Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Rumput Laut
Tabel 24. Luas kesesuaian, pemanfaatan dan potensi perairan untuk budidaya rumput laut dirici perkecamatan
No Kecamatan Kelas Potensi
Sudah Dimanfaatkan
Belum Dimanfaatkan
Luas ha
Luas
ha
Luas
ha
1 Empang
S1 4.970,50 42
1.167 24
8.503 47
S2 4.699,90 Jumlah
9.670,41
2 Moyo Hilir
S1 - 7
852 18
844 5
S2 1.696,30 Jumlah
1.696,30
3 Lape
S1 1.989,79 28
979 20
5.347 30
S2 4.336,39 Jumlah
6.326,18
4 Plampang
S1 729,21 23
1868 38
3.299 19
S2 4.438,10 Jumlah
5.167,31 Total Kesesuaian 22.860,19 100
4.866 100
17.993 100
Sumber: Hasil Analisis 2013 Berdasarkan analisis kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut
sistem long-line, menunjukkan bahwa di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa masih memiliki potensi perairan yang cukup luas untuk dimanfaatkan bagi peningkatan
produksi rumput laut. Kondisi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah menetapkan wilayah ini sebagai kawasan strategis untuk kepentingan
pertumbuhan ekonomi dan sebagai sentra pengembangan perikanan budidaya melalui program PIJAR untuk mendukung industrialisasi perikanan budidaya,
khususnya budidaya laut. Namum peningkatan produksi tersebut harus memperhatikan daya dukung lingkungan perairan. Sebab apabila daya dukung
terlampaui maka budidaya rumput laut yang kini menjadi andalan masyarakat
pesisir untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan mereka tidak akan berkelanjutan. 5.1.2. Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Ikan Kerapu di KJA
Penilaian kesesuaian perairan sebagai faktor penentu dalam pengembangan budidaya ikan kerapu di perairan Teluk Saleh Kabupaten
Sumbawa didasarkan atas beberapa parameter kesesuaian sebagai berikut: kecepatan arus, kedalaman, kecerahan, pH, salinitas, substrat, DO dan suhu
perairan. Dalam penelitian ini, penentuan kelas kesesuaian perairan untuk budidaya ikan kerapu sistem didasarkan pada klasifikasi menurut FAO 1976,
namun dengan pertimbangan perairan yang dievaluasi adalah perairan teluk, sehingga kelas kesesuaian dibagi kedalam 3 tiga kelas kesesuaian yaitu sangat
sesuai S1, sesuai S2 dan tidak sesuai S3 dengan nilai skor masing-masing 3, 2 dan 1 DKP, 2002. Berdasarlan hasil analisis kesesuaian perairan untuk
budidaya ikan kerapu maka diperoleh luas perairan berdasarkan kategori kesesuaian perairan yaitu: luas perairan yang sangat sesuai S1 seluas 11.511,48
ha atau 24,63 , luas perairan yang sesuai S2 seluas 16.302,70 ha atau 34,90 dan luas perairan yang sesuai bersyarat S3 seluas 16.31,41 ha atau 96,47 dan
luas perairan yang tidak sesuai S2+S2 seluas 2.609,70 ha atau 5,58 . Secara rinci luas perairan berdasarkan kelas kesesuaian perairan untuk budidaya ikan
kerapu di perairan Teluk Saleh disajikan pada Tabel 25. Tabel 25. Luas perairan menurut kelas kesesuain perairan untuk budidaya ikan
kerapu di KJA
No Kelas Kesesuaian
Luas Perairan ha
1 Sangat Sesuai S1
11.511,48 24,63
2 Sesuai S2
16.302,70 34,88
3 Sesuai Bersyarat S3
16.313,41 34,90
4 Tidak Sesuai N
2.609,70 5,58
Sumber: Hasil Analisis 2013 Tabel di atas menunjukkan bahwa wilayah perairan di Teluk Saleh
Kabupaten yang potensi untuk budidaya rumput laut adalah seluas 27.814,14 ha S1 dan S2. Luas wilayah perairan yang sudah dimanfaatkan hingga tahun 2010
hanya seluas 46 ha atau tingkat pemanfaatan sebesar 0,02. Kondisi ini menunjukkan bahwa wilayah perairan Teluk Saleh sangat prospek untuk
dikembangkan karena masih memiliki potensi perairan yang belum dimanfaatkan sebesar 99,08 atau seluas 27.769 ha. Secara spasial luas perairan berdasarkan
kelas kesesuaian perairan untuk budidaya ikan kerapu di perairan Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa disajikan pada Gambar 30.
