Dimensi Keberlanjutan Pengelolaan Budidaya Laut

adalah menilai keberlanjutan sumberdaya tersebut dengan pendekatan yang bersifat multidisiplin yang mampu mengintegrasikan beberapa aspek yang beragam tersebut. Kerangka pendekatan hukum legal framework prinsip-prinsip pengelolaan sumberdaya perikanan sebenarnya telah terdapat dalam UNCLOS 1982 dan FAO Code of Conduct for Responsible Fisheries, 1995 FAO, 2001. Beberapa pertimbangan diperlukannya pembangunan berkelanjutan diantaranya meliputi: 1 Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan dan aktivitas pengolahannya harus di dasarkan pada ekosistem kelautan tertentu dam teridentifikasi dengan baik; 2 Memelihara daya dukung sumberdaya terhadap aktivitas pemanfaatan dalam jangka panjang 3 Menghidupi tenaga kerja dalam bidang perikanan dalam masyarakat yang lebih luas 4 Memelihara tingkat kesehatan dan kesatuan ekosistem kelautan untuk pemanfaatan yang lain, termasuk di dalamnya keanekaragaman hayati, ilmu pengetahuan, nilai intristik dan kegunaan ekonomi lainnya.

2.7. Dimensi Keberlanjutan Pengelolaan Budidaya Laut

Raes 1990 dalam Charles 2001 mendefinisikan pengelolaan perikanan berkelanjutan sebagai perubahan positif ekonomi dibidang perikanan dengan tidak mengorbankan sistem ekologi dan sistem sosial. Beberapa peneliti menguraikan keberlanjutan lebih rinci lagi dalam lima dimensi yaitu dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi kelembagaan dan dimensi etika Fauzi dan Anna, 2002. Pada setiap dimensi dapat dipilih beberapa variabel atau atribut yang mewakili dimensi bersangkutan digunakan sebagai indikator tingkat keberlanjutan dari dimensi tersebut. Atribut pada setiap dimensi memang sangat banyak, namun untuk memudahkan analisis selanjutnya maka sebaiknya dipilih atribut yang benar-benar kuat mewakili dimensi keberlanjutan dan tidak tumpang tindih dengan atribut yang lain serta mudah mendapatkan datanya. Berikut ini akan diuraikan lima dimensi keberlanjutan pengelolaan budidaya laut dari berbagai definisi dan konsep tentang pembangunan perikanan berkelanjutan. 1 Dimensi Ekologi Dimensi ekologi merupakan dimensi kunci karena arahan pembangunan berkelanjutan mensyaratkan kesinambungan pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa lingkungan bagi generasi mendatang. Keberlanjutan ekologi terkait dengan mempertahankan integritas ekosistem, menjaga daya dukung lingkungan perairan, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas dari ekosistem perairan menjadi perhatian utama. Dimensi ekologi dipilih untuk mencerminkan bagaimana pemanfaatan sumberdaya perairan untuk budidaya laut berdampak secara ekologis terhadap keberlanjutan sumberdaya dan lingkungan serta ekosistem tersebut sehingga kegiatan pemanfaatannya dapat berlangsung secara berkelanjutan. Atribut ekologis dipilih untuk mencerminkan bagaimana pemaanfaatan sumberdaya perairan untuk budidaya laut berdampak secara ekologis terhadap keberlanjutan sumberdaya dan lingkungan serta ekosistem perairan tersebut, sehingga budidaya laut dapat berlangsung secara berkelanjutan. Pemanfaatan perairan untuk budidaya laut yang melebihi daya dukung perairan akan berpengaruh terhadap ketidak berlanjutan kegiatan tersebut. 2 Dimensi Ekonomi Berkelanjutan secara ekonomi mensyaratkan arti bahwa suatu kegiatan pembangunan harus dapat menciptaan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan kapasitas, dan penggunaan sumberdaya serta investasi secara efisien. Atribut ekonomis mencerminkan bagaimana budidaya laut berdampak secara ekonomis terhadap keberlanjutan kegiatan budidaya laut tersebut yang pada akhirnya akan berdampak pada keberlanjutan secara ekologis. Kegiatan budidaya laut yang menimbulkan kerugian secara ekonomis tentu tidak akan berlanjut dan mengandung potensi untuk merusak sumberdaya dan lingkungan sehingga juga mengancam keberlanjutan ekologis. Dimensi ekonomi meliputi aspek permintaan demand dan penawaran supply komoditas yang dihasilkan, harga dan struktur pasar. 