Gambar 20. Peta sebaran kecerahan perairan di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa
99
Gambar 21. Peta sebaran pH perairan di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa. 100
Gambar 22. Peta sebaran substrat perairan di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa 101
4.5.5. Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen
Tingkat kelarutan oksigen yang ada di lingkungan perairan merupakan faktor yang sangat penting dalam kualitas air. Oksigen terlarut dalam air
bersumber dari difusi oksigen atmosfir dan hasil fotosintesis tumbuhan dalam air. Sedangkan pengurangan oksigen terlarut disebabkan karena digunakan oleh
respirasi hewan dan tumbuhan, perombakan bahan-bahan organik secara biologis oleh mikroorganisme, reaksi kimia anorganik, serta hilang atau terlepaskan ke
atmosfir. Pada budidaya rumput laut sistem long line parameter oksigen terlarut di perairan tidak berpengaruh terlalu besar karena rumput laut hanya membutuhkan
oksigen pada kondisi tanpa cahaya. Pada budidaya ikan kerapu di KJA parameter oksigen terlarut berhubungan dengan proses respirasi dan berbagai proses
metabolism. Pada budidaya rumput laut sistem long line kadar oksigen terlarut untuk
pertumbuhan optimal 6 ppm DKP, 2002. Sedangkan untuk pertumbuhan optimal budidaya ikan kerapu di KJA memerlukan kadar oksigen terlarut 6 ppm
Bakosurtanal, 1996; Wibisono, 2005. Berdasarkan hasil pengukuran oksigen terlarut di wilayah penelitian menunjukkan kandungan oksigen terlarut berkisar
antara 4,1 – 7,1 mgl. Secara spasial sebaran kandungan oksigen terlarut di wilayah penelitian disajikan pada Gambar 23.
4.5.6. Nitrat NO
3
Parameter nitrat Pada budidaya rumput laut merupakan nutrien yang diperlukan bagi rumput laut dalam pembentukan protein maupun aktivitas
metabolisme. Sedangkan pada budidaya ikan kerapu di KJA parameter nitrat tidak memiliki hubungan langsung dengan ikan kerapu karena merupakan nutrien yang
diperlukan bagi fitoplankton. Budidaya rumput laut sistem long line dan budidaya ikan kerapu di KJA memerlukan nitrat berkisar antara 0,9 - 3,2 ppm DKP, 2002;
KLH, 2004. Berdasarkan hasil pengukuran nitrat di wilayah penelitian menunjukkan kandungan nitrat berkisar antara 0,33 – 0,75 mgl. Secara rinci
kandungan nitrat di wilayah penelitian disajikan pada Tabel 14.
Gambar 23. Peta sebaran DO perairan di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa 103
Tabel 14. Hasil pangukuran oceanografi dan kualitas air di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa
No Stasiun Koordinat
Hasil Pengukuran Parameter
BT LS
Kedalaman m
Arus cmdt
Kecerahan m
pH Salinitas
ppt DO
ppm Suhu
°C NO
mgl
3
ST 01 117° 35 44,12 E
8° 25 8,16 S 10
24 4
7.01 31
9.2 31.2
0.50 ST 02
117° 41 56,30 E 8° 28 35,90 S
13 17
6 8.41
30 9.5
30.3 0.52
ST 03 117° 40 49,30 E
8° 28 49,60 S 14
19 4
8.41 32
10.1 31.0
0.54 ST 04
117° 40 12,70 E 8° 31 20,00 S
7 26
3 8.42
30 6.3
31.6 0.75
ST 05 117° 40 10,17 E
8° 32 27,73 S 12
18 5
7.31 32
11.1 31.3
0.64 ST 06
117° 39 40,90 E 8° 33 52,90 S
4 33
2 8.29
32 9.4
32.1 0.47
ST 07 117° 39 45,70 E
8° 34 3,70 S 9
27 4
8.10 31
7.1 32.0
0.48 ST 08
117° 46 26,76 E 8° 38 49,46 S
12 16
5 7.21
32 6.4
32.0 0.41
ST 09 117° 47 5,32 E
8° 41 46,83 S 7
20 3
7.18 31
6.6 31.0
0.43 ST 10
117° 52 3,20 E 8° 36 23,80 S
16 14
7 8.46
30 7.1
32.0 0.50
ST 11 117° 53 12,90 E
8° 39 35,40 S 12
17 6
8.47 29
7.3 33.2
0.57 ST 12
117° 55 48,43 E 8° 42 39,53 S
8 21
4 7.23
32 5.7
32.0 0.44
ST 13 117° 54 5,90 E
8° 42 53,50 S 4
30 2
8.20 33
5.5 33.0
0.30 ST 14
117° 53 30,30 E 8° 43 13,90 S
7 22
4 8.30
33 6.5
32.4 0.40
ST 15 117° 53 27,80 E
8° 43 43,50 S 9
20 4
8.20 28
4.4 31.0
0.48 ST 16
117° 53 49,10 E 8° 43 50,10 S
12 18
6 8.38
32 4.1
31.0 0.33
Sumber: Hasil Pengukuran 2011
104
4.6. Kondisi Eksisting Budidaya Air Payau
Wilayah pesisir daratan di sekitar Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa sebagian telah dimanfaatkan untuk budidaya air payau. Budidaya air payau yang
berkembang yaitu budidaya tambak untuk komoditi ikan bandeng Chanos chanos, sp, udang vaname Litopenaeus vannamei, sp, dan udang windu
Penaeus monodon, sp. Budidaya udang vaname dan udang windu dikelola oleh investor di Kecamatan Maronge, Kecamatan Plampang, dan Kecamatan Tarano.
Budidaya tambak sistem monokultur bandeng maupun polikultur bandeng dan udang windu dikelola oleh masyarakat dengan menerapkan teknologi sederhana
sistem tradisional. Untuk memenuhi kebutuhan benur, di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa terdapat hatchery udang sebanyak 2 perusahaan yang terletak di
Labuhan Jambu Kecamatan Tarano. Kapasitas produksi masing- masing Hatchery
mencapai 5-25 juta ekor udang per tahun.
Luas potensi areal untuk budidaya tambak di Teluk Saleh Kabupaten Sumbawa adalah 6.310 Ha 61 dari luas potensi tambak Kabupaten Sumbawa,
tersebar di 7 tujuh kecamatan. Dari luas areal tersebut hingga tahun 2011 telah dimanfaatan sekitar 1.744,85 Ha 28, terdiri atas tambak bandeng seluas 922,50
ha dan 822,35 ha tambak udang. Volume produksi tambak bandeng sebesar 2.076,03 ton dan nilai produktivitas sebesar 2,25 tonha. Secara rinci luas tambak
dan produksi tambak di Teluk Saleh pada tahun 2011 disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Luas tambak dan volume produksi tambak di Teluk Saleh Kabupaten
Sumbawa
No Kecamatan
Luas Lahan ha Produksi ton
T. Bandeng T. Udang
Bandeng Udang
1 Moyo Hilir
25,00 -
56,25 -
2 Moyo Utara
185,50 132,90
417,78 418,23
3 Lape
378,00 20,00
850,50 29,63
4 Maronge
35,00 116,50
78,75 1.925,06
5 Plampang
171,00 381,00
384,75 8,.262,66
6 Empang
15,00 28,50
33,75 139,18
7 Tarano
113,00 143,45
254,25 3.055,91
Total Teluk Saleh 922,50
822,35 2.076,03
13.830,67 Sumber: Hasil Analisis 2013