Analisis Emisi Proses Pengolahan Kopi Modifikasi Olah Basah

20 40 60 80 Solar Biodiesel Solar Biodiesel Pulper Washer E m isi C O 2 Putaran mesin awal Putaran mesin konstan Gambar 62 Perbandingan emisi CO 2 pada putaran mesin Putaran mesin yang tinggi pada awal proses dapat meningkatkan emisi CO 2 ke lingkungan hingga 50 terutama pada mesin pencucian washer. Pemanfaatan biodiesel berpengaruh menurunkan tingkat emisi karena putaran mesin awal hingga 30 Gambar 62. Penurunan emisi ke lingkungan berarti mengurangi polusi yang dapat meningkatkan nilai keberlanjutan. Upaya mengurangi emisi ke lingkungan dari proses pengolahan yang menggunakan pembakaran juga berarti upaya mengurangi terbuangnya gas karbondioksida ke udara yang merupakan bagian penilaian terhadap indikator penyimpanan karbon. Mengingat aspek penggunaan biodiesel pada desain proses pengolahan kopi yang berbasis produksi bersih ini masih merupakan studi awal, sehingga perlu dilakukan kajian lanjut mengenai pemanfaatan alternatif bahan bakar nabati ataupun energi ramah lingkungan lain yang dapat digunakan pada proses pengolahan kopi rakyat untuk meningkatkan status keberlanjutannya.

6.4. Kesimpulan

Teknologi olah basah secara umum mampu meningkatkan cita rasa kopi seduhan apabila dibandingkan dengan pengolahan kering. Berdasarkan uji mutu fisik dan uji citarasa pada seduhan kopi, modifikasi teknologi olah basah dengan meminimalkan air proses dapat mempertahankan mutu kopi Robusta rakyat jika dibandingkan pengolahan basah konvensional. Perlakuan minimisasi air pada proses pengupasan maupun pencucian hingga taraf tertentu dapat dilakukan tanpa mempengaruhi mutu biji kopi. Perlakuan minimisasi air proses pengupasan hingga 74 dari volume air awal 3 m 3 atau sebesar 0,784 m 3 ton buah kopi dan minimisasi air proses pencucian hingga 57 atau kombinasi perlakuan menghasilkan penurunan minimisasi air total sebesar 67 volume air 2,987 - 3,345 m 3 ton buah kopi merupakan batasan minimal air dalam pengolahan basah kopi. Pada kombinasi perlakuan tersebut, cita rasa seduhan lebih disukai dibandingkan kopi yang berasal dari perlakuan dengan volume air proses lebih banyak. Upaya pemanfaatan bahan bakar yang terbarukan atau biodiesel dalam pengolahan kopi basah terbukti mampu mengurangi emisi gas rumah kaca GRK yang dibuang ke lingkungan. Pemanfaatan biodiesel ataupun bahan bakar nabati yang lebih ramah lingkungan selanjutnya diharapkan mampu meningkatkan status keberlanjutan terutama pada dimensi lingkungan.