Penerimaan Pemerintah Daerah Dampak penerimaan dan pengeluaran Pemerintah daerah terhadap kinerja ekonomi dan kemiskinan di Indonesia

ditetapkan sekurang-kurangnya 26 persen dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN. DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah. Pemerintah menetapkan kriteria DAK yang meliputi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Kriteria umum ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dalam APBD. Kriteria khusus ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan karakteristik daerah. Kriteria teknis ditetapkan oleh kementerian negaradepartemen teknis. Lain-lain pendapatan terdiri atas pendapatan hibah dan pendapatan dana darurat. Pendapatan hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat. Dana darurat berasal dari APBN untuk keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana nasional dan peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh daerah dengan menggunakan sumber APBD. Pinjaman daerah ditetapkan dengan memperhatikan keadaan dan perkiraan perkembangan perekonomian nasional. Batas maksimal kumulatif pinjaman yaitu tidak lebih dari 60 persen dari PDB tahun bersangkutan. Pinjaman dapat bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan masyarakat. Penerimaan pemerintah daerah dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran dari kenaikan PDRB. PDRB merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah pada tahun tertentu. PDRB bukan saja diproduksi oleh penduduk di wilayah tersebut, tetapi juga penduduk wilayah lain yang bertempat tinggal di wilayah tersebut. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan orang tersebut untuk membayar berbagai pungutan yang ditetapkan pemerintah. Dalam konsep makro dapat dianalogikan bahwa semakin besar PDRB yang diperoleh maka semakin besar pula potensi penerimaan daerah. Jadi dengan adanya peningkatan PDRB maka hal ini akan mendorong peningkatan PAD. Halim 2000 menyatakan bahwa PAD dipengaruhi oleh PDRB. Semakin tinggi PDRB, diharapkan prosentase PAD terhadap PDRB juga meningkat tax effort. Jika tax effort kecil, maka PAD akan memberikan kontribusi yang kecil terhadap belanja daerah. Jika tax effort ditingkatkan, maka PAD akan meningkat secara signifikan. Selain pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk juga mempengaruhi penerimaan pemerintah daerah. Penduduk merupakan orang yang bertempat tinggal menetap di suatu wilayah selama enam bulan atau lebih dan yang bertempat tinggal kurang dari enam bulan tetapi berencana menetap di suatu wilayah. Todaro dan Smith 2006 mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk bukan suatu masalah. Pengaruh jumlah penduduk pada dasarnya positif dan bermanfaat bagi pembangunan, karena semakin banyak orang maka semakin banyak ide, semakin banyak yang memiliki kretivitas, semakin banyak tenaga ahli, sehingga teknologi semakin berkembang. Sehingga akan meningkatkan kemampuan berproduksi dan PDRB meningkat. Selain itu semakin besar penduduk akan meningkatkan permintaan barang-barang konsumsi sehingga mendorong economic of scale dalam berproduksi dan akan menurunkan biaya produksi yang selanjutnya akan mengakibatkan perluasan usaha dan pendirian usaha baru. Hal itu akan menambah angkatan kerja yang bekerja sehingga pendapatan masyarakat meningkat. Dengan adanya penambahan jumlah penduduk maka akan meningkatkan pendapatan daerah Sukirno, 2003.

2.3 Pengeluaran Pemerintah Daerah

Berkaitan dengan fungsi stabilisasi di atas, pusat dari segala aktivitas operasional pemerintah adalah penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah sebagai kebijakan fiskal akan mempengaruhi perekonomian dengan menjadi bagian dari permintaan agregat. Pengeluaran pemerintah digunakan untuk membiayai pembelian barang dan jasa output dari perekonomian. Permintaan agregat terdiri dari konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto. Pembelianbelanja pemerintah merupakan nilai barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Belanja pemerintah merupakan instrumen kebijakan fiskal selain pajak. Peningkatan belanja pemerintah meningkatkan pendapatan disposabel, sedangkan peningkatan pajak menurunkan pendapatan disposabel. Pengaruh kedua kebijakan tersebut terhadap pendapatan nasional terjadi melalui efek pengganda multiplier effect . PDB = C+I+G+NX…………………….……………………………….1 C = c +c 1 Y-T……………………………….…………………………2 PDB = c +c 1 Y-T+I+G+NX………………….………………………..3 Setelah dilakukan transformasi, maka diperoleh: Y1-c 1 = c -c 1 T+I+G+NX………………………………....…………...4 Y = c -c 1 T+I+G+NX1-c 1 ……………………….………………..…5 Setelah dilakukan diferensiasi terhadap G, maka diperoleh: dYdG = 11-c 1 1. Model Rostow dan Musgrave ……………………………………………………...…6 dYdG adalah multiplier effect. Jadi besarnya multipler effect dari belanja pemerintah tergantung dari Marginal Propensity to Consume MPC, yaitu kenaikan konsumsi akibat kenaikan pendapatan. Angka pengganda menunjukkan rasio antara perubahan tingkat output dan perubahan pengeluaran pemerintah. Semakin besar angka pengganda maka semakin besar dampak pengeluaran pemerintah terhadap tingkat output Blanchard, 2006 Ada beberapa teori yang membahas tentang perkembangan pengeluaran pemerintah Mangkoesoebroto, 2008 yaitu: Model Rostow dan Musgrave berisi tentang perkembangan pengeluaran pemerintah. Model ini menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yaitu tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana seperti pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas, namun pada tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin besar. Peranan pemerintah tetap besar pada tahap menengah, oleh karena peranan swasta semakin besar akan menimbulkan banyak kegagalan pasar dan juga menyebabkan pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih banyak. Selain itu pada tahap ini perkembangan ekonomi menyebabkan terjadinya