pengeluaran pemerintah sebesar 1 persen akan meningkatkan PDRB sektor industri sebesar 0.378 persen, pada tingkat kepercayaan 99 persen. Elastisitas
investasi sebesar 0.639, yang berarti dengan tingkat kepercayaan 99 persen peningkatan investasi swasta sebesar 1 persen akan memingkatkan PDRB sektor
industri sebesar 0.639 persen. Tenaga kerja sektor industri berpengaruh nyata positif terhadap PDRB sektor industri dengan elastisitas sebesar 0.362, nilainya
terkecil diantara kedua variabel lainnya karena industri merupakan sektor yang padat modal.
Tabel 17 Hasil Estimasi Persamaan PDRB Sektor Industri
Variabel Uraian
Koefisien Probabilita
Elastisitas C77
intersep -5810000000
0.000 PIND
pengeluaran industri 170.7063
0.000 0.378
TKI tenaga kerja industri
12251.12 0.000
0.362 INV
investasi 811.3504
0.000 0.639
Adj. R
2
Sumber: Hasil Pengolahan
: 87.20 d: 0.32
Sektor jasa yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Real Estate, dan
Jasa Perusahaan; dan Jasa-Jasa. PDRB sektor jasa dipengaruhi secara nyata oleh pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur, terdiri dari pengeluaran perdagangan,
pariwisata, komunikasi dan informatika, tenaga kerja, lingkungan hidup, perhubungan, penataan ruang, dan perumahan.
Tabel 18 Hasil Estimasi Persamaan PDRB Sektor Jasa Variabel
Uraian Koefisien
Probabilita Elastisitas C84
intersep -7680000000
0.000 PINFR
pengeluaran infrastruktur
27.792 0.000
0.655 TKI
tenaga kerja sektor jasa 8965.782
0.000 0.174
INV investasi
240.086 0.034
0.124 Adj. R
2
Sumber: Hasil Pengolahan
: 82.6 d: 1.07
Sedangkan tenaga kerja jasa dalam penelitian ini mencakup tenaga kerja sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi;
Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan; dan Jasa-Jasa. Pengeluaran
pemerintah untuk infrastruktur, investasi, dan tenaga kerja berpengaruh nyata positif terhadap PDRB sektor jasa, dengan elastisitas terbesar dimiliki oleh
pengeluaran infrastruktur, yaitu sebesar 0.655. Elastisitas tenaga kerja sektor jasa sebesar 0.174, sedangkan elastisitas investasi sebesar 0.124.
5.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja
Penawaran tenaga kerja merupakan hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja, begitu juga dengan permintaan tenaga kerja. Permintaan
perusahaan terhadap tenaga kerja tergantung pada permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksi oleh perusahaan itu. Sehingga permintaan tenaga
kerja merupakan permintaan turunan derived demand. Todaro dan Smith 2000 menyatakan bahwa dalam pasar persaingan sempurna tidak ada produsen dan
konsumen yang bisa mempengaruhi harga input, harga output, tingkat penyerapan tenaga kerja, dan tingkat upah, hal itu ditentukan oleh harga output dan faktor
produksi selain tenaga kerja. Kesempatan kerja dapat tercapai jika terjadi permintaan tenaga kerja di
pasar tenaga kerja. Besarnya tenaga kerja dalam jangka pendek tergantung dari besarnya efektivitas permintaan tanaga kerja yang dipengaruhi oleh kemampuan
substitusi antar tenaga kerja dan faktor produksi yang lain, elastisitas permintaan hasil produksi, dan elastisitas penyediaan faktor-faktor pelengkap lainnya. Dalam
statistik ketenagakerjaan di Indonesia kesempatan kerja merupakan jumlah orang yang bekerja tanpa memperhitungkan berapa pekerjaan yang dimiliki tiap orang,
pendapatan, dan jam kerja mereka. Koefisien tenaga kerja lain dalam hasil pengolahan semua positif, hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada substitusi
tenaga kerja antara tenaga kerja suatu sektor dengan tenaga kerja sektor lain. Permintaan output dalam penelitian ini didekati dengan PDRB. Sedangkan harga
input dan harga tenaga kerja upah tidak dimasukkan dalam penelitian ini karena adanya keterbatasan data.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kerja sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel 19. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap penyerapan
tenaga kerja sektor pertanian yaitu PDRB sektor pertanian dan tenaga kerja sektor selain pertanian. Elastisitas PDRB sektor pertanian sebesar 0.929, yang berarti
dengan tingkat kepercayaan sebesar 99 persen peningkatan PDRB sektor pertanian sebesar 1 persen akan meningkatkan jumlah tenaga kerja sektor
pertanian sebesar 0.929 persen. Koefisien tenaga kerja non pertanian bertanda positif yang berarti tidak ada substitusi antara tenaga kerja pertanian dengan non
pertanian. Tabel 19 Hasil Estimasi Persamaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian
Variabel Uraian
Koefisien Probabilita Elastisitas
C91 intersep
-132425 0.0756
PDRBA PDRB sektor pertanian
0.0001 0.0000
0.9292 TKNA
tenaga kerja non pertanian 0.1029
0.0000 0.1319
Adj. R
2
Sumber: Hasil Pengolahan
: 89.78 d: 0.05
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja sektor industri dapat dilihat pada Tabel 20. Penyerapan tenaga kerja sektor industri dipengaruhi
oleh PDRB sektor industri dan tenaga kerja sektor non industri. Semua faktor tersebut berpengaruh nyata positif terhadap penyerapan tenaga kerja sektor
industri. Tabel 20 Hasil Estimasi Persamaan Tenaga Kerja Sektor Industri
Variabel Uraian
Koefisien Probabilita
Elastisitas C98
intersep -136507.3
0.000 PDRBI
PDRB sektor industri 0.00001
0.000 0.281
TKNI
tenaga kerja non industri
0.13896 0.000
0.722 Adj. R
2
Sumber: Hasil Pengolahan
: 95.19 d: 0.04
Elastisitas PDRB sektor industri sebesar 0.281 yang berarti dengan tingkat kepercayaan 99 persen setiap kenaikan PDRB sektor industri sebesar 1 persen
akan meningkatkan jumlah tenaga kerja sektor industri sebesar 0.281. Elastisitas ini relatif kecil dibandingkan dengan elastisitas PDRB sektor pertanian, hal ini
menandakan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang lebih bisa menyerap tenaga kerja daripada sektor industri, atau dengan kata lain sektor pertanian
merupakan sektor yang padat karya. Koefisien tenaga kerja non industri bertanda positif yang berarti tidak ada substitusi antara tenaga kerja industri dengan non
industri.