terkonsentrasi di perairan teritorial. Hal ini disebabkan ukuran armada yang relatif kecil 30GT, sehingga tidak mampu untuk beroperasi di perairan ZEEI dan
terkonsentrasi pada perairan pantai. Jumlah alat tangkap yang banyak dan meningkat dari tahun ke tahun akan mengakibatkan sumberdaya pesisir
mengalami tekanan secara ekologi yang lambat laun akan berdampak pada aspek lainnya. Akses jalan menuju Prigi yang sulit dilalui juga merupakan salah satu
penghambat kegiatan ekonomi perikanan tangkap di Prigi. Aspek lain yang menjadi masalah dalam pengelolaan perikanan tangkap di Prigi adalah belum
adanya visi bersama diantara para stakeholder perikanan. Agar dapat mengatasi persoalan yang ada maka diperlukan suatu model
pengelolaan sehingga diketahui baikburuknya suatu konsep keberlanjutan perikanan. Untuk mengelola PPN Prigi secara berkelanjutan, perlu diketahui ikan
unggulan apa saja yang terdapat di perairan tersebut. Hal ini disebabkan ikan unggulan merupakan ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan sehingga
kelestariannya perlu untuk diperhatikan. Potensi ikan unggulan perlu dihitung agar dapat memanfaatkan sumberdaya ikan tanpa mengganggu keberlanjutan
ekologinya. Selain itu kelayakan usaha dari tiap unit alat tangkap yang dominan beroperasi perlu dipertimbangkan karena berkaitan dengan keberlanjutan
ekonomi masyarakat nelayan, yang merupakan tangan pertama perikanan tangkap. Di sisi lain persepsi kehidupan sosial perikanan tangkap stakeholder
perikanan perlu diketahui agar dapat memahami pandangan dari masing-masing stakeholder.
Model pengelolaan perikanan difokuskan pada perikanan yang masih memiliki kemungkinan untuk berkembang. Langkah selanjutnya adalah
memberikan rumusan strategi beserta tolok ukur keberhasilan strategi untuk mendukung pengelolaan perikanan tangkap secara berkelanjutan.
1.2 Perumusan Masalah
Ada ketimpangan antara potensi sumberdaya ikan dan armada penangkapan ikan di PPN Prigi. Armada perikanan yang digunakan oleh nelayan masih relatif
kecil 30 GT dan jumlahnya sangat banyak, akibatnya kapal tidak mampu menjangkau ZEEI dan terkonsentrasi pada perairan pantai. Kegiatan perikanan
tangkap yang dilakukan secara terus-menerus di perairan pantai yang merupakan
daerah nursery ground, sangat mengkhawatirkan. Sejak awal tahun 2010 pendaratan ikan di PPN Prigi menurun drastis. Hal ini dapat menjadi salah satu
indikasi terjadinya overfishing di wilayah pesisir tersebut, selain masalah cuaca yang mengganggu kegiatan penangkapan. Akses jalan menuju Prigi juga
merupakan salah satu penghambat kegiatan perikanan tangkap di Prigi. Akses jalan yang kurang baik menyebabkan kegiatan ekonomi, baik investasi maupun
distribusi hasil perikanan menjadi lebih sulit. Aspek lain yang menjadi masalah dalam pengelolaan perikanan tangkap di Prigi yaitu belum adanya visi bersama
mengenai keberlanjutan diantara para stakeholder perikanan. Sehingga arah pengelolaan perikanan tangkap belum memiliki tujuan yang sama.
Perumusan strategimodel pengelolaan perikanan pelagis berkelanjutan memerlukan uraian beberapa pertanyaan yang menjadi kunci langkah-langkah
pengelolaan selanjutnya, yaitu: 1 Apa saja jenis ikan unggulan di PPN Prigi?
2 Berapa potensi ikan unggulan yang dapat dimanfaatkan secara optimal? 3 Bagaimana kelayakan usaha unit penangkapan ikan di PPN Prigi?
4 Bagaimana persepsi sosial perikanan tangkap oleh stakeholder di PPN Prigi? 5 Apakah fokus pengelolaan ikan pelagis dan bagaimana strategi yang cocok
untuk mengelola kegiatan perikanan secara berkelanjutan di PPN Prigi?
1.3 Kerangka Pemikiran
Masalah-masalah yang dihadapi dan telah disebutkan pada perumusan masalah disusun menjadi satu kerangka berpikir. Kerangka pemikiran merupakan
rencana penelitian dari usulan penelitian, penelitian di lapangan, pengolahan data hingga menjadi tesis. Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1 Diagram kerangka pemikiran pengelolaan perikanan berkelanjutan di
PPN Prigi.
Fokus model pengelolaan Kelayakan Usaha
Kajian potensi sumberdaya ikan
Persepsi stakeholder Analisis cashflow dan
invesment criteria Surplus Production
Model Perceptual Map
Balanced Scorecard SWOT
Strategi Pengembangan Perikanan Berkelanjutan Kegiatan perikanan tangkap makin tidak efisien dan menuju over
fishing , antara lain disebabkan:
1. Armada penangkapan yang banyak dan berukuran kecil
2. Akses jalan menuju Prigi kurang baik
3. Belum ada visi bersama diantara stakeholder untuk
mengelola perikanan Solusi?
Keberlanjutan Perikanan Perikanan tangkap
Ekonomi Ekologi
Sosial
1.4 Tujuan