Tujuan Penelitian Kerangka Pemikiran

produktivitas budidaya dan meningkatkan mortalitas komoditas budidaya sebagai akibat dari perkembangan kondisi sedimen di bawah limbah budidaya dapat mempengaruhi kehidupan makrofauna benthik di bawah wadah budidaya. Dengan memperhatikan keterkaitan berbagai aspek permasalahan di atas, maka pertanyaan utama penelitian ini adalah “Bagaimanakah Desain Pengelolaan Budidaya Laut Berkelanjutan di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa?. Selanjutnya secara spesifik permasalahan, sebagai pertanyaan antara penelitian ini adalah: 1. Berapakah luas perairan yang sesuai untuk budidaya laut di Perairan Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa? 2. Berapakah daya dukung perairan untuk budidaya laut di Perairan Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa? 3. Bagaimanakah indeks dan status keberlanjutan setiap dimensi dan multidimensi pengelolaan budidaya laut di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa? 4. Bagaimanakah strategi pengelolaan budidaya laut berkelanjutan di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah menyusun desain pengelolaan budidaya laut berkelanjutan di perairan Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa. Secara spesifik tujuan antara dalam penelitian adalah untuk : 1. Menganalisis kesesuaian perairan untuk budidaya laut berkelanjutan di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa. 2. Menganalisis daya dukung perairan untuk budidaya laut berkelanjutan di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa 3. Menghitung nilai indeks dan status keberlanjutan setiap dimensi dan multidimensi pengelolaan budidaya laut di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa. 4. Merumuskan strategi pengelolaan budidaya laut berkelanjutan di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa.

