Strengths weaknesses opportunities threats SWOT

Sumber: Robert S Kaplan dan David P Norton 1996 Gambar 5 Balanced scorecard sebagai suatu kerangka kerja tindakan strategis. Balanced scorecard merupakan tolok ukur keberhasilan yang dianalisis lebih lanjut dari tujuan strategis yang telah dihasilkan. Strategi dirumuskan menjadi empat perspektif, yaitu: 1 finansial; 2 pelanggan; 3 bisnis internal; serta 4 pembelajaran dan pertumbuhan Nurani 2008. Tiap perspektif dirinci visi dan dirumuskan seluruh sasaran strategis. Sasaran merupakan indikator kinerja dari tujuan strategis, yang disebut juga sebagai indikator ukuran hasil atau indikator akibat. Selanjutnya tolok ukur perlu diterjemahkan dalam target-target kuantitatif yang dapat dijangkau pada periode waktu tertentu. Umpan balik dapat diperoleh melalui evaluasi terhadap pencapaian target dari tolok ukur yang sudah ditetapkan. Target-target yang sudah ditetapkan perlu dicapai melalui langkah-langkah tindakan atau inisiatif. Inisiatif dalam balanced scorecard disebut sebagai indikator sebab. Indikator sebab ini merupakan langkah untuk mencapai indikator akibat. Sebagai salah satu contoh untuk mencapai tujuan strategis meningkatkan sarana dan prasarana produksi Balanced Scorecard Merencanakan dan menetapkan sasaran • Menetapkan sasaran • Memadukan inisiatif strategis • Mengalokasikan sumberdaya • Menetapkan tonggak-tonggak Umpan balik dan pembelajaran strategis • Mengartikulasikan visi bersama • Memberikan umpan balik strategis • Memfasilitasi tinjauan ulang dan pembelajaran strategi Mengkomunikasikan dan menghubungkan • Mengkomunikasikan dan mendidik • Menetapkan tujuan • Mengaitkan imbalan dengan ukuran kinerja-tonggak Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi • Memperjelas visi • Menghasilkan konsensus berkualitas untuk optimalisasi produksi dan pemenuhan kebutuhan pasar ekspor sasaran indikator akibat yang diharapkan adalah pelabuhan berfungsi optimal sebagai penyedia sarana produksi, pemasaran dan fungsi pelayanan lain, sehingga inisiatif indikator akibat agar sasaran tercapai adalah dengan tersedianya dan kemudahan memperoleh input produksi serta pengembangan fasilitas pelabuhan Nurani 2011.

2.7 Beberapa Penelitian yang Telah Dilakukan

Penelitian yang telah dilakukan mengenai pengelolaan perikanan maupun keberlanjutan perikanan menjadi bahan masukan untuk penelitian yang dilakukan. Beberapa penelitian tersebut, antara lain: Suman et al 2006 pada penelitian berjudul “Pola Pemanfaatan Sumberdaya Udang Dogol Metapenaeus ensis de Haan Secara Berkelanjutan di Perairan Cilacap dan Sekitarnya”. Kesimpulan yang diberikan pada penelitian ini adalah: 1 pola pemanfaatan sumberdaya udang dogol secara berkelanjutan di perairan Cilacap dan sekitarnya diusulkan tiga alternatif pola pemanfaatan yaitu penutupan musim penangkapan, pembatasaan upaya penangkapan dan penetapan kuota penangkapan. 2 penerapan pola pemanfaatan sumberdaya udang dogol secara berkelanjutan di perairan Cilacap dan sekitarnya dapat menjamin kelestarian sumberdaya, pemanfaatannya dalam waktu panjang dan meningkatkan kesejahteraan nelayan, disamping itu dapat mengintegrasikan aspek ekologi, ekonomi dan sosial sebagai dimensi dari perikanan berkelanjutan. Suyasa 2007 melakukan penelitian “Keberlanjutan dan Produktivitas Perikanan Pelagis Kecil yang Berbasis di Pantai Utara Jawa”. Hasilnya menunjukkan bahwa keberlanjutan ikan pelagis kecil baik dilihat dari dimensi ekologi, ekonomi, etik dan teknologi pada umumnya berada pada kategori kurang. Sedangkan dilihat dari dimensi sosial dan kelembagaan menunjukkan kategori sedang dan baik. Oleh karena itu strategi kebijakan pembangunan yang menjadi prioritas utama untuk mengatasi masalah diatas adalah diversifikasi usaha perikanan, relokasi nelayan dan armada perikanan serta perbaikan ekosistem perairan dengan melibatkan masyarakat.