Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pemerintah

dengan tingkat kepercayaan sebesar 90 persen setiap kenaikan jumlah penduduk sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan pajak sebesar 0.118 persen. Tabel 8 Hasil Estimasi Persamaan Pajak Variabel Uraian Koefisien Probabilita Elastisitas C1 intersep -21942349 0.701 PDRB PDRB 0.012 0.000 0.651 FISGAP fiskal gap 0.040 0.000 0.260 POP populasi 15133.03 0.098 0.118 Adj. R 2 Sumber: Hasil Pengolahan : 93.85 d: 0.82 Faktor-faktor yang mempengaruhi retribusi seperti sudah disebutkan di atas terdiri dari PDRB sektor non pertanian, kesenjangan fiskal, dan jumlah penduduk. Elastisitas PDRB sektor non pertanian sebesar 0.156 yang berarti dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen setiap kenaikan PDRB non pertanian sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan retribusi sebesar 0.156 persen. Elastisitas kesenjangan fiskal sebesar 0.442, yang berarti dengan tingkat kepercayaan sebesar 99 persen setiap kenaikan kesenjangan fiskal sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan retribusi sebesar 0.442 persen. Koefisien jumlah penduduk sebesar 0,641, yang berarti dengan tingkat kepercayaan sebesar 99 persen setiap kenaikan jumlah penduduk sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan retribusi sebesar 0.641 persen. Tabel 9 Hasil Estimasi Persamaan Retribusi di Indonesia Variabel Uraian Koefisien Probabilita Elastisitas C8 intersep -58036297 0.001 PDRBNA PDRB sektor non pertanian 0.001 0.019 0.156 FISGAP fiskal gap 0.016 0.000 0.442 POP populasi 19273 0.000 0.641 Adj. R 2 Sumber: Hasil Pengolahan : 90.48 d: 0.64 Dana bagi hasil terdiri dari dana bagi hasil pajak dan SDA. Dana perimbangan pada dasarnya merupakan komponen dana perimbangan yang mendasarkan perhitungan perimbangan keuangan berdasarkan potensi daerah penghasil Boediono, 2002. Dalam penelitian ini potensi daerah penghasil digambarkan dengan dummy SDA migas dan SDA pertambangan umum. Dari tabel berikut dapat dilihat bahwa PDRB pertambangan dan penggalian berpengaruh nyata positif terhadap bagi hasil SDA. Setiap kenaikan PDRB pertambangan dan penggalian sebesar 1 persen akan meningkatkan bagi hasil SDA sebesar 1,219 persen. Tabel 10 Hasil Estimasi Persamaan Bagi Hasil SDA Variabel Uraian Koefisien Probabilita Elastisitas C15 intersep -413000000 0.155 PDRBM PDRB pertambangan 0.217 0.000 1.219 DSDAmigas dummy SDA migas 309000000 0.013 DSDAtambang dummy SDA tambang 52216481 0.862 Adj. R 2 Sumber: Hasil Pengolahan : 91.95 d: 1.00 Dana bagi hasil pajak merupakan dana dari APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. Jenis pajak yang masuk dalam kategori ini adalah Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dana bagi hasil pajak terdiri dari PDRB perkapita dan investasi. PDRB perkapita mencerminkan daya beli penduduk suatu daerah, sehingga semakin besar PDRB perkapita maka output semakin besar, dan pajak dari produksi output tersebut semakin besar pula. PDRB perkapita berpengaruh nyata positif terhadap dana bagi hasil pajak, dengan elastisitas sebesar 0.711, artinya dengan tingkat kepercayaan sebesar 99 persen setiap kenaikan PDRB perkapita sebesar 1 persen maka akan meningkatkan dana bagi hasil pajak sebesar 0.711 persen. Investasi juga berpengaruh nyata positif terhadap bagi hasil pajak, dengan elastisitas sebesar 0.574, yang berarti dengan jika investasi naik 1 persen maka Bagi Hasil Pajak akan naik 0.574 persen. Tabel 11 Hasil Estimasi Persamaan Bagi Hasil Pajak Variabel Uraian Koefisien Probabilita Elastisitas C22 intersep -210000000 0.003 PDRBKP PDRB perkapita 88.801 0.000 0.711 INV investasi 47.676 0.000 0.574 Adj. R 2 Sumber: Hasil Pengolahan : 84.80 d: 0.83 Faktor-faktor yang mempengaruhi DAU dapat dilihat pada Tabel 12. Formula DAU menggunakan pendekatan fiscal gap, yaitu kebutuhan daerah dibandingkan dengan potensi penerimaan daerah. Alokasi DAU digunakan untuk menutup gap yang terjadi apabila kebutuhan daerah melebihi potensi penerimaan daerah tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi DAU secara nyata dalam penelitian ini yaitu kapasitas fiskal, jumlah pengeluaran, luas wilayah, dan jumlah penduduk. Kapasitas fiskal berpengaruh negatif terhadap DAU. Kapasitas fiskal mencakup PAD dan dana perimbangan. Kapasitas fiskal berpengaruh nyata negatif karena semakin besar kapasitas fiskal, maka daerah semakin mandiri sehingga bantuan dari pusat semakin kecil. Faktor-faktor lain selain kapasitas fiskal berpengaruh positif terhadap DAU. Tabel 12 Hasil Estimasi Persamaan DAU Variabel Uraian Koefisien Probabilita Elastisitas C26 intersep 1380000000 0.004 KAPFIS kapasitas fiskal -0.470 0.000 -0.343 TKL total pengeluaran 0.340 0.000 0.711 P0 persentase pddk. miskin 18059984 0.258 LUAS luas wilayah 8646 0.000 0.120 POP jumlah penduduk 137775 0.000 0.223 Adj. R 2 Sumber: Hasil Pengolahan : 58.22 d: 0.10

