Tolok ukur keberhasilan strategi

pengaturan jumlah dan letak rumpon perlu dilakukan untuk menyesuaikan dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan agar dapat meminimalisir dampak overfishing . Peningkatkan pemahaman stakeholder utamanya nelayan yang rata- rata tingkat pendidikannya masih rendah perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengertian mengenai dampak pengurasan sumberdaya yang akan berakibat pada perekonomian dan sosial di masa yang akan datang. Selain itu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan akan membantu nelayan memahami pentingnya menjaga kualitas ikan agar hasil tangkapan yang diperoleh terjual dengan harga yang pantas.

5.5.3 Tolok ukur keberhasilan strategi

Balanced scorecard menyatakan keseimbangan antara ukuran internal yang terdiri dari bisnis internal dan pembelajaran dan ukuran eksternal yang terdiri dari finansial dan kepuasan pelanggan. Sasaran strategis yang termasuk dalam finansial adalah perbaikan infrastruktur ST3. Mengelola industri perikanan SO1 termasuk dalam kepuasan pelanggan karena akan memudahkan pelanggan yang datang dan menarik pelanggan baru. Penambahan cold storage WO3 dan peningkatan kualitas ikan juga termasuk dalam kepuasan pelanggan. Sasaran strategis pada bisnis internal adalah kerjasama dengan dinas pariwisata SO2 dan diversifikasi produk tongkol dan cakalang ST4. Sedangkan pelaporan data yang menguntungkan kedua belah pihak WO1, penyatuan visi membangun perikanan berkelanjutan WO2, pendirian laboratorium analisis AMDAL ST1, perbaikan pengawasan pada wilayah ZEE ST2, meminimalisir overfishing WT1 dan peningkatan SDM stakeholder WT2 merupakan pertumbuhan dan pembelajaran. Banyaknya sasaran strategis yang merupakan pembelajaran disebabkan kondisi keberlanjutan PPN Prigi yang memiliki lebih banyak kelemahan dan ancaman sehingga perlu diciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Indikator sebab strategi jangka pendek merupakan tolok ukur untuk mencapai indikator akibat strategi jangka panjang. Indikator akibat merupakan tolok ukur keberhasilan untuk mencapai sasaran strategis. Strategi keberlanjutan perikanan pelagis di PPN Prigi dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Strategi keberlanjutan perikanan pelagis di PPN Prigi Sasaran Strategis Ukuran strategis Indikator akibat Indikator sebab Sistem pengelolaan industri perikanan pelagis yang terintegrasi kegiatan usaha perikanan terkelola dengan baik pemanfaatan sumberdaya ikan dan jaringan pemasaran dengan tepat Kerjasama dengan dinas pariwisata terpeliharanya kelestarian lingkungan kepedulian setiap orang untuk memelihara lingkungan Pembuatan pelaporan data yang menguntungkan bagi dua pihak meningkatnya pelaporan logbook nelayan pemberian reward bagi nelayan yang mengisi logbook Penyatuan visi bersama membangun perikanan tangkap berkelanjutan stakeholder memiliki pemikiran dan visi sama dalam pembangunan perikanan tangkap pertemuan rutin dan sharing antar stakeholder peningkatan pemahaman stakeholder mengenai keberlanjutan perikanan pelagis Penambahan cold storage berkurangnya HT yang ditolak cold storage sosialisasi membawa es dan menjaga cold chain Pembentukan laboratorium AMDAL meminimalisir degradasi lingkungan perhitungan tingkat pencemaran di perairan Prigi Penambahan pengawasan daerah penangkapan ikan IUU fishing menurun peningkatan sarana prasarana pengawasan perbaikan peraturan dan pemberian kuasa pada pengawas Perbaikan infrastruktur akses jalan menuju Prigi meningkatnya pemenuhan kebutuhan pasar pengajuan perbaikan jalan Diversivikasi produk perikanan hasil tangkapan ikan termanfaatkan optimal pengolahan hasil tangkapan menjadi produk lain yang bernilai jual tinggi Meminimalisir overfishing ikan lestari penghentian pemberian ijin penangkapan pengurangan armada penangkapan dan regulasi yang mendukung Peningkatan SDM stakeholder purse seine ketrampilan dan