89
ekonomi, lingkungan, sosial dan kelembagaan. Jenis data yang digunakan untuk menyusun kerangka keberlanjutan adalah data sekunder dan data primer. Data
sekunder berasal dari literatur. Data primer bersumber dari responden, pakar terpilih dan hasil pengamatan di lokasi penelitian.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, diskusi, kuisioner dan survey lapangan. Responden berasal dari wilayah penelitian yang
terdiri dari pakar dan stakeholder yang berkaitan dengan pengembangan agroindustri kopi rakyat di Desa Sidomulyo. Jumlah responden sebanyak 48
orang yang berasal dari petani, pedagang, dinas terkait dan pakar yang berasal dari Puslitkoka dan Universitas Jember. Penilaian keberlanjutan agroindustri kopi
rakyat yang berada di KUPK Desa Sidomulyo menggunakan metode multi- attribute non parametric multidimensional scaling = MDS. Rap-Coffee
merupakan modifikasi software berbasis excel Rapfish yang mampu melakukan penilaian keberlanjutan secara cepat Pitcher dan Preikshot 2001.
4.3.2. Desain Proses Pengolahan Kopi dengan Modifikasi Teknologi Olah
Basah
Proses pengolahan kopi dengan teknologi olah basah membutuhkan input air pada tahap pengupasan kulit buah dan pencucian setelah fermentasi. Untuk
meminimalkan limbah cair yang dihasilkan, dilakukan upaya meminimalkan air proses. Tahapan dan kebutuhan air untuk modifikasi pengolahan basah dilakukan
berdasarkan Mulato et al. 2006 yaitu sebagai berikut: a.
Tahapan pengolahan terdiri atas sortasi buah di kebun, sortasi rambang, pengupasan kulit buah menggunakan pulper, fermentasi kering, pencucian
menggunakan washer, pengeringan mekanis, dan pengupasan kulit tanduk dari kopi HS biji kopi hasil pengolahan basah.
b. Perlakuan meminimalkan air proses dilakukan pada tahap pengupasan dan
pencucian berturut-turut tidak lebih dari 3 m
3
ton dan 6 m
3
ton buah kopi. Perlakuan ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah perlakuan
meminimalkan air pada proses pengupasan dan pencucian. Tahap kedua adalah perlakuan meminimalkan air pada proses pencucian. Rancangan
penelitian menggunakan RAL rancangan acak lengkap faktorial 3 taraf.
90
Pengamatan dan pengambilan data penelitian meliputi volume buah kopi, air dan bahan bakar sebagai masukan proses serta volume biji kopi, limbah padat
dan limbah cair sebagai keluaran yang dihasilkan untuk setiap tahapan proses. Pengambilan data primer dibutuhkan untuk membuat neraca massa dan kajian
emisi mesin pengolahan. Penelitian dilakukan secara ulangan selama 2 periode masa panen dan analisis contoh secara triplicate. Keluaran proses berupa limbah
cair, limbah padat dan emisi bahan bakar dianalisis untuk mengetahui besarnya konsentrasi pencemaran proses pengolahan kopi.
Pengambilan sampel biji kopi untuk mengetahui pengaruh perlakuan minimisasi air terhadap mutu fisik dan cita rasa biji kopi. Analisis mutu fisik biji
kopi berdasarkan SNI 01-2907-2008. Perlakuan terbaik adalah yang mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu fisik sedang minimum 4B dengan cita rasa
yang disukai panelis. Analisis cita rasa cup test dilakukan melalui uji organoleptik oleh panelis ahli dan terlatih dari Puslitkoka.
4.3.3. Penanganan Limbah Proses Pengolahan Kopi Rakyat Berbasis
Produksi Bersih
Parameter analisis limbah cair meliputi pH, BOD biochemical oxygen demand, COD chemical oxygen demand, TSS total suspended solid, TDS
total dissolved solid, fosfat, nitrat, total karbon, total nitrogen dan total VSS volatile suspended solid. Parameter analisis limbah padat meliputi komposisi
minyak dan lemak, serat kasar, total karbon organik dan total abu. Penanganan limbah cair proses pengolahan kopi dilakukan dengan
menerapkan pengolahan anaerobik, koagulasi-flokulasi dan adsorpsi-filtrasi. Simulasi biodegradabilitas limbah cair menggunakan larutan kopi instan
merupakan penelitian pendukung karakterisasi limbah cair pengolahan kopi berdasarkan konsentrasi COD limbah cair pada perlakuan air proses. Proses
anaerobik untuk pengolahan limbah cair pengolahan kopi dipilih karena kemampuannya menghasilkan biogas. Analisis komposisi biogas dari uji
biodegradabilitas dan proses anaerobik dilakukan untuk mengetahui efektivitas proses anaerobik dalam menurunkan konsentrasi pencemaran.
Proses koagulasi-flokulasi dilakukan pada limbah cair proses pengolahan kopi dan air limbah efluen hasil pengolahan anaerobik. Koagulan yang