PDRB per Kapita Dampak penerimaan dan pengeluaran Pemerintah daerah terhadap kinerja ekonomi dan kemiskinan di Indonesia

Y : rata-rata PDRBKP Y i : PDRBKP provinsi i POP : jumlah penduduk provinsi TPOP : jumlah penduduk seluruh provinsi Astuti, 2007 Nilai indeks Williamson berkisar antara 0 dan 1, dimana 0 menunjukkan pemerataan sempurna dan 1 menunjukkan ketimpangan sempurna. Jadi semakin besar nilai Indeks Williamson, semakin timpang pendapatan per kapita antar wilayah.

2.9 Kemiskinan

Menurut Todaro dan Smith 2006, besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau mengacu kepada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu pada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolut, sedangkan pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan di bawah kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi. Ukuran ini relatif tetap dalam bentuk kebutuhan kalori minimum ditambah komponen non makanan yang juga sangat dibutuhkan untuk tetap survive. Garis kemiskinan berbeda untuk tiap negara, tetapi yang umum dijadikan standar untuk membandingkan antar negara adalah sebesar US 1 per hari. Sedangkan kemiskinan relatif adalah ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya berkaitan dengan ukuran di bawah tingkat rata- rata distribusi pendapatan. Konsep kemiskinan pada penelitian ini yaitu persentase penduduk miskin atau Head Count Index HCI-P , adalah persentase penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan GK. ……………………………………………...…….22 Dimana : α = 0 z = garis kemiskinan. y i dibawah garis kemiskinan i=1, 2, 3, ...., q, y = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada i z q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. n = jumlah penduduk.

2.10 Hubungan Pengeluaran Pemerintah dengan Pertumbuhan Ekonomi

PDRB Richardson 2001 dalam Astuti 2007 menyebutkan bahwa dampak desentralisasi fiskal terhadap perekonomian dapat dikaji sebagaimana dampak kebijakan fiskal terhadap perekonomian nasional, yaitu dari sisi permintaan dan penawaran. Pada sisi penawaran atau sisi produksi, desentralisasi fiskal diasumsikan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui dua cara yaitu: 1 meningkatkan investasi modal di level daerah yang akan meningkatkan stok modal sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan 2 peningkatan efisiensi alokasi sumberdaya. Penelitian ini akan memfokuskan dampak penerimaan dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi melalui sisi permintaan. Pengaruh besaran dana yang dikelola dan keleluasaan tersebut merupakan faktor dari derajat desentralisasi fiskal suatu daerah. Makin tinggi penerimaan fiskal yang bebas pengalokasiannya makin tinggi derajat desentralisasi fiskal yang dimiliki daerah yang diharapkan makin optimal pengalokasiannya. Demikian pula makin tinggi penerimaan fiskal diharapkan makin tepat pilihan infrastruktur sehingga makin tinggi insentif investasi yang diciptakan. Namun demikian, keleluasaan dari sisi penerimaan terutama upaya peningkatan pajak dan retribusi justru bisa berpengaruh negatif terhadap investasi Vaillancourt, 2000 dalam Astuti 2007.

2.11 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Peyerapan Tenaga Kerja

Salah satu aspek untuk melihat kinerja perekonomian adalah seberapa efektif penggunaan sumber-sumber daya yang ada sehingga lapangan pekerjaan merupakan hal yang menjadi perhatian dalam pembuatan kebijakan. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan penyerapan tenaga kerja dapat dilihat dari hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran. Angkatan kerja merupakan jumlah dari tenaga kerja dan pengangguran, sedangkan pengangguran merupakan angkatan kerja yang menganggur. Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang erat karena penduduk yang bekerja berkontribusi dalam menghasilkan barang dan jasa, sedangkan pengangguran tidak memberikan kontribusi. Hubungan