Gambar 30. Peta kesesuaian perairan untuk budidaya ikan kerapu di Perairan Teluk Saleh 129
Luas wilayah perairan untuk budidaya ikan kerapu di KJA, apabila dirinci menurut administrasi kecamatan menunjukkan bahwa sebagian besar terdapat di
Kecamatan Lape yaitu seluas 10.386 ha 37 . Tingkat pemanfaatan wilayah perairan masih sangat rendah hanya sebesar 0,001 , sehingga masih terdapat
10.376 ha wilayah perairan yang belum dimanfaatkan. Selanjutnya di Kecamatan Empang dan Kecamatan Plampang terdapat wilayah perairan yang sangat sesuai
dan sesuai untuk budidaya ikan kerapu di KJA seluas 6.647 ha 24 dan 8.150 ha 29 . Tingkat pemanfaatan wilayah perairan hanya sebesar 0,005 dan
0,004 , sehingga masih terdapat wilayah perairan yang belum dimanfaatkan seluas 6.616 ha dan 8.147 ha. Sedangkan di Kecamatan Moyo Hilir memiliki
wilayah perairan paling rendah dan secara keseluruhan belum ada pemanfaatan yaitu seluas 2.630 Secara rinci luas kesesuaian, pemanfaatan dan potensi perairan
untuk budidaya rumput laut dirinci per-kecamatan disajikan pada Tabel 26. Tabel 26. Luas kesesuaian, pemanfaatan dan potensi perairan untuk budidaya ikan
kerapu di KJA dirinci perkecamatan
No Kecamatan Kelas Potensi
Sudah Dimanfaatkan
Belum Dimanfaatkan
Luas ha
Luas
ha
Luas
ha
1 Empang
S1 900,88
24 32
69 6.616
24 S2 5.746,32
Jumlah 6.647,20
2 Moyo Hilir
S1 1.404,69
10 -
- 2.630
9 S2 1.225,35
Jumlah
2.630,04
3 Lape
S1 7.231,08
37 11
24 10.376
37 S2
3.155,78 Jumlah
10.386,87
4 Plampang
S1 1.974,82
29 3
7 8.147
29 S2
6.175,25 Jumlah
8.150,07 Total Kesesuaian
27.814,18 100 46
100 27.769 100
Sumber: Hasil Analisis 2013 Berdasarkan analisis kesesuaian perairan untuk budidaya ikan kerapu di
KJA, menunjukkan bahwa di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa masih memiliki potensi perairan yang sangat luas untuk dimanfaatkan bagi peningkatan produksi
ikan kerapu. Kondisi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah menetapkan wilayah ini sebagai kawasan strategis untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi
dan sebagai sentra pengembangan perikanan budidaya untuk mendukung industrialisasi perikanan budidaya, khususnya budidaya laut. Budidaya ikan
kerapu di KJA di wilayah penelitian selama lima tahun terakhir belum berkembang, usaha ini membutuhkan modal cukup besar sehingga umumnya
dilakukan oleh pengusaha pemilik modal besar. Kebijakan pemerintah daerah saat ini, kurang memprioritaskan pengembangan budidaya ikan kerapu dibandingkan
dengan budidaya rumput laut yang diimplementasikan melalui program PIJAR. Rendahnya perhatian pemerintah untuk pengembangan komoditi ikan
kerapu menyebabkan perkembangan usaha budidaya komoditi ini cenderung tidak berkembang dibandingkan dengan rumput laut. Namun di masa mendatang seiring
dengan meningkatnya permintaan pasar dan ketertarikan pemodal berinvesatasi pada budidaya ikan kerapu dan di dukung oleh ketersediaan wilayah perairan yang
sangat luas di wilayah penelitian, maka usaha budidaya harus memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan perairan untuk menjamin budidaya ikan
secara ekonomi dapat berkelanjutan.
