Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan dan Ketimpangan

Niehues 2010 meneliti pengaruh kebijakan pemerintah di bidang pengeluaran sosial terhadap pengurangan ketimpangan pendapatan di negara- negara Eropa tahun 1993 sampai dengan 2007. Metode yang digunakan adalah General Method of Moment GMM. Data yang digunakan adalah koefisien GINI, pengeluaran pemerintah untuk sosial, pengangguran, kesehatan, perumahan, PDB per kapita, rata-rata lama hidup, rasio ketergantungan, penduduk yang berpendidikan tinggi, kepadatan penduduk. Hasil dari penelitiannya adalah semakin besar belanja pemerintah untuk sosial akan menurunkan tingkat ketimpangan pendapatan. Roine 2009 meneliti penentu ketimpangan pendapatan di 16 negara selama periode abad dua puluh. Roine mengelompokkan penerima pendapatan ke dalam tiga golongan, yaitu kelas kaya, kelas menengah, dan sisanya. Variabel yang digunakan adalah pengeluaran pemerintah pusat, tingkat pajak marjinal, PDB per kapita, dan populasi. Metode yang digunakan adalah First Differenced Generalized Least Square FDGLS dan Dynamic First Differences DFD. Hasilnya pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif terhadap pendapatan kelas menengah, dan berpengaruh positif terhadap penduduk miskin. Pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan kelompok kaya.

2.13 Kerangka Pemikiran

Diagram alur kerangka pemikiran dari Dampak Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah Daerah terhadap Kinerja Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 5. Pemerintah mempunyai peran terhadap kinerja sektor riil melalui konsumsi dan investasi langsung maupun melalui multiplier effect dan stimulasi kepada pelaku ekonomi. Peranan pemerintah melalui kebijakan fiskal antara lain melalui alokasi pengeluaran antar urusan. Melalui kebijakan pemerintah dalam mendorong sektor riil, diharapkan tercapainya target pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, distribusi pendapatan, dan kemiskinan. Pemerintah telah memberlakukan UU No. 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU No. 33 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan UU No. 25 tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU No. 34 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Hal tersebut berimplikasi pada munculnya hak, wewenang, serta kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Gambar 5 Diagram Alur Kerangka Pemikiran Target Nasional: Pertumbuhan