Peningkatan Nilai Ekspor Kopi Rakyat 3. Perbaikan Kinerja Kelembagaan

atau technological and knowledge based society. Hal ini berarti dalam pengembangan agroindustri kopi, petani sebagai komponen sosial diharapkan memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian melalui pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan konsep produksi bersih dalam rangka meningkatkan mutu produk, lingkungan, nilai ekonomi serta keberlanjutannya. Kelembagaan koperasi yang telah ada dalam sentra kopi rakyat hendaknya dapat memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan organisasi-organisasi bisnis lainnya yang ada saat ini untuk bisa bertahan dalam perekonomian global. Keunggulan kompetitif didefinisikan sebagai suatu kekuatan organisasional yang secara jelas menempatkan suatu perusahaan di posisi terdepan dibandingkan pesaing-pesaingnya. Salah satu keunggulan kompetitif koperasi adalah hubungannya dengan anggota. Partisipasi anggota merupakan hal yang penting dalam pengembangan koperasi. Tanpa adanya partisipasi anggota, akan menyebabkan terjadinya penurunan efisiensi dan efektifitas koperasi. Salah satu tolak ukurnya adalah kontribusi anggota untuk selalu ikut serta dalam program pengembangan koperasi.

9.4. Kesimpulan

Strukturisasi pengembangan agroindustri kopi rakyat di KUPK Sidomulyo, Kabupaten Jember yang akan menerapkan sistem pengolahan kopi rakyat berbasis produksi bersih terutama diharapkan dapat mewujudkan kebutuhan pasar ekspor. Pengembangan agroindustri kopi rakyat ini dilaksanakan dalam wadah kelembagaan koperasi yang tumbuh dari keinginan anggota kelompok tani untuk mengembangkan usahanya. Strukturisasi upaya pengembangan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan, kendala, perubahan, tujuan pengembangan yang ingin dicapai oleh seluruh stakeholder. Selain itu penentuan indikator pengembangan dalam suatu sistem agroindustri yang berkelanjutan akan membantu koperasi di masa mendatang dalam melakukan evaluasi perubahan yang akan dilakukan. Peran serta anggota koperasi untuk dapat mengikuti perubahan akan memberikan kemudahan dalam mencapai posisi pasar yang kuat. Penjagaan hubungan antar stakeholder akan memberikan kesempatan bagi koperasi untuk selalu belajar. Proses belajar dibutuhkan dalam menghadapi perubahan yang berkaitan dengan kemajuan teknologi, perbaikan kualitas, dan upaya diversifikasi produk sesuai preferensi konsumen. Hal ini diharapkan akan mendukung keberlanjutan agroindustri kopi rakyat khususnya di KUPK Sidomulyo, Kabupaten Jember. 241

X. PEMBAHASAN UMUM

Kopi Robusta yang diusahakan dari perkebunan rakyat merupakan salah satu komoditas utama perkebunan Indonesia. Krisis kopi tahun 2000 menyebabkan harga biji di tingkat petani sangat rendah serta berdampak pada keberlanjutan pertanian kopi rakyat. Hal ini terutama karena besarnya ketergantungan kopi Indonesia terhadap pasar ekspor, dimana hampir 70 biji kopi yang diproduksi diekspor ke luar negeri dan hanya 30 yang dikonsumsi dalam negeri. Selain itu rendahnya mutu biji kopi turut mempengaruhi harga kopi Indonesia di pasar dunia. Berlakunya resolusi ICO International Coffee Organization 407 tahun 2002 yang kemudian diamandemen dengan resolusi ICO 420 tahun 2004 menetapkan larangan ekspor bagi kopi yang bermutu rendah dengan jumlah cacat lebih dari 150 untuk Robusta. Resolusi ini menuntut upaya perbaikan mutu kopi di Indonesia, mengingat Indonesia termasuk salah satu negara yang terkena larangan. Tuntutan akan kopi bermutu tinggi serta perkembangan isu lingkungan dan sosial mewarnai pasar kopi dunia yang melahirkan konsep kopi berkelanjutan. Meskipun di sisi lain, penjualan kopi bermutu rendah masih bertahan. Pasar kopi saat ini terutama didominasi oleh kopi-kopi bermutu tinggi yang dijual di café maupun supermarket. Konsep kopi berkelanjutan menunjukkan perhatian konsumen terhadap isu-isu degradasi lingkungan karena pola pertanian kopi yang monokultur, dampak kesehatan akibat residu kimia pada biji kopi, kesenjangan sosial dalam perdagangan internasional serta fluktuatifnya perekonomian kopi. Selama kurun waktu 20 tahun, pasar kopi berkelanjutan tumbuh dengan cepat seiring peningkatan kesadaran konsumen. Sebagai salah satu bagian dari pasar kopi dunia, perkembangan agroindustri kopi rakyat di Indonesia hendaknya didasarkan pada konsep keberlanjutan kopi dunia. Kerangka keberlanjutan agroindustri kopi rakyat Indonesia dikembangkan dari konsep keberlanjutan kopi dunia dan kondisi pertanian kopi di Indonesia. Kerangka keberlanjutan disusun berdasarkan atribut-atribut dimensi ekonomi, lingkungan, sosial dan kelembagaan yang dapat dinilai pelaksanaannya dalam agroindustri kopi rakyat. Dimensi kelembagaan merupakan pengembangan dari