Limbah kopi untuk pakan ternak. Daging buah kopi pulpa dapat

polifenol dan tannin membatasi campuran pulpa kopi tidak dapat melebihi 20. Bressani et al. 1972 menyatakan kandungan lignin, pentosa dan heksosa yang tinggi pada kulit kopi membutuhkan penanganan khusus. Pemanfaatan yang mungkin dan telah dikembangkan untuk kulit kopi adalah sebagai sumber energi bagi proses pengeringan kopi.

3. Papan partikel. Kulit tanduk kering dari pengolahan kopi mengandung air

7,8, serat kasar 77, abu 0,5, ekstrak nitrogen 18,9 Elias 1979 diacu dalam Yusianto et al. 1999. Serat kasar terdiri dari selulosa, pentosa, lignin serta bahan berlignoselulosa yang berpeluang digunakan sebagai bahan baku papan partikel. Pulpa kopi berserat kasar agak rendah, namun masih memungkinkan sebagai bahan pengisi papan partikel. Bahan baku papan partikel dapat berasal dari kulit buah proses pengolahan kering dan kulit tanduk pengolahan basah. Papan partikel dari kulit tanduk hasil pengolahan basah tidak mudah ditumbuhi kapang, karena sudah tidak mengandung gula dari proses pengupasan dan pencucian. Sebaliknya papan partikel dari kulit kopi pengolahan kering mudah ditumbuhi kapang dan memiliki kandungan serat rendah. Dengan demikian kulit tanduk hasil pengolahan basah menunjukkan potensi besar pembuatan papan partikel. Menurut Bekalo dan Reinhardt 2010, kandungan selulosa dan hemiselulosa yang besar pada kulit kopi dan kulit tanduk kopi dapat menggantikan kayu hingga 50 dalam pembuatan papan partikel. Pembuatan papan partikel berbahan baku kulit kopi dengan penggunaan dan jumlah resin yang sesuai bahkan sanggup memenuhi standar Eropa Gambar 83. 4. Biogas. Daging dan kulit buah kopi hasil proses pengupasan masih mengandung gula yang cukup besar, sehingga potensial bagi pembentukan biogas bersama-sama limbah cair proses pengolahan basah. Menurut Calle 1955 diacu dalam Braham dan Bressani 1979, 30 kg pulpa kopi yang dicampur dengan kotoran sapi mampu menghasilkan 670 liter metan setelah 72 hari. Residu proses ini juga kaya akan nitrogen dan sesuai digunakan sebagai pupuk organik. Gambar 83 Papan partikel berbahan baku liimbah padat kopi Sumber: Bekalo dan Reinhardt 2010

5. Kompos. Menurut Calvert 1998, pulpa kopi hanya mengandung 15 nutrien

yang berasal dari tanah, dimana 45 nutrien terbawa oleh biji siap ekspor. Meskipun demikian, daging buah kopi merupakan sumber yang baik untuk humus dan karbon organik. Rathinavelu dan Graziosi 2005, kompos merupakan sumber hara tanaman, bahan pembenah kesuburan fisik dan biologi tanah. Kecepatan suatu bahan menjadi kompos terutama dipengaruhi oleh CN bahan. Semakin mendekati CN tanah, maka bahan akan lebih cepat menjadi kompos. Tanah pertanian yang baik mengandung perbandingan unsur C dan N yang seimbang. Keseimbangan yang baik ialah CN = 1012 atau C : N = 10 : 12. Bahan-bahan organik yang memiliki CN tinggi harus dikomposkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Menurut Baon et al. 2005, pulpa kopi menghasilkan kompos bermutu lebih baik. Kandungan hara kompos pulpa kopi jauh lebih tinggi dibandingkan kompos kulit kopi. Selain itu rasio CN pulpa kopi lebih sesuai untuk proses pengomposan Tabel 34 . Tabel 34 Perbandingan kandungan hara pada limbah padat kopi. Perlakuan CN CP NP pH Bahan : Pulpa pulp 15,4 a 277 b 16 a 6,7 a Kulit tanduk 67,2 a 972 a 16 a 6,6 a Campuran 29,7 b 514 b 17 a 7,0 a Sumber: Baon et al. 2005. Untuk menghasilkan kompos dengan nisbah CN 15, pulpa kopi membutuhkan waktu 4 minggu sedangkan kulit tanduk lebih dari 8 minggu. Erwiyono et al. 2001, kompos kulit buah kopi memberikan pengaruh