pengetahuan nelayan pada usaha dan SDI meningkat penyuluhan dan sosialisasi teknologi baru dan pemahaman keberlanjutan perikanan tangkap Tabel 17 memperlihatkan tolok ukur keberhasilan untuk mencapai sasaran strategis. Tolok ukur dari tiap sasaran strategis dipaparkan sebagai berikut: 1 Pemanfaatan sumberdaya yang tepat akan menjaga kegiatan perikanan yang terkelola dan berkelanjutan. Tolok ukur keberhasilan tersebut akan menghasilkan sistem pengelolaan perikanan utamanya tongkol dan cakalang yang baik; 2 Kepedulian setiap orang untuk menjaga lingkungan laut perlu disosialisasikan dan diterapkan agar kelestarian lingkungan dapat terjaga. Jika lingkungan terjaga dengan baik, dapat dilakukan kerjasama dengan dinas pariwisata untuk daerah perlindungan laut. Tujuannya adalah menjaga agar tidak terjadi penangkapan di area yang merupakan nursery ground tersebut; 3 Perbaikan pelaporan hendaknya menguntungkan bagi dua belah pihak yaitu nelayan sebagai pengisi logbook dan pemerintah sebagai pengumpul data. Pemberian reward pada nelayan yang mengisi logbook dengan jelas dan baik perlu dilakukan. Hal ini diharapkan dapat mendorong meningkatnya pelaporan data yang yang akurat. Sehingga tujuan untuk memperoleh pelaporan data yang menguntungkan bagi kedua pihak dapat tercapai; 4 Pertemuan, sharing dan peningkatan pemahaman stakeholder mengenai kegiatan perikanan tangkap berkelanjutan perlu dilakukan agar terwujud visi bersama pengelolaan perikanan pelagis; 5 Untuk memenuhi kepuasan pelanggan, nelayan yang merupakan tangan pertama perikanan tangkap perlu diberikan sosialisasi dan penyuluhan pentingnya membawa es dan menjaga cold chain ikan. Jika hal tersebut dapat dilakukan maka kualitas hasil tangkapan akan diterima cold storage. Penambahan cold storage dapat dilakukan jika nelayan telah dapat menjaga kualitas ikan. Sehingga pada musim puncak hasil tangkapan ikan tidak terjual dengan harga murah karena kualitasnya yang rendah, selain itu kebutuhan akan ikan tongkol dan cakalang dapat terus terpenuhi; 6 Pembentukan laboratorium AMDAL diperlukan untuk meminimalisir degradasi lingkungan. Langkah awal untuk meminimalisir degradasi lingkungan adalah perhitungan tingkat pencemaran perairan. Pencemaran dapat dihasilkan akibat pemanfaatan ikan di laut maupun pengolahan ikan di darat; 7 Peningkatan sarana prasarana, pengawasan yang intens, perbaikan peraturan dan penegakkannya serta pemberian kuasa pada pengawas perikanan yang bertugas merupakan tolok ukur keberhasilan dari berkurangnya IUU fishing; 8 Perbaikan akses jalan menuju Prigi hendaknya menjadi salah satu prioritas yang dilakukan dalam pengelolaan perikanan. Kondisi yang ada saat ini hanya angkutan dengan muatan sedikit yang dapat masuk ke Prigi. Untuk itu perlu dilakukan pengajuan dana untuk perbaikan jalan. Tolok ukur keberhasilan perbaikan akses jalan adalah meningkatnya kebutuhan pasar yang terpenuhi dengan transportasi yang efisien. 9 Hasil tangkapan hendaknya dapat dimanfaatkan secara optimal, untuk itu perlu dilakukan pengolahan hasil tangkapan menjadi produk lain diversifikasi agar produk tongkol dan cakalang memiliki nilai jual lebih tinggi; 10 Hasil potensi mengenai sumberdaya ikan unggulan yang terindikasi overfishing , memerlukan tindakan nyata. Hal utama yang dapat dilakukan adalah tidak lagi memberikan ijin penangkapan pada alat tangkap yang sama dan beroperasi di area yang sama. Regulasi yang mendukung pengurangan armada penangkapan sedikit demi sedikit, maupun pengalihan daerah penangkapan hendaknya diperkuat. Jika hal-hal tersebut dapat dilakukan, maka sumberdaya ikan akan lestari. 11 Untuk meningkatkan SDM stakeholder utamanya nelayan purse seine perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi teknologi baru serta pemahaman keberlanjutan perikanan tangkap. Penyuluhan yang dilakukan akan meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan nelayan.

5.6 Pembahasan