kulit Pemecahan Kulit Buah Kneuzer Pengupasan Kulit Sortasi Buah Pemetikan Buah Pengupasan Kulit Buah Pulping Sortasi Buah Pengupasan Kulit Tanduk Hulling Pengeringan Pencucian Washing Fermentasi Pengemasan Pengeringan KA ± 40 Olah Basah Gambar 22 Pengolahan kopi di Desa Sidomulyo Selama masa panen puncak, praktek pengolahan terutama difokuskan pada kuantitas dan kecepatan pengolahan bukan faktor kualitas. Pemanenan dimulai sejak pagi hari hingga siang hari dengan total waktu panen sekitar 7-8 jam. Setelah panen, pada hari yang sama atau keesokan harinya, buah yang telah dipanen dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pertama adalah buah yang masak, terlalu masak, dan agak masak. Kelompok kedua adalah buah yang belum matang. Buah ini cukup lunak untuk dapat dikupas menggunakan pulper. Buah yang belum masak dapat merusak mesin, sehinggga diproses berbeda. Pekerjaan ini terutama dilakukan oleh wanita, pada saat kaum lelaki bekerja memanen kopi di kebun. Proses sortasi ini dapat menghabiskan waktu yang lama. Terutama pada saat panen puncak proses pengolahan ini dapat berlangsung hingga malam hari. 78 Pengeringan kopi pada pengolahan basah di pabrik menggunakan teknik penjemuran para-para kopi yang sudah di cuci ditiriskan lalu dijemur hal ini untuk mempercepat pengeringan. Pembuangan limbah di pabrik dibuat oleh kelompok tani, koperasi, dan pihak terkait. Limbah padat kopi yang dihasilkan pernah diuji coba sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik padat dan cair oleh mahasiswa PKP Praktek Kerja Profesi I-MHERE Project dan KKT Kuliah Kerja Terpadu LPM Lembaga Pengabdian Masyarakat dari Universitas Jember. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengelolaan usaha tani kopi rakyat di Desa Sidomulyo berasal dari tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga. Upah yang berlaku untuk tenaga kerja pada umumnya adalah sebanyak Rp 12.000 hingga Rp 15.000oranghari. Sistem upah yang berlaku di Desa Sidomulyo dibedakan berdasarkan jenis kelamin antara pria dan wanita nilainya tidak sama. Selain itu upah yang diberlakukan juga dilihat dari tingkat kesulitan pekerjaan yang berat, seperti: sulaman, pemupukan, rempesan, tokokan, dan sebagainya dilakukan oleh tenaga kerja pria, sedangkan tenaga kerja wanita melakukan pekerjaan yang lebih ringan, seperti sortiran, petik bubuk, petik raya, racutan, dan lelesan. Industri pengolahan kopi yang terdapat di Desa Sidomulyo termasuk kategori industri kecil dan industri rumah tangga. Melalui koperasi, kelompok petani kopi melakukan pengolahan sendiri menjadi biji kopi dan kopi bubuk yang dipasarkan ke daerah-daerah lain di Jawa Timur. Kopi bubuk yang dipasarkan umumnya masih dikemas secara sederhana menggunakan plastik. Sehingga masih membutuhkan perbaikan kemasan untuk menjamin kualitas aroma dan rasa kopi yang dipasarkan. Pemasaran biji kopi yang dilakukan oleh petani pada umumnya adalah dengan cara langsung dijual oleh para anggota kelompok tani kepada kelompok tani lain, koperasi, dan pedagang pengumpul yang ada di Desa Sidomulyo sehingga meniadakan biaya transportasi. Akan tetapi selain dijual kepada pedagang pengumpul di Desa Sidomulyo sendiri, ada juga beberapa anggota kelompok tani yang menjual hasil kopinya di luar Desa Sidomulyo, yaitu Sempolan melalui Toko Baru sebagai pedagang pengumpul di daerah Sempolan dan sekitarnya. 79 Para anggota kelompok tani tidak memiliki kekuasaan penuh untuk menentukan harga jual kopi ke pedagang pengumpul. Antara anggota kelompok tani yang satu dengan anggota kelompok tani yang lainnya memiliki harga jual yang berbeda-beda, karena mereka akan memilih para pedagang pengumpul yang bersedia membeli hasil kopinya dengan harga yang lebih tinggi. Harga kopi pada tahun 2011 berkisar antara Rp. 20.000 hingga Rp. 24.000, tahun 2010 berkisar antara Rp 18.000kg hingga Rp 20.000kg kopi beras. Pada tahun sebelumnya, harga kopi rata-rata berkisar antara Rp 15.000kg hingga Rp 16.000kg kopi beras. Ketidakpastian harga kopi dunia yang berubah-ubah setiap tahun turut mempengaruhi petani. Apabila harga kopi rendah maka sebagian besar petani dapat beralih ke usaha lain, sehingga