Proses Rotasi Skala Indeks Keberlanjutan

Secara skamatis, tahapan analisis Rap-Insus-Seaweed dan Rap-Insus- Grouper menggunakan metode MDS dengan aplikasi modifikasi Rapfish disajikan pada Gambar 8. Gambar 8. Tahapan analisis Rap-Insus-Seaweed dan Rap-Insus-Grouper menggunakan MDS dengan aplikasi modifikasi Rapfish

3.7. Strategi Pengelolaan Budidaya Laut Berkelanjutan

Dalam rangka memformulasikan rekomendasi kebijakan yang dapat mendorong pengelolaan budidaya laut berkelanjutan, maka diperlukan strategi pengelolaan yang memperhatikan atribut-atribut sensitif terhadap keberlanjutan pengelolaan budidaya laut. Strategi pengelolaan, dimulai dengan mengurut prioritas dimensi dan atribut prioritas dalam setiap dimensi yang perlu diperbaiki. Untuk mengetahui prioritas yang perlu diperbaiki, maka dilakukan penentuan prioritas dimensi dengan melakukan pengurutan nilai dari indeks keberlanjutan dari masing-masing dimensi, kemudian dimensi yang memiliki nilai indeks lebih rendah dianggap sebagai dimensi yang harus dikelola atau diperbaiki Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka atribut-atribut dari ke lima dimensi selanjutnya disusun berdasarkan urutan prioritas dengan indikator nilai RMS. Prioritas urutan di mulai dari atribut yang memiliki nilai RMS yang paling besar. Mulai Kondisi Pengelolaan Budidaya Laut ini Penentuan Atribut Sebagai Kriteria Penilaian MDS Ordinasi Setiap Atribut Penilaian skor Setiap Atribut Analisis sensitivitas Analisis Monte Carlo Analisis Keberlanjutan Selanjutanya strategi yang dilakukan adalah interfensi terhadap masing-masing atribut yang disusun dalam tindakan berdasarkan prioritas jangka waktu, yaitu jangka pendek-menengah dan jangka panjang. Penentuan rentang waktu tersebut, untuk jangka pendek dan menengah adalah 1-5 tahun dan 6-10 tahun. Pertimbangan tersebut didasarkan kepada lamanya kepemimpinan dari kepala pemerintah daerah. Ketentuan perubahan atribut adalah untuk atribut yang diinterfensi sebagai prioritas jangka pendek-menengah, skor dari atribut yang diinterfensi meningkat satu skala dan 2 skala atau maksimal untuk prioritas jangka menengah. Interfensi atau perbaikan tersebut merupakan strategi yang akan dilakukan dalam bentuk kebijakan operasional yang mungkin bisa dilakukan dan disesuaikan dengan pertimbangan rasionalitas, ketersediaan biaya, ketersediaan SDM dan dapat dengan mudah untuk dilakukan. Selanjutnya hasil skoring dan penentuan jangka waktu pelaksanaan, akan dilakukan sekenario kebijakkan operasional dalam bentuk program jangka pendek dan menengah. Selanjutnya untuk masing-masing skenario tersebut dievaluasi perubahan indeks multidimensinya dengan menggunakan analisis Rapfish Strategi yang dilakukan adalah membuat skenario dalam bentuk kebijakan operasional yang dapat dilakukan pada jangka pendek. Adapun strategi yang dilakukan adalah intervensi dan perbaikan dalam upaya meningkatkan nilai skala pada atribut-atribut yang memiliki nilai sensitifitas tinggi dari masing-masing dimensi. Pada skenario jangka menengah, strategi yang dilakukan adalah menyusun kebijakan yang dapat dioperasionalkan dalam jangka menengah, yaitu dengan melakukan interfensi dan perbaikan dalam upaya meningkatkan nilai skala pada atribut-atribut yang memiliki nilai sensitifitas tinggi. Kebijakan operasional jangka menengah ini disusun atas dasar pertimbangan:1 tingkat kesulitan, 2 besaran anggaran dan 3 pembangunan dan proses membutuhkan waktu dan ruang.