6.2. Metode Penelitian 6.2.1. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer berasal dari hasil pengamatan dan perhitungan di lokasi penelitian. Data sekunder
berasal dari literatur dan hasil-hasil penelitian terkait pengolahan kopi.
6.2.2. Variabel yang diamati
Variabel yang diamati meliputi; volume input dan output per perlakuan dalam tahapan proses pengolahan kopi neraca massa, mutu fisik, dan cita rasa
cup test biji kopi yang dihasilkan per perlakuan dan emisi proses pengolahan
kopi dan kebutuhan peralatan pendukung. 6.2.3.
Metode Analisis Data
Modifikasi teknologi pada proses pengolahan kopi basah dilakukan berdasarkan proses pengolahan basah yang telah dilakukan oleh Mulato et al.
2006. Adapun tahapan analisis data adalah sebagai berikut; 1. Melakukan identifikasi tahapan proses pengolahan kopi modifikasi olah
basah yang berpotensi menyumbangkan limbahemisi. 2. Menentukan desain perlakuan minimisasi air volume air pada proses
pengolahan kopi berdasarkan hirarki pencegahan pencemaran Theodore dan Mc Guinn 1992. Volume air ditentukan berdasarkan Mulato et al. 2006
yaitu volume air pengupasan dan pencucian tidak lebih dari 3 m
3
dan 6 m
3
per ton buah kopi. Ulangan perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali triplicate.
3. Melakukan analisis nerasa massa pengolahan kopi dengan minimisasi air Himmelblau 1982.
4. Mengukur emisi yang dihasilkan dari mesin pengupasan pulper dan pencucian washer yang menggunakan bahan bakar solar dan biodiesel.
5. Melakukan analisis mutu fisik biji kopi dan cita rasa seduhan cup test. Mutu fisik biji kopi berdasarkan persyaratan mutu dalam SNI 01-2907-2008.
Uji cita rasa seduhan cup test dilakukan oleh panelis ahli dan terlatih dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Secara umum rangkaian rancangan penelitian desain proses pengolahan
kopi dengan modifikasi teknologi disajikan pada Gambar 35.
Sortasi rambang
Buah kopi petik merah
Buah merah terpilih
Pengupasan buah
Pulp+Limbah cair
Biji kopi berkulit tanduk
Fermentasi kering
Pencucian
Biji kopi berkulit tanduk
Pengeringan
Kopi HS
Pengupasan kulit tanduk
Kopi HS
Kopi beras green coffee
Penanganan limbah cair anaerobik,
koagulasi dan filtrasi Penggunaan air ulang
Analisis: 1. Mutu fisik
2. Cita rasa seduhan
Analisis limbah cair
Alternatif bahan bakar : 1. Solar,
2. Biodiesel
Emisi
Pulp+Limbah cair Emisi
Input air pengupasan dengan perlakuan
volume
Air pencucian dengan perlakuan
volume Alternatif
bahan bakar Analisis emisi
Analisis emisi Deskripsi:
Rancangan volume air pengupasan m
3
.ton
-1
buah kopi:
K1 : 1,44 –1,48 50 K2 : 0,73–0,78 74 K3 : 0,23–0,28 90
Rancangan volume air pencucian m
3
.ton
-1
buah kopi: 1.
C1 : 2,25 –2,27 57 C2: 1,54–1,81 70 C3: 1,09–1,13 81
2. C4 : 4,81
–5,93 0 C5: 3,67–3,85 35 C1 57 C2 70 Kulit tanduk+kulit ari
Gambar 35 Rancangan penelitian modifikasi teknologi olah basah pada proses
pengolahan kopi Robusta
6.3. Hasil dan Pembahasan 6.3.1. Minimisasi Air Pada Proses Pengolahan Kopi Modifikasi Olah Basah
Pengolahan basah merupakan perbaikan proses pengolahan kering. Penggunaan air pada proses pengolahan dengan modifikasi olah basah adalah; 1
sebagai media untuk mengklasifikasi kualitas buah kopi melalui sortasi rambang, 2 media pengaliran buah kopi untuk memudahkan proses pengupasan buah
pulping, dan 3 untuk membersihkan biji kopi dari lendir yang terdegradasi washing setelah proses fermentasi sekaligus mencegah proses fementasi berlebih
over fermentation. Upaya minimisasi input air merupakan bagian dari upaya penerapan produksi bersih pada proses kopi olah basah. Upaya meminimalkan air
proses diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah cair sekaligus meningkatkan mutu kopi rakyat. Penerapan teknologi bersih mengacu
pada konsep 3R reduce, reuse, and recycle pada keseluruhan aliran proses pengolahan. Untuk memperkirakan titik-titik dimana limbah dihasilkan serta
besaran polutan pada perlakuan minimisasi air proses pengolahan kopi digunakan