3 Dimensi Sosial Berkelanjutan secara sosial mensyaratkan bahwa suatu pembangunan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil-hasil pembangunan, mobilitas sosial, kohesi sosial, pertisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, identitas sosial, Atribut sosial mencerminkan bagaimana kegiatan pemanfaatan sumbedaya perairan untuk budidaya laut berdampak terhadap keberlanjutan sosial komunitas setempat yang akhirnya juga akan berdampak terhadap keberlanjutan ekologis. Aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan ekologi merupakan aspek utama yang harus seimbang di dalam pembangunan berkelanjutan Bengen dan Rizal, 2002. kejadian-kejadian yang berpengaruh pada permintaan dan penawaran serta hubungan antara pelaku ekonomi. 4 Dimensi Kelembagaan Dimensi kelembagaan sangat bergantung pada cara tatanan kelembagaan, hak-hak masyarakat, serta aturan dibuat atau dirumuskan. Nikijuluw 2002, menyatakan bahwa tiga aspek penting yang patut diperhatikan dalam pengambilan keputusan, yaitu: 1 Keterwakilan representation yang didefinisikan sebagai tingkat nelayan dan pemegang kepentingan lainnya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan; 2 Kecocokan relevanse adalah tingkat peraturan yang berlaku dinilai cocok dengan masalah-masalah yang dihadapi; 3 Penegakan hukum enforceability adalah tingkat aturan- aturan dapat ditegakkan. Atribut kelembagaan mencerminkan seberapa jauh tersedia perangkat kelembagaan beserta tingkat penegakan, kepatuhan yang dapat mendorong kberlanjutan pemanfaatan sumberdaya perairan untuk budidaya laut. 5 Dimensi Teknologi Aspek teknologi yang digunakan dalam budidaya laut sangat bergantung pada jenis teknologi yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan yang akan memberikan dampak negative terhadap lingkungan perairan. Kehadiran suatu teknologi membentuk pola interaksi antara pengguna. Jika suatu teknologi mensyaratkan adanya kerjsama antar pengguna, kerjasama itu akan terwujud karena kebutuhan. Sebaliknya, penggunaan teknologi tertentu dapat juga menjadi disinsentif bagi pengguna untuk bekerjasama yang seterusnya menentukan pola interaksi yang khas di antara mereka bukan saja pada saat pemanfaatan sumberdaya, tetapi juga pada saat perencanaan, perumusan cara- cara pemanfaatan, dan pengelolaan. Atribut teknologi mencerminkan seberapa jauh penggunaan teknologi dapat meminimkan resiko kegagalan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya perairan untuk budidaya laut. Oakerson 1992, mengajukan dua alasan penting melakukan kajian hubungan antara atribut-atribut tersebut dengan keberlanjutan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut. Alasan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Sumberdaya perikanan termasuk perikanan budidaya laut memiliki kapasitas relatif dalam mendukung usaha nelayan secara simultan tanpa adanya benturan-benturan di antara mereka atau adanya dampak yang merugikan bagi nelayan tertentu yang timbul karena nelayan lain menangkap ikan dalam jumlah yang lebih banyak. Analisis sifat ekologi harus diarahkan untuk menentukan secara akurat faktor-faktor pembatas sumberdaya. Faktor-faktor pembatas yang utama adalah potensi dan jenis serta mobilitasnya di dalam kawasan yang dikelola. 2 Derajat aksesibilitas terhadap sumberdaya. Keterbatasan potensi sumberdaya berarti bahwa akses terhadap sumberdaya sulit dan mahal. Oleh karena itu tindakan seseorang untuk berhenti memanfaatkan sumberdaya merupakan sesuatu yang jarang terjadi. Begitu sesorang sudah memiliki akses dan berada dalam proses pemanfaatan sumberdaya, akan sulit baginya untuk berhenti melakukannya. Oleh karena itu, sumberdaya terumbu karang dimanfaatkan secara bersama-sama dalam suatu bentuk kompetisi di antara pengguna. Aksi seseorang akan memberi dampak kepada yang lain dan selanjutnya membuat orang lain melakukan aksi serupa. Jadi interaksi di antara pengguna cenderung menjurus kepada pertentangan atau konflik di antara mereka.

2.8. Multidimensional Scalling