Konsep Keberlanjutan Model of Sustainable Pelagic Fisheries Management in PPN Prigi, Trenggalek, Jawa Timur

Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF yang dicetuskan FAO tahun 1995 menyebutkan beberapa prinsip mengenai pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab serta himbauan bagi negara-negara lain untuk mengelola sumberdaya perikanannya. Butir-butir dalam prinsip-prinsip umum CCRF tersebut antara lain: 1 melindungi ekosistem perairan; 2 menjamin ketersediaan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan; 3 pencegahan kondisi tangkap berlebih overfishing; 4 rehabilitasi populasi perikanan dan habitat kritis; 5 mengupayakan konservasi; 6 penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan; 7 pengontrolan yang efektif terhadap upaya-upaya penangkapan di laut; 8 mencegah konflik antara nelayan skala kecil, menengah dan industri; 9 penjaminan mutu hasil tangkapan; 10 penjaminan terhadap keamanan dan keselamatan kapal, alat tangkap dan ABK; dan 11 manajemen pengelolaan perikanan tangkap yang terpadu antar instansilembaga Wisudo dan Solihin 2008. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai model dan pengelolaan perikanan tersebut maka model pengelolaan perikanan tangkap dapat diartikan sebagai penyederhanaan realitas sistem yang kompleks dengan menemukan variabel-variabel penting yang berkaitan atau menonjol di bidang perikanan yang dilakukan secara hati-hati dan berdasarkan pada kajian-kajian ilmiah, sesuai dengan ketentuan UNCLOS 1982 dan CCRF untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati. Pengelolaan sumberdaya perikanan menghendaki keterlibatan dari seluruh stakeholder yang terlibat dalam pemaanfaatan sumberdaya perikanan, mulai dari perencanaan penyusunan program, pelaksanaan monitoring dan evaluasi Nurani 2010.

2.2 Konsep Keberlanjutan

Konsep berkelanjutan yang telah disepakati oleh Komisi Brundtland menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan yaitu dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Konsep keberlanjutan dapat diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu Fauzi 2004: 1 keberlanjutan ekonomi: pembangunan yang mampu menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlanjutan pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian dan industri; 2 keberlanjutan lingkungan: sistem yang berkelanjutan secara lingkungan harus mampu memelihara sumberdaya yang stabil, menghindari eksploitasi sumberdaya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas ruang udara dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi; 3 keberlanjutan sosial: keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan, gender dan akuntabilitas politik . Sumber: Pinfield G 1997 dalam www.trp.dundee.ac.uk Gambar 2 Zona tumpang tindih kepentingan dalam pembangunan berkelanjutan diwakili modernisasi ekologi. Tantangan untuk memelihara sumberdaya secara berkelanjutan merupakan permasalahan yang cukup kompleks dalam pembangunan perikanan. Sumberdaya perikanan dikategorikan sebagai sumberdaya yang dapat pulih, namun seberapa besar ikan yang dapat dimanfaatkan tanpa harus menimbulkan -economic growth -private profit -market expansion -externalize costs -carrying cappacity -resource reservation -elegance -local self reliance -basic human needs -equity -partisipation -social accountability -appropriate technology economic development ecological development community development Sustainable development community economic development deep ecology conservationism dampak negatif di masa mendatang harus dipertimbangkan. Keberlanjutan merupakan kata kunci dalam pembangunan perikanan yang diharapkan dapat memperbaiki kondisi sumberdaya dan kesejahteraan masyarakat perikanan itu sendiri Adam et al. 2006.

2.3 Pengkajian Potensi Ikan dengan Analisis Surplus Production Model