Efisiensi produktivitas Strukturisasi Elemen Indikator Pengembangan
melainkan dalam suatu organisasi, terkait dengan institusi lain dalam suatu aturan dan hubungan, maka peningkatan kinerja kelembagaan juga menjadi tujuan
pengembangan. Beberapa kendala yang harus dihadapi oleh KUPK Desa Sidomulyo dalam
pengembangan agroindustri kopi rakyat adalah keterbatasan akses pasar terutama pasar ekspor. Mengingat masih terbatasnya pasar kopi Robusta rakyat yang
diolah secara basah. Saat ini belum ada perbedaan harga secara signifikan antara kopi Robusta yang diolah kering dengan kopi Robusta yang diolah basah. Oleh
karena itu harapan adanya insentif harga langsung dari pemerintah bagi petani yang bersedia melakukan olah basah untuk meningkatkan mutu biji kopi Robusta
masih dinantikan. AEKI yang diwakili oleh anggotanya PT Indocom saat ini menjadi bapak
asuh petani produsen melalui KSU Buah Ketakasi. AEKI memberikan bantuan prasarana produksi, menjamin pemasaran petani dengan langsung menampung
produksi petani. Sebagai imbalannya, petani harus menjual kopi dalam keadaan baik. Adanya sertifikasi kopi yang dikelola melalui eksportir, meningkatkan
upaya petani untuk mempertahankan keberadaan pemeliharaan tanaman kopi sesuai criteria organik.
Pengembangan agroindustri kopi rakyat merupakan salah satu kegiatan perekonomian nasional yang berbasis di perdesaan dan mengakar ke rakyat.
Dengan demikian memiliki peluang besar untuk mempercepatan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi. Pengembangan teknologi pengolahan yang berbasis
produksi bersih pada agroindustri kopi Robusta rakyat selain bertujuan untuk meningkatkan kualitas biji kopi, meningkatkan pendapatan petani dan menjaga
kualitas lingkungan. Oleh karena itu melalui konsep tersebut, agroindustri kopi rakyat sebagai bagian dari industri perkebunan dapat menciptakan kondisi yang
seimbang antara dimensi sosial, lingkungan dan ekonomi untuk mencapai keberlanjutannya. Melalui keseimbangan tersebut diharapkan tidak akan timbul
permasalahan kekurangankelebihan bahan baku, pencemaran lingkungan, dan konflik sosial. Pakpahan 1999, menegaskan bahwa industri perkebunan dan
kehutanan masa depan harus efisien, produktif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Masyarakat perkebunan sudah selayaknya memiliki tradisi baru yaitu acquisitive
atau technological and knowledge based society. Hal ini berarti dalam pengembangan agroindustri kopi, petani sebagai komponen sosial diharapkan
memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian melalui pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan konsep produksi bersih dalam
rangka meningkatkan mutu produk, lingkungan, nilai ekonomi serta keberlanjutannya.
Kelembagaan koperasi yang telah ada dalam sentra kopi rakyat hendaknya dapat memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan organisasi-organisasi bisnis
lainnya yang ada saat ini untuk bisa bertahan dalam perekonomian global. Keunggulan kompetitif didefinisikan sebagai suatu kekuatan organisasional yang
secara jelas menempatkan suatu perusahaan di posisi terdepan dibandingkan pesaing-pesaingnya. Salah satu keunggulan kompetitif koperasi adalah
hubungannya dengan anggota. Partisipasi anggota merupakan hal yang penting dalam pengembangan koperasi. Tanpa adanya partisipasi anggota, akan
menyebabkan terjadinya penurunan efisiensi dan efektifitas koperasi. Salah satu tolak ukurnya adalah kontribusi anggota untuk selalu ikut serta dalam program
pengembangan koperasi.