Kemiskinan Dampak penerimaan dan pengeluaran Pemerintah daerah terhadap kinerja ekonomi dan kemiskinan di Indonesia

q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. n = jumlah penduduk.

2.10 Hubungan Pengeluaran Pemerintah dengan Pertumbuhan Ekonomi

PDRB Richardson 2001 dalam Astuti 2007 menyebutkan bahwa dampak desentralisasi fiskal terhadap perekonomian dapat dikaji sebagaimana dampak kebijakan fiskal terhadap perekonomian nasional, yaitu dari sisi permintaan dan penawaran. Pada sisi penawaran atau sisi produksi, desentralisasi fiskal diasumsikan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui dua cara yaitu: 1 meningkatkan investasi modal di level daerah yang akan meningkatkan stok modal sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan 2 peningkatan efisiensi alokasi sumberdaya. Penelitian ini akan memfokuskan dampak penerimaan dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi melalui sisi permintaan. Pengaruh besaran dana yang dikelola dan keleluasaan tersebut merupakan faktor dari derajat desentralisasi fiskal suatu daerah. Makin tinggi penerimaan fiskal yang bebas pengalokasiannya makin tinggi derajat desentralisasi fiskal yang dimiliki daerah yang diharapkan makin optimal pengalokasiannya. Demikian pula makin tinggi penerimaan fiskal diharapkan makin tepat pilihan infrastruktur sehingga makin tinggi insentif investasi yang diciptakan. Namun demikian, keleluasaan dari sisi penerimaan terutama upaya peningkatan pajak dan retribusi justru bisa berpengaruh negatif terhadap investasi Vaillancourt, 2000 dalam Astuti 2007.

2.11 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Peyerapan Tenaga Kerja

Salah satu aspek untuk melihat kinerja perekonomian adalah seberapa efektif penggunaan sumber-sumber daya yang ada sehingga lapangan pekerjaan merupakan hal yang menjadi perhatian dalam pembuatan kebijakan. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan penyerapan tenaga kerja dapat dilihat dari hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran. Angkatan kerja merupakan jumlah dari tenaga kerja dan pengangguran, sedangkan pengangguran merupakan angkatan kerja yang menganggur. Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang erat karena penduduk yang bekerja berkontribusi dalam menghasilkan barang dan jasa, sedangkan pengangguran tidak memberikan kontribusi. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran didasarkan pada hukum Okun Okun Law . Hukum Okun menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran Blanchard, 2006 . u t – u t-1 = -g yt ……………………………………………………………...20 dimana: u t = tingkat pengangguran pada tahun t u t-1 = tingkat pengangguran pada tahun t-1 g yt Astuti 2007 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan daerah di Provinsi Bengkulu tahun 1993-2003 dengan metode sistem persamaan simultan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak adalah PDRB sektoral, lag total transfer pemerintah, jumlah kendaraan bermotor, trend, dan lag penerimaan pajak. Faktor-faktor yang mempengaruhi retribusi daerah antara lain = pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hukum Okun tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin besar pertumbuhan ekonomi maka semakin kecil pengangguran. Semakin kecil pengangguran berarti semakin besar penyerapan tenaga kerja.

2.12 Penelitian Terdahulu

2.12.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah

Sumedi 2005 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pemerintah daerah provinsi di Indonesia tahun 2005 dengan metode sistem persamaan simultan. Hasilnya variabel yang mempengaruhi penerimaan pajak yaitu PDRB, kesenjangan fiskal, desentralisasi fiskal, dan penerimaan pajak tahun sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan retribusi antara lain PDRB non pertanian, kesenjangan fiskal, desentralisasi fiskal, dan penerimaan retribusi tahun sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil SDA adalah PDRB pertambangan dan lainnya, potensi SDA, desentralisasi fiskal, dan penerimaan retribusi tahun sebelumnya. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil pajak daerah antara lain PDRB per kapita sektor jasa, pengeluaran pembangunan, pengeluaran domestik, desentralisasi fiskal, dan bagi hasil pajak tahun sebelumnya. Variabel yang mempengaruhi DAU adalah kapasitas fiskal, pengeluaran daerah, jumlah penduduk, perubahan DAU, dan desentralisasi fiskal.