Penggunaan Lahan Daratan Pesisir

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kesesuaian Perairan Untuk Budidaya Laut

Proses penentuan lokasi budidaya laut pada wilayah perairan yang sesuai secara biofisik lingkungan dan kualitas perairan adalah faktor penting yang dapat menjamin kelangsungan budidaya laut. Pemilihan lokasi budidaya secara benar berdasarkan kesesuaian perairan sangat penting, karena berpengaruh terhadap keberlanjutan budidaya secara ekonomis. Ketersediaan alokasi ruang perairan untuk budidaya harus diterapkan dalam konteks pendekatan perencanaan terpadu untuk menghindari konflik kepentingan yang pada akhirnya akan berujung pada kerusakan lingkungan. PeĀ“rez et al. 2003. Penelitian ini menganalisis kesesuaian perairan budidaya laut untuk 2 dua komoditi yaitu: budidaya rumput laut sistem long line dan budidaya ikan kerapu di KJA. Penentuan kesesuaian wilayah perairan didasarkan pada kondisi oceanografi dan kualitas air di wilayah perairan Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa. Teluk Saleh ditetapkan sebagai kawasan Strategis Provinsi untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan perikanan budidaya laut RTRW Provinsi NTB, 2011. Penentuan lokasi budidaya laut telah mengacu Rencana Detail Tata Ruang RDTR Teluk Saleh. Analisis kesesuaian perairan untuk pengembangan budidaya laut dilakukan pada zona pemanfaatan umum sub zona budidaya berdasarkan arahan pemanfaatan ruang wilayah perairan Teluk Saleh. Penilaian kesesuaian perairan sebagai faktor penentu didasarkan atas parameter fisika, kimia perairan. Secara fisika perairan didasarkan atas beberapa parameter kesesuaian yaitu: parameter fisik meliputi kedalaman, kecerahan, suhu, kecepatan arus, material dasar perairan dan salinitas. Parameter kimia perairan meliputi pH, oksigen terlarut. Bengen 2005 menyatakan bahwa proses penentuan kesesuaian perairan harus dilakukan dengan membandingkan kriteria faktor-faktor penentu kesesuaian perairan dengan kondisi eksisting, melalui teknik tumpang susun overlay dari masing-masing peta tematik dan pembobotan scooring method dengan Sistem Informasi Geografis SIG.