5.2. Daya Dukung Perairan Budidaya Laut 5.2.1. Daya Dukung Perairan Budidaya Rumput Laut
Budidaya rumput laut merupakan usaha yang sedang berkembang saat ini dan memiliki prospek baik untuk dikembangkan seiring dengan kebijakan
pemerintah daerah dengan menetapkan rumput laut sebagai komoditas unggulan. Budidaya rumput laut diyakini dapat memberikan kontribusi ekonomi bagi daerah
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah pesisir. Kebijakan pemerintah daerah saat ini menetapkan wilayah Teluk Saleh
sebagai kawasan strategis bagi pertumbuhan ekonomi daerah melalui program “PIJAR” untuk peningkatan produksi rumput laut melalui budidaya rumput laut
secara berkelanjutan. Keberlanjutan budidaya rumput laut secara ekologi mensyaratkan aspek kemampuan daya dukung lingkungan perairan. Konsep daya
dukung yang dikembangkan dalam usaha budidaya rumput laut adalah konsep daya dukung ekologis dengan tetap memperhatikan dimensi-dimensi lainnya.
Daya dukung ekologis, menurut Pigram 1993 dinyatakan sebagai tingkat maksimum penggunaan suatu kawasan, berupa jumlah maupun yang
diakomodasikan di dalamnya sebelum terjadi penurunan kualitas ekologis kawasan tersebut.
Pengukuran daya dukung perairan didasarkan pada kapasitas maksimum lingkungan perairan untuk mendukung pertumbuhan optimal suatu organisme.
Kemampuan daya dukung perairan mempengaruhi keberlanjutan pengelolaan rumput laut dari aspek ekologis. Apabila budidaya rumput laut telah melampaui
kemampuan daya dukung perairan, maka akan mengakibtkan penurunan kualitas lingkungan untuk pertumbuhan optimal rumput laut.
Penentuan daya dukung perairan untuk budidaya rumput laut dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui luas perairan yang dapat didukung oleh
lingkungan perairan agar rumput laut yang dibudidayakan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Analisis daya dukung perairan untuk budidaya
rumput laut di wilayah kajian dilakukan dengan menggunakan 2 dua pendekatan, yaitu: 1 penentuan daya dukung berdasarkan kapasitas perairan; dan
2 penentuan daya dukung berdasarkan kapasitas asimilasi N di perairan. Berikut ini akan disajikan hasil analisis penentuan daya dukung perairan untuk masing-
masing pendekatan yang digunakan dalam penentuan daya dukung parairan untuk budidaya rumput laut di wilayah penelitian tersebut.
Pendekatan Kapasitas Perairan
Penentuan daya dukung perairan untuk budidaya rumput laut berdasarkan
“Kapasitas Perairan” dipengaruhi oleh luas areal budidaya yang sesuai kategori
sangat sesuai dan sesuai berdasarkan analisis GIS pada tujuan pertama dalam penelitian ini dan sistem budidaya rumput laut yang diterapkan di wilayah
penelitian yaitu budidaya rumput laut sistem long-line. Perhitungan analisis daya dukung perairan untuk budidaya rumput laut berdasarkan kapasitas perairan
secara rinci disajikan pada Lampiran. 11. Hasil analisis daya dukung perairan untuk budidaya rumput laut
berdasarkan “Kapasitas Perairan”, diperoleh luas daya dukung perairan untuk kategori kesesuaian perairan sangat sesuai dan sesuai seluas 12.309,34 ha atau
31.564 unit. Secara rinci luas daya dukung perairan untuk budidaya rumput laut di wilayah penelitian disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27. Daya dukung budidaya rumput laut berdasarkan kapasitas perairan
No Luas Perairan
ha Kapasitas
Perairan Daya Dukung
Pemanfaatan Perairan
ha
ha unit
Sudah Belum
1 Sangat Sesuai S1
53,85 4.140,80 10.866
4.866 7443,34
2 Sesuai S2
8.169,41 20.947 Jumlah
53,85 12.309,34 31.564
4.866 7443,34
Sumber: Hasil Analisis 2013 Tabel di atas menunjukkan bahwa luas perairan yang dapat didukung
untuk budidaya rumput laut adalah seluas 12.309,34 ha atau sebanyak 31.563 unit budidaya. Luas wilayah perairan yang sudah dimanfaatkan hingga tahun 2010
adalah seluas 4.866 ha atau tingkat pemanfaatan baru mencapai 39 . Kondisi ini menunjukkan bahwa wilayah perairan Teluk Saleh masih memiliki potensi
perairan yang belum dimanfaatkan sebesar 61 atau seluas 7443.34 ha atau unit. Jumlah unit budidaya yang dapat didukung bila dikonversikan ke dalam volume
produksi dimana rata-rata volume produksi untuk satu unit budidaya sebesar 4,9 ton, maka potensi volume produksi rumput laut kering yang dapat diproduksi oleh
wilayah perairan Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa adalah sebesar 621.148 ton per tahun.