perawatan tanaman kopi berkurang yang akhirnya mempengaruhi mutu biji kopi. Apabila harga kopi tinggi, petani cepat- cepat menjual biji kopinya. Setelah selesai panen, biji kopi dijemur beberapa hari, dilakukan pengolahan kering dan kemudian langsung dijual tanpa disortasi terlebih dahulu. Kendala lain adalah kebiasaan petani untuk mengambil buah kopi sebelum matang di pohon sehingga pada saat panen buah kopi masih tercampur antara buah kopi yang matang, belum matang, dan terlalu matang. Hal ini tentu tidak akan menghasilkan kopi yang baik terutama setelah menjadi bubuk dan diolah menjadi minuman. Kebiasaan ini mereka lakukan terutama karena keinginan mereka untuk mendapatkan uang lebih cepat, terutama bagi petani yang hanya mengandalkan pada kebun kopi. Anggota kelompok tani kopi di Desa Sidomulyo memiliki kerjasama pemasaran dengan PT Indokom Citra Persada PT ICP. Pada tahun 2007, PT Indokom Citra Persada menargetkan jumlah ekspor kopi untuk wilayah Kecamatan Silo Utara meliputi daerah Garahan dan Sidomulyo sebanyak 290 ton kopi beras, sedangkan Desa Sidomulyo mampu memenuhi ekspor kopinya sekitar 40 ton. Salah satu kelompok tani di Desa Sidomulyo yaitu Kelompok Tani Sidomulyo I telah mendapatkan sertifikat kopi layak ekspor dari Utz Certified sebagai kopi organik melalui PT ICP. Utz Certified merupakan sertifikat yang diberikan oleh Utz Kapeh Foundation sebagai salah satu lembaga sertifikasi komoditas kopi yang berpusat di Amsterdam, Netherlands yang dipercaya oleh PT ICP untuk menilai kelayakan mutu kopi yang akan diekspor. Utz Certified berarti 80 kopi yang baik di dalam bahasa Maya, memberikan jaminan kualitas sosial, dan lingkungan dalam produksi kopi yang diharapkan oleh pabrik atau konsumen. Kopi yang bersertifikat Utz Certified berarti telah diproduksi menurut kriteria Code of Conduct Utz Certified, 2010. Melalui sertifikat tersebut, produsen kopi untuk segala ukuran dan asal dapat menunjukkan bahwa kopinya menggunakan praktek pertanian yang baik, pengelolaan usaha tani yang efisien, dan produksi yang bertanggung jawab. Untuk pembeli dan roaster kopi, sertifikat tersebut merupakan jaminan produksi kopi yang bertanggung jawab. Pengawasan internal untuk kopi rakyat di Desa Sidomulyo berada di bawah PPL Petugas Penyuluh Lapang. Penerapan teknik budidaya kopi yang ramah lingkungan merupakan tanda bahwa petani kopi Desa Sidomulyo memiliki kemauan untuk meningkatkan pendapatan dan melakukan perbaikan terhadap kualitas kopi yang dihasilkannya. PT Indokom Citra Persada PT ICP umumnya membeli kopi hasil produksi petani dengan kualitas asalan sehingga diperlukan sortasi dalam perusahaan untuk memisahkan antara biji kopi yang akan diekspor dengan biji kopi yang hitam, pecah dan substandar lainnya. Apabila kadar air dalam biji kopi masih di atas standar ekspor, maka perusahaan melakukan pengeringan ulang hingga mencapai kadar air yang diinginkan. Mutu kopi yang bagus dipasarkan untuk kebutuhan ekspor, sedangkan mutu kopi yang kurang memenuhi standar ekspor dipasarkan untuk kebutuhan lokal. Kadar air yang belum memenuhi syarat ekspor dapat menyebabkan harga kopi di tingkat petani rendah, karena eksportir harus mengolahnya hingga diperoleh standar mutu yang dipersyaratkan dalam perdagangan. Kadar air yang tinggi dapat menimbulkan tumbuhnya jamur serta berbagai bentuk cacat lain, seperti bau apek, pemucatan warna, dan akhirnya menurunkan harga jual. PT ICP juga membeli kopi beras hasil olah basah petani dengan harga lebih tinggi dari harga yang ditawarkan untuk kopi beras hasil olah kering. Petani pernah melakukan olah basah pada tahun 2004 dan 2005 akibat rendahnya harga kopi olah kering berturut-turut sebesar Rp. 5.725,- dan Rp. 8.423,- per kg. PT ICP membeli kopi hasil olah basah petani 25,5 lebih tinggi dari harga yang ditawarkan untuk kopi beras hasil olah kering atau senilai Rp. 7.000,- pada tahun 81 2004 dan Rp. 11.000,- pada tahun 2005 lebih tinggi 30,6 dari kopi beras olah kering. Tetapi pada tahun 2006 dan 2007, petani tidak melakukan olah basah karena harga kopi olah kering yang relatif tinggi, berturut-turut Rp. 12.450,- dan Rp. 15.657,- per kg kopi beras.

