Pengeringan DESAIN PROSES PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DENGAN MODIFIKASI TEKNOLOGI OLAH BASAH

Pengeringan Biji kopi HS 0,47 – 0,51 ton Biji kopi HS 0,21 – 0,24 ton Uap air 0,25 – 0,31 ton Kadar air 50 – 60 Kadar air 12 – 12,5 Gambar 42 Neraca massa proses pengeringan Penjemuran sinar matahari umumnya dilakukan selama 8 hingga 10 hari, tergantung temperatur udara dan kelembaban. Pengeringan dengan sinar matahari dapat dilakukan di atas semen datar. Biji dihamparkan setebal 2 sampai 10 cm, dan dibalik secara berkala untuk menjamin biji menjadi kering sempurna. Pada saat puncak periode pemanenan, penggunaan pengering mekanis sangat membantu. Meskipun demikian, proses ini harus dikontrol dengan hati-hati untuk mendapatkan kekeringan yang memuaskan dan murah secara ekonomis tanpa merusak kualitas. Secara visual, biji kopi kering hasil olah basah memiliki penampilan lebih baik daripada biji kopi kering hasil olah kering. Biji kopi olah basah cenderung berwarna lebih terang dan bersih. Biji kopi hasil olah basah setelah disangrai juga akan memiliki warna agak putih pada alur di tengah keping bijinya. Biji WP Kebun Kaliwining Biji DP Kebun Kaliwining Gambar 43 Perbandingan visual biji kopi HS hasil olah basah dan olah kering Keterangan: WP : wet process olah basah DP ; dry process olah kering

f. Pengupasan Kulit Tanduk

Hulling Setelah pengeringan, proses pengupasan kulit tanduk hulling dapat dilanjutkan atau kopi HS disimpan hingga saatnya diekspor. Output proses hulling berupa biji kopi beras green bean, kulit tanduk, dan kulit ari. Untuk mencapai keseragaman dan meningkatkan efisiensi pengupasan, sebaiknya dilakukan sortasi ukuran terlebih dahulu sebelum proses hulling. Pada tahap pengupasan dimungkinkan terjadinya kehilangan massa karena kulit ari biji kopi yang keluar dari sistem dalam jumlah minimum. Persentase kulit tanduk dan kulit ari yang dihasilkan dari proses pengupasan ini dapat mencapai 5 dari total buah kopi gelondong yang diproses. Kulit tanduk dan kulit ari masih memiliki nilai tambah ekonomis jika dimanfaatkan. Rata-rata persentase biji kopi beras yang dihasilkan pada proses pengolahan modifikasi olah basah ini adalah 18-19. Pengupasan kering kulit kopi HS Kulit tanduk kulit ari 0,03 – 0,05 ton Biji Kopi HS 0,21 – 0,24 ton Kopi beras 0,18 – 0,19 ton Kadar air 12 – 12,5 Gambar 44 Neraca massa proses hulling Berdasarkan perhitungan neraca massa rata-rata dapat diketahui rata-rata volume air, limbah cair, dan limbah padat yang dihasilkan melalui perlakuan minimisasi air proses pengolahan kopi Tabel 15. Perlakuan minimisasi air terbukti mampu mengurangi volume limbah cair yang dihasilkan pada proses pengolahan kopi. Secara umum, neraca massa total hasil perlakuan minimisasi air tahap pengupasan pulping dan pencucian washing pada proses pengolahan kopi dengan modifikasi teknologi disajikan pada Gambar 45. Tabel 15 Volume air, limbah cair dan limbah padat rata-rata pengolahan kopi No Perlakuan minimisasi Pengupasan satuanton buah Pencucian satuanton buah Total air m 3 ton Total pulp kgton Air m 3 Pulp kg Air m 3 Pulp kg In Out Out 1 K1C158 1,480 560,0 2,271 12,0 3,751 3,709 572,0 2 K2C167 0,754 565,0 2,258 24,6 3,012 2,937 589,6 3 K3C172 0,287 330,0 2,256 18,5 2,543 2,514 348,5 4 K1C267 1,478 540,0 1,542 21,0 3,020 2,949 561,0 5 K2C273 0,742 540,0 1,710 17,5 2,452 2,383 557,5 6 K3C277 0,237 405,0 1,806 24,5 2,043 2,043 429,5 7 K1C372 1,441 555,0 1,093 20,0 2,534 2,434 575,0 8 K2C379 0,731 530,0 1,131 19,5 1,862 1,803 549,5 9 K3C385 0,266 475,0 1,110 15,5 1,376 1,376 490,5 Sumber limbah padat terbesar dihasilkan pada tahap pengupasan buah kopi berupa pulp buah kopi yang dapat mencapai 50-60 dari total produksi. Limbah padat ini juga berpotensi menjadi sumber pencemaran lingkungan, sehingga