5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Jenis Ikan Unggulan di PPN Prigi
Pengelolaan membutuhkan penentuan ikan unggulan. Hal ini bertujuan agar dapat mengembangkan kegiatan perikanan yang sesuai dengan kondisi
lapangan. Syarat utama suatu jenis ikan menjadi ikan unggulan yaitu dipengaruhi oleh permintaan pasar. Ikan unggulan yang dianalisis pada penelitian ini
didasarkan pada kondisi yang ada saat penelitian dilakukan. Perhitungan standardisasi pada Tabel 9 menunjukkan bahwa urutan
prioritas ikan unggulan di PPN Prigi adalah tuna, tongkol, cakalang, lemuru dan layang Lampiran 4. Ikan layur untuk selanjutnya tidak disertakan karena
memiliki prioritas terakhir dan bukan merupakan ikan pelagis. Ikan pelagis adalah ikan yang sebagian besar hidupnya berada pada lapisan permukaan hingga kolom
air Simbolon 2011. Ikan tuna, tongkol dan cakalang termasuk dalam ikan pelagis besar, sedangkan ikan lemuru dan layang termasuk dalam ikan pelagis
kecil. Kelima ikan unggulan ini dianalisis lebih lanjut secara ekologi, kelayakan usaha penangkapannya dan persepsi sosial stakeholder. Tujuan akhir penelitian
ini menghasilkan model pengelolaan perikanan pelagis berkelanjutan di PPN Prigi.
Tabel 9 Kriteria dan urutan prioritas untuk menentukan ikan unggulan
Nama Ikan
Produksi Kontinuitas
Nilai Produksi Tujuan Utama
Pemasaran Total
UP Rata-
rata 5 tahun
terakhir ton
V1 Rata-
rata musim
ikan bulan
V2 Harga
Rp V3
Ke- V4
Tongkol 8.409,92
1.000 9
1.000 8.000
0.313 antar kota
0.500 2.813
2 Layang
3.973,33 0.447
7 0.500
6.000 0.188 antar kota
0.500 1.635
5 Tuna
494,84 0.013
9 1.000
19.000 1.000 ekspor
1.000 3.013
1 Layur
386,64 0.000
5 0.000
13.000 0.625 ekspor
1.000 1.625
6 Lemuru
5.768,61 0.671
9 1.000
3.000 0.000 diolah
0.000 1.671
4 Cakalang
912,60 0.066
9 1.000
10.000 0.438 ekspor
1.000 2.503
3
5.2 Keberlanjutan Ekologi: Potensi Ikan Unggulan
Keberlanjutan ekologi dalam penelitian ini dikaji dengan menghitung potensi ikan unggulan di PPN Prigi. Tujuannya untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan lestari agar sumberdaya ikan dapat berkelanjutan. Pengkajian potensi ikan dianalisis dengan menggunakan model produksi surplus. Potensi
ikan unggulan PPN Prigi yang dikaji antara lain tuna, tongkol, cakalang, lemuru dan layang.
5.2.1 Ikan tuna Thunnus sp.
Hasil tangkapan ikan tuna didominasi oleh alat tangkap pancing tonda sekitar 79 dari total hasil tangkapan, purse seine sekitar 9, gillnet sekitar 8
dan sisanya oleh payang dan pancing ulur. Alat tangkap standar ikan tuna yang sesuai berdasarkan FPI nilai terbesar yaitu pancing tonda. Nilai FPI rata-rata
untuk pancing tonda sebesar 76,33 dari total alat tangkap. Gillnet merupakan alat tangkap yang cukup berpengaruh pada penangkapan tuna dengan presentase
FPI sebesar 15,57 dari total alat tangkap. Equilibrium Schaefer merupakan model poduksi surplus yang paling sesuai
digunakan untuk menghitung maximum sustainable yield MSY. Model ini digunakan karena memenuhi syarat, yaitu tanda sesuai dengan persamaan,
memiliki R
2
paling tinggi yaitu 0,72 dan rata-rata nilai validasi sebesar 0,513. Perhitungan potensi ikan tuna dapat dilihat pada Lampiran 5.
Gambar 8 menunjukkan grafik MSY untuk ikan tuna. Model Equilibrium Schaefer menunjukkan effort
optimum
untuk penangkapan ikan tuna sebanyak 56 unit pancing tonda dan catch
MSY
1.000,69 tontahun. Data produksi aktual ikan tuna PPN Prigi tahun 2005 berjumlah 1179 ton
dengan upaya penangkapan sebanyak 59 unit alat tangkap standar. Produksi ikan tuna tahun 2006-2010 mengalami penurunan hingga setengah dari produksi tahun
2005. Hal ini terjadi seiring dengan penambahan alat tangkap pancing tonda sebanyak 6 unit dan penambahan unit gillnet sebanyak 9 unit. Data aktual
penangkapan ikan tuna di PPN Prigi terindikasi overfishing yang disebabkan peningkatan alat tangkap yang beroperasi overeffort.
Gambar 8 Grafik maximum sustainable yield untuk ikan tuna.
5.2.2 Ikan tongkol Euthynnus affinis
Penangkapan ikan tongkol didominasi oleh alat tangkap purse seine dengan total produksi sekitar 97. Purse seine menjadi alat tangkap standar dengan rata-
rata FPI sebesar 82,44 dari semua alat tangkap. Alat tangkap lain tidak berpengaruh nyata terhadap penangkapan ikan tongkol. Perhitungan potensi ikan
tongkol dapat dilihat pada Lampiran 6. Model yang dipilih untuk menghitung MSY adalah Equilibrium Schaefer.
Model Equilibrium Schaefer memiliki R
2
lebih kecil daripada model Dis- equilibrium Schaefer yaitu 0,657. Model ini dipilih karena dapat menjelaskan
kondisi aktual dengan rata-rata nilai validasi yang jauh lebih kecil yaitu 0,455. Model Equilibrium Schaefer menunjukkan effort
optimum
sebanyak 145 unit purse seine
dan catch
MSY
8.853,01 tontahun. Gambar 9 menunjukkan grafik produksi surplus ikan tongkol. Data
produksi aktual ikan tongkol di PPN Prigi tahun 2005 sebesar 2.235 ton atau terindikasi mendekati deplesi berdasarkan model Equilibrium Schaefer. Hal ini
disebabkan banyaknya alat tangkap yang beroperasi, yaitu setara 278 unit alat tangkap standar. Produksi ikan tongkol tahun 2006-2009 mulai mengalami
peningkatan. Peningkatan ini terjadi akibat pengurangan jumlah armada standar menjadi 119 unit. Produksi ikan tongkol tahun 2010 mengalami penurunan tajam
sebesar 67,69 dari tahun 2009 seiring dengan penambahan 7 unit purse seine.
2005
2006 2007
2008 2009
2010
200 400
600 800
1000 1200
1400
20 40
60 80
100 120
p ro
d u
k si
t u
n a
to n
junlah pancing tonda unit
data aktual kurva produksi surplus
batas MSY