Daya dukung perairan untuk budidaya rumput laut di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa, apabila dirinci menurut administrasi kecamatan
menunjukkan bahwa sebagian besar potensi perairan terdapat di Kecamatan Empang yaitu seluas 5.207 ha 42 . Tingkat pemanfaatan wilayah perairan
hanya sebesar 22 , sehingga masih terdapat 4.040 ha wilayah perairan yang belum dimanfaatkan. Selanjutnya di Kecamatan Lape dan Kecamatan Plampang
terdapat potensi perairan seluas 3.406,40 ha 28 dan 2.782,40 ha 23 . Tingkat pemanfaatan wilayah perairan hanya sebesar 28 dan 67 , sehingga
masih terdapat wilayah perairan yang belum dimanfaatkan seluas 2.427 ha dan 914 ha. Sedangkan di Kecamatan Moyo Hilir memiliki wilayah perairan yang
paling sedikit yaitu seluas 913 ha 7 dan tingkat pemanfaatan paling tinggi yaitu sebesar 80 , sehingga hanya terdapat 61 ha wilayah perairan yang belum
dimanfaatkan. Secara rinci daya dukung perairan laut berdasarkan kapasitas perairan dan tingkat pemanfaatan perairan untuk budiddaya rumput, per-
kecamatan disajikan pada Tabel 28.
Tabel 28. Daya dukung perairan berdasarkan kapasitas perairan dan tingkat pemanfaatan dirinci perkecamatan
No Kecamatan Kelas Daya Dukung
Sudah Dimanfaatkan
Belum Dimanfaatkan
ha unit
ha unit
ha unit
1 Empang
S1
2.673,43 6.863
1.167 2.992
4.040 10.359
S2
2.530,72 6.489
Jumlah
5.207,14 13.352
1.167 2.992
4.040 10.359
2 Moyo Hilir
S1
- -
852 2.185
61 157
S2
913,39 2.342
Jumlah
913,13 2.342
852 2.185
61 157
3 Lape
S1
1.071,43 2.747
979 2.510
2.427 6.224
S2
2.334,98 5.987
Jumlah
3.406,40 8.734
979 2.427
6.224
4 Plampang
S1
392,65 1.007
1.868 4.790
914 2.345
S2
2.389,75 6.128
Jumlah
2.782,40 2.505
1.868 4.790
914 2.345
Total Kesesuaian
12.309,34 31.563
4.866 12.476,92
7.443,24 19.085,48
Sumber: Hasil Analisis 2013
Pendekatan Kapasitas Asimilasi N
Penentuan daya dukung perairan untuk budidaya rumput laut berdasarkan
“Kapasitas Asimilasi N” dipengaruhi oleh jenis rumput laut yang dibudidayakan,
luas areal budidaya yang sesuai kategori sangat sesuai dan sesuai berdasarkan analisis GIS pada tujuan pertama penelitian ini dan flushing time. Perhitungan
analisis daya dukung perairan untuk budidaya rumput laut berdasarkan kapasitas asimilasi N di perairan Teluk Saleh secara rinci disajikan pada Lampiran 4.
Hasil analisis daya dukung perairan untuk budidaya rumput laut berdasarkan “Kapasitas Asimilasi N”, diperoleh luas daya dukung perairan untuk
jenis rumput laut hijau seluas 21.232,91 ha atau 54.443 unit dan daya dukung jenis rumput laut coklat seluas 16.900,94 ha atau 43.325 unit.
Luas wilayah perairan yang sudah dimanfaatkan hingga tahun 2010 untuk budidaya rumput laut jenis hijau seluas 21.232,91 ha 54.443 unit, sedangkan
untuk rumput laut jenis coklat seluas 16.900,94 ha 43.325 unit. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih terdapat potensi perairan yang belum dimanfaatkan
untuk rumput laut jenis coklat seluas 34.704,15 ha atau 88.985 unit dan untuk rumput laut jenis hijau seluas 14.873,21 ha atau 38.136 unit. Secara rinci luas
daya dukung perairan untuk budidaya rumput laut di wilayah penelitian disajikan pada Tabel 29.