4.5. Profil Umum Kelompok Tani Sidomulyo I

Teknik olah basah kopi yang dilakukan petani kopi Desa Sidomulyo mampu menghasilkan kopi kualitas ekspor. Meskipun pada awalnya tidak mudah untuk mengajak petani kopi melakukan olah basah kembali. Namun, berkat kerjasama antara I-MHERE, Dinas Perkebunan Kabupaten Jember, masyarakat, Puslit Kopi Kakao Indonesia dan kelompok tani yang ada di Desa Sidomulyo, maka olah basah sebagai peningkatan mutu kopi petani Sidomulyo dapat dilaksanakan. Menurut Sudarko 2010, pembentukan kelompok tani kopi di Desa Sidomulyo dilatarbelakangi oleh keinginan untuk membentuk suatu perkumpulan anggota atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama sehingga dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi. Kelompok tani Suluh Tani merupakan perintis dari kelompok tani yang ada di Desa Sidomulyo. Kelompok Suluh Tani berdiri sejak tahun 1983. Kemudian untuk memudahkan koordinasi melalui persetujuan anggota kelompok, Suluh Tani dipecah menjadi 3 kelompok tani berdasarkan dusun, yaitu Sidomulyo, Krajan, dan Curah Manis. Seiring pertambahan penduduk maka terjadi pula penambahan jumlah dusun di Desa Sidomulyo, sehingga terbentuk 2 kelompok tani lagi. Sehingga saat ini terdapat 5 kelompok tani yaitu Kelompok Tani Suluh Tani, Sidomulyo I, Curah Manis, Tunas Jaya, dan Kelompok Tani Barokah. Kelompok Tani Sidomulyo I didirikan pada tahun 1997 dengan anggota sebanyak 30 orang dan total luas lahan anggota 30 ha. Saat ini jumlah anggota telah mencapai 170 orang. Adapun tujuan dan asas kelompok ini adalah. 1. Berdasarkan gotong royong, saling bahu membahu serta tidak menyimpang dari azas Pancasila dan UUD 1945 2. Meningkatkan produktivitas usaha tani dengan teknologi pengendalian hama terpadu sesuai dengan potensi wilayah dan peluang pasarnya 82 3. Memperbaiki penanganan hasil lepas panen sesuai dengan kebutuhan dan mutu yang lebih menguntungkan 4. Melestarikan dan mendayagunakan musuh alami serta mempertahankan kondisi agroekosistem perkebunan yang ramah dan berkelanjutan dan 5. Menampung aspirasi anggota. Struktur kelompok tani Sidomulyo I dapat dilihat pada Gambar 23. Ketua kelompok bertugas sebagai koordinator. Sekretaris di bagian administrasi dan bendahara di bidang pendanaan. Ketua kelompok mempunyai kewajiban dan hak antara lain: 1 menentukan tata kehidupan kelompok, 2 menyetujuimendisposisikan segala keuangan yang ada kaitannya dengan kelompok, 3 menyampaikan pertanggungjawaban pengurus dalam rapat anggota pada akhir masa jabatannya, 4 mengolah hasil laporan tiap bagianseksi, dan 5 memberi informasi dan mendampingi tamu dinas dan luar. Sekretaris memiliki kewajiban dan hak: 1 bertanggungjawab atas administrasi kelompok, 2 menyusun notulen rapat anggota bersama atau rapat anggota tahunan, 3 bersama ketua menyusun rencana kerja, 4 mempersiapkan dan menyimpan surat-surat penting serta dokumen kelompok, dan 5 mengatur rapat-rapat internal kelompok. Bendahara berkewajiban: 1 mengatur dana-dana dengan persetujuan anggota, 2 mengatur belanja atau pendapatan kelompok, 3 menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja kelompok dan 4 mengatur dan menyelamatkan hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan kelompok. Seksi bidang saprodi usahatani berkewajiban: 1 mencatat populasi tanaman kebun, 2 menyediakan sarana dan prasarana produksi dan reproduksi, 3 mengatur dan menentukan tata kerja di kebun kelompok. Seksi produksi dan pengolahan hasil berkewajiban: 1 menyediakan sarana dan prasarana produksi hasil perkebunan kelompok, 2 mengolah dan memperbaiki mutu kopi hasil kelompok, 3 merencanakan dan mengkoordinir kegiatan teknologi pengolahan hasil pertanian kebun kopi. Seksi pemasaran berkewajiban: 1 mengatur dan menentukan pemasaran dan 2 menggali kemitraankerjasama dengan pihak ketiga baik mengenai bibit maupun hasil produksi dan pemasarannya. Seksi humas bertugas: 1 merencanakan pengembangan usaha kelompok, dan 2