dampak negatif di masa mendatang harus dipertimbangkan. Keberlanjutan merupakan kata kunci dalam pembangunan perikanan yang diharapkan dapat
memperbaiki kondisi sumberdaya dan kesejahteraan masyarakat perikanan itu sendiri Adam et al. 2006.
2.3 Pengkajian Potensi Ikan dengan Analisis Surplus Production Model
Sumberdaya ikan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat pulih namun bukan tidak terbatas. Sumberdaya dapat mengalami penipisan kelimpahan
abundance bahkan kemusnahan collapse jika dibiarkan dalam keadaan nir- kelola. Pengkajian stok stock assessment dalam arti yang sebenarnya adalah
mencakup segala upaya riset yang dilakukan untuk mengetahui respon sumberdaya ikan terhadap kebijakan pengelolaan, misalnya terhadap penambahan
upaya penangkapan jumlah dan atau ukuran kapal penangkapan, alat penangkapan ikan; terhadap pembatasan hasil tangkapan jumlah ikan yang
boleh ditangkap, ukuran ikan yang boleh ditangkap dan sebagainya Widodo, 2003.
Kompleksnya faktor-faktor yang berkaitan, menyebabkan pengelolaan sumberdaya ikan banyak menghadapi kendala, sehingga salah satu cara yang
cukup memadai untuk mengkajinya dapat dilakukan melalui pendekatan pemodelan. Model merupakan sekumpulan pernyataan yang dirumuskan dengan
baik yang dapat menggambarkan sistem yang kompleks dan memungkinkan adanya pernyataan-pernyataan yang tepat mengenai bagaimana komponen-
komponen sistem tersebut berinteraksi. Model produksi digunakan untuk mengetahui apakah penangkapan masih berada dalam batas potensi lestari atau
telah melewatinya. Model produksi surplus merupakan model yang populer dalam literatur perikanan dan telah digunakan selama lebih dari empat puluh
tahun. Hal ini dikarenakan model produksi surplus relatif sederhana dan hanya membutuhkan data hasil tangkapan dan upaya penangkapan time series yang
relatif tersedia pada pusat penangkapan dan pendaratan ikan Georgina et al 2004.
Hasil tangkapan MSY
Upaya Penangkapan
Sumber: Sparre Venema 1999
Gambar 3 Model produksi surplus.
2.4 Kelayakan Usaha pada Unit Penangkapan Ikan
Salah satu cara untuk mengetahui keberlanjutan ekonomi adalah dengan perhitungan analisis keuangan. Analisis keuangan yang digunakan pada penelitian
ini adalah analisis finansial rugi-laba cashflow dan analisis investment criteria untuk menilai kelayakan usaha pada unit penangkapan ikan.
Studi kelayakan usaha adalah kajian mengenai layak atau tidak layak suatu usaha untuk dijalankan serta menghindari suatu usaha dari kebangkrutan. Analisis
finansial rugi-laba akan menggambarkan aliran dana yang keluar dan masuk dalam suatu usaha pada periode waktu tertentu. Struktur biaya yang
diperhitungkan dalam analisis finansial rugi-laba, yaitu: 1 biaya investasi, yaitu biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan barang modal atau modal tetap; 2 biaya
tetap, yaitu biaya yang selalu dikeluarkan dan tidak tergantung volume produksi; 3 biaya variabel, yaitu biaya yang dikeluarkan berdasarkan volume produksi.
Alat analisis untuk penghitungan rugi-laba ada lima namun pada penelitian ini hanya tiga yang digunakan, yaitu: keuntungan, revenue cost ratio RC dan
payback period PP Hernanto 1989.
Analisis investment criteria merupakan penilaian waktu uang time value of money
karena uang bersifat time preference skala waktu. Time preference menyatakan sejumlah sumber yang tersedia untuk dinikmati saat ini lebih
berharga daripada sejumlah yang sama pada waktu yang akan datang. Faktor- faktor yang mempengaruhi time preference adalah: inflasi, adanya resiko yang
tidak diketahui dimasa mendatang serta nilai konsumsi. Kriteria penilaian
investasi pada analisis investment criteria, antara lain: net present value NPV,
internal rate of return IRR dan net benefit cost ratio Net BC Kadariah et al
1999 dan Gray et al 2005.
2.5 Persepsi Stakeholder 2.5.1 Persepsi