Selanjutnya apabila daya dukung perairan untuk budidaya rumput laut berdasarkan kapasitas asimilasi N perairan dirinci menurut administrasi
kecamatan menunjukkan sebagian besar potensi perairan terdapat di Kecamatan Empang yaitu untuk jenis rumput laut coklat seluas 7.149,50 ha atau 18.332 unit
dan rumput laut hijau seluas 8.982,02 ha atau 23.031 unit. Untuk di Kecamatan Lape untuk jenis rumput laut hijau seluas 5.875,86 ha atau 15.006 unit dan jenis
rumput laut coklat seluas 4.677,06 ha atau 11.992 unit, di Kecamatan Plampang terdapat potensi perairan untuk jenis rumput laut hijau seluas 4.799,48 ha atau
12.306 unit dan daya dukung jenis rumput laut coklat seluas 3.820,28 ha atau 9795 unit. Sedangkan di Kecamatan Moyo Hilir memiliki potensi perairan yang
paling sedikit yaitu untuk jenis rumput laut hijau seluas 1.575,55 ha atau 4.040 unit dan daya dukung jenis rumput laut coklat seluas 1.254,10 ha atau 3.216 unit.
Secara rinci daya dukung perairan laut berdasarkan kapasitas perairan dan tingkat pemanfaatan perairan untuk budiddaya rumput, per-kecamatan disajikan pada
Tabel 30.
Tabel 29. Daya dukung rumput laut berdasarkan kapasitas asimilasi N dan tingkat pemanfaatan
No Luas Perairan
ha Daya Dukung
Sudah Dimanfaatkan Belum Dimanfaatkan
RL Hijau RL Coklat
RL Hijau RL Coklat
RL Hijau RL Coklat
ha unit
ha unit
ha ha
ha unit
ha unit
1 Sangat Sesuai S1
7.142,14 18.313
5.684,99 14.557
1.495,80 3.406,20
14.873,21 38.136
34.704,15 88.985
2 Sesuai S2
14.090,77 36.130
11.215,96 28.759
Jumlah 21.232,91
54.443 16.900,94
43.325 1.459,8
3.406,2 14.873,21
38.136 34.704,15
88.985
Tabel 30. Daya dukung rumput laut berdasarkan kapasitas asimilasi N dan tingkat pemanfaatan dirinci perkecamatan
No Kecamatan
Daya Dukung Sudah Dimanfaatkan
Belum Dimanfaatkan RL Hijau
RL Coklat RL Hijau
RL Coklat RL Coklat
RL Hijau
ha unit
ha unit
ha unit
ha unit
ha unit
ha unit
1 Empang
S1 4.616,68
11.838 3.674,78
9.423 350,1
897 816,9
2.094 10.475,5
26.859 4.489,5
11.511 S2
4.365,34 11.193
3.474,72 8.910
Jumlah 8.982,02
23.031 7.149,50
18.332 350,1
897 816,9
2.094 10.475,5
26.859 4.489,5
11.511 2
Moyo Hilir S1
- -
- -
255,6 655
596,4 1.529
1.384,6 3.549
593,4 1.521
S2 1.575,55
4.040 1.254,10
3.216 Jumlah
1.575,55 4.040
1.254,10 3.216
255,6 655
596,4 1.529
1.384,3 3.549
593,2 1.521
3 Lape
S1 1.848,15
4.739 1.471,09
3.772 293,7
753 685,3
1.757 6.701,8
17.183 2.872,2
7.364 S2
4.020,70 10.327
3.205,97 8.220
Jumlah 5.875,86
15.066 4.677,06
11.992 293,7
753 685,3
1.757 6.701,7
17.183 2.872,1
7.364 4
Plampang S1
677,30 1.737
539,12 1.382
560,4 1.437
1.307,6 3.353
4.726,4 12.118
2.025,6 5.193
S1 4.122,18
10.570 3.281,17
8.413 Jumlah
4.799,48 12.306
3.820,28 9.795
560,4 1.437
1.307,6 3.352
4.726,2 12.118
2.025,5 5.193
Total Keseluruhan 21.232,91
54.443 16.900,94
43.325 1.459,8
3.742 3.406,2
8.733 23.287,4
59.709 9.980,3
25.589
136