Pengembangan Budidaya Rumput Laut

dipertanggungjawabkan dan adil, sehingga menghasilkan sistem usaha budidaya yang berkeadilan; d. Keterpaduan sistem usaha budidaya integrated culture system. Pengembangan kawasan budidaya pada dasarnya dibangun melalui pendekatan akuabisnis secara utuh, terpadu dan berkelanjutan, baik pada intra maupun inter subsistem dalam sistem usaha budidaya; e. Kelengkapan sarana dan prasarana infrasructure capacity. Ketersediaan sarana prasarana pendukung, seperti jalan penghubung, pelabuhan ekspor, listrik, telpon, dan fasilitas air bersih sangat mempengaruhi tingkat efisiensi dan evektifitas kawasan usaha budidaya yang dibangun.

2.2. Pengembangan Budidaya Rumput Laut

Rumput laut merupakan nama dalam perdagangan nasional untuk jenis alga yang dipanen dari laut Nontji, 1993. Morfologi rumput laut tidak memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang dan daun, walaupun sebenarnya berbeda Aslan, 1998. Di Indonesia, pemanfaatan rumput laut pertama kali dikenalkan oleh Bangsa Eropa dengan pola pemanfaatan secara tradisional yaitu sebagai bahan pangan Nontji, 1993. Seiring dengan perkembangan teknologi mulai berkembang budidaya laut mengingat beragam manfaat yang dapat diperoleh diantaranya sebagai pupuk organik, bahan baku industri makanan dan kosmetik samapi ke obat-batan. Tiga jenis rumput laut bernilai ekonomi yang dikembangkan di Idonesia yaitu Gracillaria penghasil agar-agar, Eucheuma cottonii penghasil carrageenan dan Sargassum penghasil alginat DKP, 2010. Di Teluk Saleh jenis rumput laut yang sedang dibudidayakan saat ini adalah jenis Euchema cottonii Muis, 2004 Perhatian utama dalam budidaya rumput laut adalah memilih lokasi yang tepat dengan mengetahui daya dukung perairan. Menurut Indriani dan Sumiarsih 1999 menyebutkan beberapa syarat pemilihan lokasi budidaya rumput laut antara lain : 1 lokasi budidaya harus bebas dari pengaruh angin topan; 2 tidak mengalami fluktuasi salinitas yang besar; 3 terkandung makanan untuk tumbuhnya rumput laut; 4 perairan harus bebas dari pencemaran industri maupun rumah tangga; 5 perairan harus terkondisi mudah menerapkan budidaya; 6 mudah dijangkau sehingga biaya transportasi tidak terlalu besar; 7 dekat dengan sumber tenaga kerja. Wilayah perairan Teluk Saleh, secara umum memenuhi syarat untuk pertumbuhan rumput laut, karena perairan teluk yang terlindung dari hempasan gelombang dan ombak. Pertumbuhan optimal rumput laut harus didukung oleh kondisi kualitas air yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut. Secara rinci beberapa parameter kualitas air yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter kualitas air untuk pertumbuhan optimal budidaya rumput laut. Parameter Kisaran Optimal Sumber Kedalaman Perairan m 1-10 Radiarta et al. 2003 Kecerahan Perairan m 3 Radiarta et al. 2003 Kecepatan Arus cmdetik 20-30 Radiarta et al. 2003 ; DKP 2002 Salinitas Perairan ppt 32-34 DKP 2002 Suhu Perairan o C 24-30 DKP 2002 Romimohtarto 2003 Material Dasar Perairan Berkarang DKP 2002 Oksigen Terlarut mgl 6 DKP 2002 pH 6,5-8,5 Romimohtarto, 2003 Nitrat mgl 0,9-3,2 DKP 2002

2.3. Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu