5.2 Keberlanjutan Ekologi: Potensi Ikan Unggulan
Keberlanjutan  ekologi  dalam  penelitian  ini  dikaji  dengan  menghitung potensi  ikan  unggulan  di  PPN  Prigi.  Tujuannya  untuk  mengetahui  tingkat
pemanfaatan  lestari  agar  sumberdaya  ikan  dapat  berkelanjutan.  Pengkajian potensi  ikan  dianalisis  dengan  menggunakan  model  produksi  surplus.  Potensi
ikan unggulan PPN Prigi yang dikaji antara lain tuna, tongkol, cakalang, lemuru dan layang.
5.2.1 Ikan tuna Thunnus sp.
Hasil  tangkapan  ikan  tuna  didominasi  oleh  alat  tangkap  pancing  tonda sekitar 79 dari total hasil tangkapan, purse seine sekitar 9, gillnet sekitar 8
dan sisanya oleh payang dan pancing ulur. Alat tangkap standar ikan tuna  yang sesuai  berdasarkan  FPI  nilai  terbesar  yaitu  pancing  tonda.  Nilai  FPI  rata-rata
untuk  pancing  tonda  sebesar  76,33  dari  total  alat  tangkap.  Gillnet  merupakan alat tangkap yang cukup berpengaruh pada penangkapan tuna dengan presentase
FPI sebesar 15,57 dari total alat tangkap. Equilibrium Schaefer merupakan model poduksi surplus yang paling sesuai
digunakan  untuk  menghitung  maximum  sustainable  yield  MSY.  Model  ini digunakan  karena  memenuhi  syarat,  yaitu  tanda  sesuai  dengan  persamaan,
memiliki  R
2
paling  tinggi  yaitu  0,72  dan  rata-rata  nilai  validasi  sebesar  0,513. Perhitungan potensi ikan tuna dapat dilihat pada Lampiran 5.
Gambar 8 menunjukkan grafik  MSY untuk ikan tuna. Model Equilibrium Schaefer  menunjukkan  effort
optimum
untuk  penangkapan  ikan  tuna  sebanyak  56 unit pancing tonda dan catch
MSY
1.000,69 tontahun. Data produksi aktual ikan tuna PPN  Prigi tahun 2005 berjumlah 1179 ton
dengan upaya penangkapan sebanyak 59 unit alat tangkap standar. Produksi ikan tuna tahun 2006-2010 mengalami penurunan hingga setengah dari produksi tahun
2005.  Hal  ini  terjadi  seiring  dengan  penambahan  alat  tangkap  pancing  tonda sebanyak  6  unit  dan  penambahan  unit  gillnet  sebanyak  9  unit.  Data  aktual
penangkapan  ikan  tuna  di  PPN  Prigi  terindikasi  overfishing  yang  disebabkan peningkatan alat tangkap yang beroperasi overeffort.
Gambar 8 Grafik maximum sustainable yield untuk ikan tuna.
5.2.2 Ikan tongkol Euthynnus affinis
Penangkapan ikan tongkol didominasi oleh alat tangkap purse seine dengan total produksi sekitar 97. Purse seine menjadi alat tangkap standar dengan rata-
rata  FPI  sebesar  82,44  dari  semua  alat  tangkap.  Alat  tangkap  lain  tidak berpengaruh nyata terhadap penangkapan ikan tongkol. Perhitungan potensi ikan
tongkol dapat dilihat pada Lampiran 6. Model  yang  dipilih  untuk  menghitung  MSY  adalah  Equilibrium  Schaefer.
Model  Equilibrium  Schaefer  memiliki  R
2
lebih  kecil  daripada  model  Dis- equilibrium  Schaefer  yaitu  0,657.  Model  ini  dipilih  karena  dapat  menjelaskan
kondisi  aktual  dengan  rata-rata  nilai  validasi  yang  jauh  lebih  kecil  yaitu  0,455. Model  Equilibrium  Schaefer  menunjukkan  effort
optimum
sebanyak  145  unit  purse seine
dan catch
MSY
8.853,01 tontahun. Gambar  9  menunjukkan  grafik    produksi  surplus  ikan  tongkol.  Data
produksi  aktual  ikan  tongkol  di  PPN  Prigi  tahun  2005  sebesar  2.235  ton    atau terindikasi  mendekati  deplesi  berdasarkan  model  Equilibrium  Schaefer.  Hal  ini
disebabkan  banyaknya  alat  tangkap  yang  beroperasi,  yaitu  setara  278  unit  alat tangkap  standar.  Produksi  ikan  tongkol  tahun  2006-2009  mulai  mengalami
peningkatan.  Peningkatan  ini  terjadi  akibat  pengurangan  jumlah  armada  standar menjadi 119 unit. Produksi ikan tongkol tahun 2010 mengalami penurunan tajam
sebesar  67,69  dari  tahun  2009  seiring  dengan  penambahan  7  unit  purse  seine.
2005
2006 2007
2008 2009
2010
200 400
600 800
1000 1200
1400
20 40
60 80
100 120
p ro
d u
k si
t u
n a
to n
junlah pancing tonda unit
data aktual kurva produksi surplus
batas MSY
Kondisi aktual selain tahun 2006 menunjukkan penangkapan ikan tongkol di PPN Prigi terindikasi mengalami kelebihan tangkap.
Gambar 9 Grafik maximum sustainable yield untuk ikan tongkol.
5.2.3 Ikan cakalang Katsuwonus pelamis