5.1.1. Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Rumput Laut

Keberhasilan budidaya rumput laut sangat ditentukan oleh faktor kondisi perairan, oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang optimal dari kegiatan tersebut hendaknya dipilih perairan yang sesuai seperti perairan yang cukup tenang dan terlindung dari pengaruh angin, gelombang dan arus yang kuat serta tingkat kecerahan perairan yang tinggi. Kondisi ini biasanya ditemukan pada perairan teluk yang agak tertutup atau di sekitar gugus pulau-pulau kecil Puslitbangkan, 1991. Perairan Teluk Saleh di Kabupaten Sumbawa memiliki potensi sumberdaya perairan untuk pengembangan budidaya laut, salah satu diantaranya adalah budidaya rumput laut. Untuk mendukung budidaya tersebut, maka perlu dilakukan analisis kesesuaian perairan berdasarkan persyaratan sebagai indikator yang mendukung budidaya tersebut. Analisis kesesuaian perairan yang dilakukan, didasarkan atau parameter pembatas sesuai dengan pemanfaatannya ditinjau dari aspek ekologis. Penilaian kesesuaian perairan sebagai faktor penentu dalam pengembangan budidaya rumput laut di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa didasarkan atas beberapa parameter kesesuaian sebagai berikut: kecepatan arus, kedalaman, kecerahan, gelombang, pH, salinitas, substrat, keterlindungan dan suhu perairan. Dalam penelitian ini, penentuan kelas kesesuaian perairan didasarkan pada klasifikasi menurut FAO 1976, namun dengan pertimbangan perairan yang dievaluasi adalah perairan teluk, sehingga kelas kesesuaian di bagi kedalam 3 tiga kelas kesesuaian yaitu sangat sesuai S1, sesuai S2, sesuai bersyarat S3 dan tidak sesuai N dengan nilai skor masing-masing 3, 2, dan 1 DKP, 2002. Status perairan berdasarkan analisis kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut, diperoleh luas perairan berdasarkan 4 empat kategori kelas kesesuaian perairan yaitu: luas perairan yang sangat sesuai S1 seluas 7.689,51 ha atau 16,45 , luas perairan yang sesuai S2 seluas 15.170 ha atau 32,46 , luas perairan yang sesuai bersyarat S3 seluas 17.804,69 ha atau 38,10 dan luas perairan yang tidak sesuai N seluas 6.072,50 ha atau 12,99 . Secara rinci luas perairan berdasarkan kelas kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut di Teluk Saleh disajikan pada Tabel 23. Tabel 23. Luas perairan menurut kelas kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut No Kelas Kesesuaian Luas Perairan ha 1 Sangat Sesuai S1 7.689,51 16,45 2 Sesuai S2 15.170,69 32,46 3 Sesuai Bersyarat S3 17.804,69 38,10 4 Tidak Sesuai N 6.072,50 12,99 Sumber: Hasil Analisis 2013 Tabel di atas menunjukan bahwa wilayah perairan Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa yang potensi untuk budidaya rumput laut adalah seluas 22.860,19 ha S1 dan S2. Luas wilayah perairan yang sudah dimanfaatkan hingga tahun 2010 adalah seluas 4.866 ha atau tingkat pemanfaatan baru mencapai 21 . Kondisi ini menunjukkan bahwa wilayah perairan Teluk Saleh sangat prospek untuk dikembangkan karena masih memiliki potensi perairan yang belum dimanfaatkan sebesar 79 atau seluas 17.933 ha. Secara spasial luas perairan berdasarkan kelas kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut di perairan Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa disajikan pada Gambar 29. Luas wilayah perairan untuk budidaya rumput laut, apabila dirinci menurut administrasi kecamatan menunjukkan bahwa sebagian besar terdapat di Kecamatan Empang yaitu seluas 9.670 ha 42 . Tingkat pemanfaatan wilayah perairan hanya sebesar 12 , sehingga masih terdapat 8.503 ha wilayah perairan yang belum dimanfaatkan. Selanjutnya di Kecamatan Lape dan Kecamatan Plampang terdapat wilayah perairan yang sangat sesuai dan sesuai untuk budidaya rumput laut seluas 6326,18 ha 28 dan 5167,31 ha 23 . Tingkat pemanfaatan wilayah perairan hanya sebesar 15 dan 36 , sehingga masih terdapat wilayah perairan yang belum dimanfaatkan seluas 5.347 ha dan 3299 ha. Sedangkan di Kecamatan Moyo Hilir memiliki wilayah perairan yang paling sedikit yaitu seluas 1.696,30 ha 7 dan tingkat pemanfaatan paling tinggi yaitu sebesar 50 , sehingga hanya terdapat 844 ha wilayah perairan yang belum dimanfaatkan. Secara rinci luas kesesuaian, pemanfaatan dan potensi perairan untuk budidaya rumput laut dirinci per-kecamatan disajikan pada Tabel 24. Gambar 29. Peta kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut di Perairan Teluk Saleh 126 Tabel 24. Luas kesesuaian, pemanfaatan dan potensi perairan untuk budidaya rumput laut dirici perkecamatan No Kecamatan Kelas Potensi Sudah Dimanfaatkan Belum Dimanfaatkan Luas ha Luas ha Luas ha 1 Empang S1 4.970,50 42 1.167 24 8.503 47 S2 4.699,90 Jumlah 9.670,41 2 Moyo Hilir S1 - 7 852 18 844 5 S2 1.696,30 Jumlah 1.696,30 3 Lape S1 1.989,79 28 979 20 5.347 30 S2 4.336,39 Jumlah 6.326,18 4 Plampang S1 729,21 23 1868 38 3.299 19 S2 4.438,10 Jumlah 5.167,31 Total Kesesuaian 22.860,19 100 4.866 100 17.993 100 Sumber: Hasil Analisis 2013 Berdasarkan analisis kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut sistem long-line, menunjukkan bahwa di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa masih memiliki potensi perairan yang cukup luas untuk dimanfaatkan bagi peningkatan produksi rumput laut. Kondisi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah menetapkan wilayah ini sebagai kawasan strategis untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi dan sebagai sentra pengembangan perikanan budidaya melalui program PIJAR untuk mendukung industrialisasi perikanan budidaya, khususnya budidaya laut. Namum peningkatan produksi tersebut harus memperhatikan daya dukung lingkungan perairan. Sebab apabila daya dukung terlampaui maka budidaya rumput laut yang kini menjadi andalan masyarakat pesisir untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan mereka tidak akan berkelanjutan. 5.1.2. Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Ikan Kerapu di KJA Penilaian kesesuaian perairan sebagai faktor penentu dalam pengembangan budidaya ikan kerapu di perairan Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa didasarkan atas beberapa parameter kesesuaian sebagai berikut: kecepatan arus, kedalaman, kecerahan, pH, salinitas, substrat, DO dan suhu perairan. Dalam penelitian ini, penentuan kelas kesesuaian perairan untuk budidaya ikan kerapu sistem didasarkan pada klasifikasi menurut FAO 1976,