1.4. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mengacu pada konsep pembangunan berkelanjutan sustainable development dan daya dukung lingkungan perairan Carraying Capacity. Khanna 1999 mengungkapkan bahwa daya dukung merupakan basis dalam pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan termasuk perikanan berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Setiap dimensi saling berhubungan dalam sistem yang dipicu oleh kekuatan dan tujuan. Berkelanjutan secara ekonomi mensyaratkan arti bahwa suatu kegiatan pembangunan harus dapat menciptaan pertumbuhan ekonomi, pemeliharaan kapital, dan penggunaan sumberdaya serta investasi secara efisien. Berkelanjutan secara ekologi mengandung arti bahwa kegiatan tersebut harus dapat mempertahankan integritas ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan serta konservasi sumberdaya alam termasuk keanekaragaman hayati. Sedangkan berkelanjutan secara sosial mensyaratkan bahwa suatu pembangunan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil-hasil pembangunan, mobilitas sosial, kohesi sosial, pertisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, identitas sosial, dan pengembangan kelembagaan Roosa, 2008. Pengukuran daya dukung lingkungan didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung suatu pertumbuhan organisme. Daya dukug bersifat dinamis selalu berubah sesuai dengan asupan teknologi dan manejemen. Savariades 2000 mengungkapkan bahwa daya dukung tidaklah tetap, namun berkembang sesuai dengan waktu, perkembangan serta dipengaruhi oleh teknik-teknik manajemen dan pengontrolan. Daya dukung lingkungan sangat erat kaitannya dengan kapasitas asimilasi dari lingkungan yang menggambarkan jumlah limbah yang dapat dibuang ke dalam lingkungan tanpa menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Secara terpadu pengertian daya dukung dapat diartikan sebagai tingkat pemanfaatan sumberdaya alam atau ekosistem secara berkesinambungan tanpa menimbulkan kerusakan sumberdaya dan lingkungan. Perencanaan dan pengembangan budidaya laut berkelanjutan mensyaratkan informasi yang konfrehensif didukung oleh data kondisi biofisik perairan yang sesuai dengan daya dukung perairan, kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar, ketersediaan sarana dan prasarana, serta akses pasar untuk menopang produksi komoditas budidaya secara optimal Khoram et al. 2006. Utojo et al. 2006 mengatakan bahwa keberhasilan usaha budidaya laut di awali dengan pemilihan kelayakan lokasi dan luas perairan budidaya, menentukan estimasi jumlah unit keramba atau rakit yang dapat ditampung di areal tersebut sesuai dengan daya dukung perairan untuk setiap komoditi budidaya yang akan dikembangkan. Penentuan kesesuaian perairan untuk masing-masing komoditi mengamanatkan memperhatikan konsep daya dukung perairan. Daya dukung perairan teluk ditentukan oleh kemampuan asimilasi atau kapasits lingkungan menerima limbah, kondisi oseanografi dan kondisi biofisik perairan. Penentuan daya dukung lingkungan perairan untuk pengembangan budidaya laut dapat digunakan tiga pendekatan, yaitu: 1 pendekatan yang mengacu pada hubungan kualitas air dengan limbah organik; 2 pendekatan yang mengacu pada kapasitas ketersediaan oksigen terlarut dalam perairan; dan 3 pendekatan berdasarkan kapasitas asimilasi perairan. Estimasi jumlah limbah bahan organik yang masuk ke perairan, baik yang bersumber dari kegiatan di perairan itu sendiri yaitu budidaya laut mapuan beban limbah yang bersumber dari kegiatan di daratan, seperti: budidaya tambak, limbah pemukiman, limbah peternakan dan limbah pertanian, limbah pariwisata dan limbah pertambangan sangat penting untuk menentukan kapasitas asimilasi di perairan Teluk Saleh dalam menampung kegiatan budidaya laut. Limbah organik yang menjadi parameter daya dukung lingkungan adalah phospat dan nitrogen. Nitrat merupakan unsur nutrien yang keberadaanya sebagian besar dipasok dari luar ekosistem perairan, sehingga N sering dinyatakan sebagai faktor pembatas bagi kehidupan produktivitas primer. Input N dari runoff yang berasal dari wilayah daratan upland dan dari kegiatan limbah budidaya laut merupakan pemasok utama N bagi perairan. Pada kondisi pasokan N di perairan mencapai titik jenuh, dimana kapasitas asimilasi perairan tidak mampu mendegradasi beban N, maka akan memicu terjadinya eutrofikasi yang diikuti dengan proses deplesi oksigen. Pengkayaan bahan organik dan nutrien hyernutrifikasi di perairan akan memicu terjadinya blooming plankton dan pertumbuhan mikroalga yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan komoditi budidaya laut. Rendahnya kandungan oksigen akibat aktivitas mikroba dalam mengurai bahan organik dan blooming fitoplankton juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan komoditi budidaya laut. Oleh karenanya pasokan N sering menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan kriteria daya dukung lingkungan perairan bagi pengembangan budidaya laut. Dimensi sosial ekonomi, pembangunan berkelanjutan mensyaratkan manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan wilayah perairan untuk pengembangan budidaya laut harus menjamin kesejahteraan masyarakat di sekitarnya guna menjamin kelangsungan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Budidaya laut merupakan kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang mampu memberikan kontribusi cukup besar terhadap pendapatan daerah, peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan lapangan kerja baru dan perolehan devisa negara Mansyur, 2005. Mira dan Reswati 2006 Usaha budidaya laut rumput laut di beberapa desa pesisir di Pulau Lombok telah menjadi usaha utama disamping sebagai nelayan dan petani berpindah karena telah nyata memberikan kehidupan lebih baik kepada petani dan mampu memberikan pendapatan berkesinambungan yang dapat diandalkan. Implimentasi pengelolaan budidaya laut keberlanjutan ialah kebijakan pemanfaatan yang berbasis daya dukung perairan dan didasarkan pada aspek keterpaduan wilayah dan dimensi. Keterpaduan antara wilayah perairan teluk dengan daerah daratan upland, antara stakeholder dalam sistem tersebut dan antara berbagai dimensi seperti ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan kelembagaan harus menjadi dasar dalam pengelolaan. Dengan demikian melalui desain pengelolaan yang dibangun atas dasar landasan tersebut maka pengelolaan budidaya laut diyakini dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakatnya secara berkelanjutan. Kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1 berikut ini. Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Desain Pengelolaan Budidaya Laut Berkelanjutan Di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa Budidaya Tambak Peningkatan Produksi Tambak Limbah Sisa Pakan Feses Kegiatan di Daratan : 1. Limbah Pemukiman 2. Limbah Pertanian 3. Limbah Peternakan 4. Limbah Pariwisata 5. Limbah Pertambangan Peningkatan Bahan Organik di Perairan Perubahan Lingkungan Perairan: 1. Persaingan O 2 Pengurai 2. Blooming Fitoplankton 3. Pertumbuhan Mikroalga Budidaya Rumput Laut dan Ikan Kerapu di KJA Budidaya Laut di Teluk Saleh Tidak Berkelanjutan Pengelolaan Budidaya Laut di Teluk Saleh Berkelanjutan Budidaya Laut Bekelanjutan Ekonomi Ekologi Sosial Pertumbuhan Ekonomi Penggunaan SD Investasi Efisien Integritas Ekosistem Berbasis Daya Dukung Konservasi SD Pemerataan Hasil Pemberdayaan Masyarakay Pengembangan Kelembagaan TIGA PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

1.5. Manfaat Penelitian