keterbukaan ekspor neto, dan development assistance berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Penelitian Syaibani 2005 yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengeluaran pemerintah pusat maupun pengeluaran pemerintah daerah
mempengaruhi pembangunan ekonomi, dengan menggunakan data pengeluaran pemerintah di semua propinsi di Indonesia dari tahun 2001-2003. Metode
analisisnya menggunakan model-model ekonometrik. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh yang positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah daerah lebih berpengaruh dibanding pengeluaran pemerintah pusat. Selain itu pengeluaran
pemerintah pusat mempunyai pengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia IPM.
Nuryanto 2005 meneliti pengaruh pengaruh pengeluaran pemerintah dan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi di 25 negara berkembang dan 25 negara
sedang berkembang pada tahun 1997. Metode yang digunakan yaitu OLS dengan variabel bebas PDB inisial, belanja barang, belanja modal, pengeluaran pelayanan
umum, pengeluaran human capital, pengeluaran sosial, dan pengeluaran industri dan infrastruktur. Hasilnya adalah PDB inisial, belanja barang, dan pengeluaran
sosial berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Belanja modal, pengeluaran industri dan infrastruktur berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Pengeluaran pelayanan umum dan human capital tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi.
Panjaitan 1996 meneliti pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan sistem persamaan simultan. Variabel
yang digunakan yaitu pendapatan riil per kapita, ekspor, arus modal masuk, investasi, penduduk usia produktif. Hasilnya adalah pengeluaran pemerintah
dipengaruhi oleh PDB tahun lalu, pertumbuhan pengeluaran pemerintah tahun lalu berpengaruh positif terhadap PDB per kapita. Hasil yang lain yaitu investasi
merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap PDB perkapita. Kweeka dan Morissey 1996 meneliti pengaruh pengeluaran pemerintah
terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian dilakukan terhadap pengeluaran pemerintah di Tanzania periode 1965 sampai dengan 1996. Metode yang
digunakan adalah Kointegrasi Engle-Granger dan ECM. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu investasi swasta, total belanja modal, total belanja
barang untuk pendidikan dan kesehatan, total belanja modal untuk pendidikan dan kesehatan. Hasilnya adalah investasi swasta, total belanja barang, pengeluaran
untuk human kapital berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
2.12.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja
Sumedi 2005 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di tingkat nasional dan daerah. Tingkat nasional meliputi seluruh
provinsi di Indonesia, sedangkan tingkat daerah meliputi kabupaten-kabupaten di provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah sistem persamaan simultan
dengan Three Stage Least Squares 3SLS. Hasilnya faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja sektoral yaitu indeks harga sektoral,
PDRB sektoral, tenaga kerja sektor lain, dan tenaga kerja sektoral tahun sebelumnya.
Indriani 2006 meneliti hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pengangguran di Indonesia periode 1985-2002. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran. Metode yang digunakan adalah OLS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
adanya hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran. Berdasarkan penelitian ini pengaruh pertumbuhan ekonomi
terhadap tingkat pengangguran di Indonesia selama tahun 1985 sampai tahun 2002, penurunan pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan tingkat
pengangguran. Jadi, untuk menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia adalah dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Astuti 2007 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bengkulu tahun 1993-2003. Penelitian ini menggunakan pool
data data time series tahun 1993-2003 dan cross section 3 kabupaten dan 1 kota. Model penelitian ini dibangun dalam bentuk persamaan simultan terdiri dari 26
persamaan struktural dan 17 persamaan identitas, diestimasi dengan Two Stage Least Squares
2SLS. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja antara lain PDRB sektoral, upah sektoral, dan tenaga kerja sektoral tahun
sebelumnya. Realokasi pengeluaran rutin ke pengeluaran pembangunan sektor pertanian dan infrastruktur berdampak besar dalam meningkatkan penyerapan
tenaga kerja. Siregar dan Sukwika meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
kesempatan kerja sektoral menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Bogor Tahun 1998-2001. Metode yang digunakan adalah 2SLS. Hasilnya faktor-faktor yang
mempengaruhi kesempatan kerja terdidik di sektor jasa adalah upah pekerja sektor jasa, investasi sektor jasa, pengangguran terdidik, dan pendapatan regional sektor
jasa.
2.12.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan dan Ketimpangan
Rindayati 2009 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Jawa Barat periode 1995-2005. Metode yang digunakan adalah 2SLS. Hasilnya
faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Jawa Barat antara lain pengeluaran kesehatan per penduduk miskin, pendapatan per kapita, dan jumlah
penduduk. Usman 2006 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kemiskinan menggunakan pendekatan ekonometrika yang terdiri dari 17 persamaan struktural dan 8 persamaan identitas. Studi ini menggunakan data time
series tahun 1995-2003 dan data cross section dari 26 provinsi di Indonesia.
Penelitian ini menemukan desentralisasi fiskal teridentifikasi dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan yaitu
konsumsi per populasi, selisih garis kemiskinan provinsi dengan nasional, dan DAU per populasi.
Nanga 2006 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Indonesia dengan menggunakan sistem persamaan simultan yang terdiri dari 20
persamaan struktural dan 7 persamaan identitas. Hasilnya adalah kemiskinan dipengaruhi oleh ketimpangan pendapatan yang ditunjukkan oleh berbagai ukuran
kemiskinan yang memiliki hubungan yang responsif atau elastis terhadap perubahan indeks Gini, selain itu kemiskinan dipengaruhi oleh garis kemiskinan
dan pendapatan per kapita.