Arus Kedudukan Air Laut Tertinggi dan Terendah
sehingga eddy yang terbentuk baik pada saat menjelang surut kehilangan gaya penggeraknya yang mengakibatkan kecepatan dan diameter eddy
berkurang. c. Saat air menjelang pasang pada kondisi pasut Perbani Gambar 17. C
memperlihatkan bahwa secara umum elevasi muka laut perairan Teluk Saleh relatif lebih rendah dibandingkan perairan sekitarnya. Akibatnya timbul arus
berkecepatan tinggi ~ 6 mdetik yang memasuki Teluk Saleh melalui Selat Batahai. Terlihat pula adanya arus berkecepatan lebih rendah yang
meninggalkan Teluk Saleh melalui selat tersebut. Di bagian Selat Saleh, terdapat pula aliran arus yang meninggalkan Teluk Saleh dengan kecepatan
yang lebih rendah dibandingkan kecepatan arus yang memasuki Teluk Saleh melalui Selat Batahai. Kondisi arus ini mengakibatkan eddy melemah.
d. Saat air pasang pada kondisi pasut Perbani Gambar 17. D memperlihatkan adanya aliran arus yang memasuki Teluk Saleh melalui Selat Batahai dan
meninggalkan Teluk Saleh melalui Selat Saleh. Elevasi muka air rata-rata meningkat dengan ketinggian yang hampir seragam di seluruh perairan Teluk
Saleh dan eddy kembali terbentuk dengan baik
Pola Arus Pasut Kondisi Purnama
Pola arus pasut hasil simulasi model pada kondisi pasut Purnama Spring Tide Condition adalah sebagai berikut:
a. Pola arus saat air menjelang surut menunjukkan adanya arus berkecepatan tinggi ~10 mdetik yang bergerak memasuki Teluk Saleh melewati Selat
Batahai. Pada selat bagian barat terlihat adanya arus berkecepatan relatif rendah yang bergerak meninggalkan Teluk Saleh ~ 2 mdetik Gambar 18.
A, memperlihatkan beberapa eddy dengan diameter terbesar mencapai 1 km. Eddy ini terbentuk di zona pertemuan arus yang terletak tepat di sebelah
selatan Pulau Moyo. Terlihat pula bahwa elevasi muka laut perairan Teluk Saleh memiliki harga yang nyaris seragam 1–1,5 m, sementara pada daerah
terbentuknya eddy timbul zona depresi yang memiliki elevasi lebih rendah dari perairan sekitarnya 0,5 – 1 m.
b. Saat air surut pada kondisi pasut Purnama Gambar 18. B, memperlihatkan bahwa secara umum elevasi perairan Teluk Saleh memiliki harga yang relatif
seragam. Hal ini mengakibatkan arus yang bergerak keluar dari Teluk Saleh melalui Selat Batahai dan arus yang memasuki Teluk Saleh melalui Selat
Batahai memiliki kecepatan yang rendah. c. Saat air menjelang pasang pada kondisi pasut Purnama Gambar 18. C,
memperlihatkan bahwa secara umum elevasi muka laut perairan Teluk Saleh relatif lebih rendah dibandingkan perairan sekitarnya. Akibatnya timbul arus
berkecepatan tinggi ~10 mdetik yang memasuki Teluk Saleh melalui Selat Batahai. Terlihat pula adanya arus berkecepatan lebih rendah yang
meninggalkan Teluk Saleh melalui selat tersebut. Di bagian Selat Saleh, terdapat pula aliran arus yang meninggalkan Teluk Saleh dengan kecepatan
yang lebih rendah dibandingkan kecepatan arus yang memasuki Teluk Saleh melalui Selat Batahai. Kondisi arus ini mengakibatkan eddy melemah.
d. Saat air pasang pada kondisi pasut Purnama Gambar 18. D, terlihat adanya aliran arus berkecepatan tinggi yang memasuki Teluk Saleh melalui Selat
Batahai dan arus berkecepatan lebih rendah yang meninggalkan Teluk Saleh melalui Selat Saleh. Elevasi muka air rata-rata meningkat dan eddy kembali
terbentuk dengan baik, mengakibatkan timbulnya zona depresi yang memiliki elevasi lebih rendah dari perairan sekitarnya. Berbeda dari kondisi surutnya,
zona depresi yang terbentuk pada saat pasang memiliki luasan yang lebih besar.
Secara spasial pola arus pasang surut pada kondisi perbani dan purnama di
wilayah perairan Teluk Saleh disajikan pada Gambar 16 dan 17.
A B
C D
Gambar 16. Pola arus dan elevasi muka air untuk keseluruhan perairan Teluk Saleh saat kondisi perbani pada: A menjelang surut, B surut, C menjelang pasang, D pasang. sumber: BRKP 2010