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Pemerintah

Berlakunya Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah membawa perubahan pada sistem dan mekanisme pengelolaan pemerintahan daerah. UU ini menegaskan bahwa pelaksanaan kewenangan Pemda maka Pemerintah Pusat akan mentransfer dana perimbangan kepada Pemda. Tujuan dari transfer ini adalah untuk mengurangi kesenjangan fiskal antar pemerintahan dan menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di seluruh daerah. Adanya transfer dana ini bagi Pemda merupakan sumber pendanaan dalam melaksanakan kewenangannya, sedangkan kekurangan pendanaan diharapkan dapat digali melalui sumber pendanaan sendiri. Namun kenyataannya transfer dari Pempus merupakan sumber dana utama Pemda untuk membiayai belanja daerah. Sehingga belanja daerah lebih dipengaruhi oleh sumber pembiayaan yang berasal dari transfer. Seperti terlihat dari tabel berikut, dana perimbangan berpengaruh nyata positif terhadap pengeluaran pertanian sedangkan pengaruhnya terhadap pengeluaran industri dan infrastruktur juga positif tetapi tidak signifikan. PAD berpengaruh positif terhadap pengeluaran pertanian dan infrastruktur tetapi pengaruhnya tidak signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa di Indonesia berlaku flypaper effect, hal tersebut berlaku untuk pengeluaran pertanian, dimana dana perimbangan lebih besar dan nyata pengaruhnya terhadap pengeluaran pertanian dari pada PAD. Hal itu berarti stimulus terhadap pengeluaran pertanian yang ditimbulkan oleh transfer lebih besar dibandingkan dengan stimulus dari pendapatan daerah. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengeluaran pertanian masih tergantung dari dana dari pemerintah pusat dan belum tercapai kemandirian daerah. Faktor-faktor yang berpangaruh nyata terhadap pengeluaran pertanian yaitu PDRB sektor pertanian, dana perimbangan, dan pengeluaran pertanian tahun sebelumnya. Dana perimbangan mempunyai elastisitas sebesar 0.31, dengan tingkat kepercayaan 99 persen dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan dana perimbangan sebesar 1 persen akan meningkatkan pengeluaran pertanian sebesar 0.31 persen. Tabel 13 Hasil Estimasi Persamaan Pengeluaran Pertanian Variabel Uraian Koefisien Prob. Elastisitas Jk. Pendek Jk.Panjang C48 intersep 183000000 0.000 PDRBA PDRB sektor pertanian 0.005 0.099 0.136 0.154 PAD PAD 0.014 0.523 DIMB dana perimbangan 0.016 0.000 0.310 0.349 PTANI-1 lag pengeluaran pertanian 0.114 0.114 Adj. R 2 Sumber: Hasil Pengolahan : 44.38 h: -0.274 Pengeluaran industri dipengaruhi secara nyata oleh PDRB sektor industri dan PAD. Elastisitas PDRB sektor industri sebesar 0.152, yang berarti dengan tingkat kepercayaan 99 persen setiap peningkatan PDRB sektor industri sebesar 1 persen akan meningkatkan pengeluaran industri sebesar 0.152 persen. PAD berpengaruh nyata positif terhadap pengeluaran industri dengan elastisitas jangka