Tenaga Kerja Dampak penerimaan dan pengeluaran Pemerintah daerah terhadap kinerja ekonomi dan kemiskinan di Indonesia

fungsi produksi yang merupakan fungsi dari tenaga kerja L dan modal K sebagai berikut: TP = f L,K…………………………………………………..………19 Dimana TP = produksi total. Keseimbangan pasar tenaga kerja merupakan suatu posisi tertentu yang terbentuk oleh interaksi permintaan dan penawaran tenaga kerja. Todaro dan Smith 2000 menyatakan bahwa dalam pasar persaingan sempurna tidak ada produsen dan konsumen yang mampu mempengaruhi harga-harga input, tingkat penyerapan tenaga kerja, dan harganya tingkat upah. Mereka ditentukan secara bersamaan oleh harga-harga output dan faktor produksi selain tenaga kerja.

2.8 PDRB per Kapita

Produk Domestik Regioanl Bruto PDRB per kapita dapat digunakan sebagai proxy pendapatan per kapita yang mencerminkan tingkat kesejahteraan penduduk. PDRB per kapita dapat dirumuskan sebagai BPS, 2010. PDRBKP = PDRBPOP…………………………………………………....20 Keterangan: PDRBKP = rata-rata pendapatan per kapita PDRB = total pendapatan daerah POP = jumlah penduduk Walaupun PDRB rata-rata merupakan alat ukur yang lebih baik tetapi belum mencerminkan kesejahteraan penduduk secara tepat karena PDRB rata-rata tidak mencerminkan kesejahteraan ekonomi yang sungguh-sungguh dirasakan masyarakat, bisa terjadi PDRBK tinggi tetapi ada sekelompok penduduk yang tidak menerima pendapatan itu. Oleh karena itu perlu juga diperhatikan distribusi pendapatan. Pada studi ini distribusi pendapatan dihitung dengan indeks Williamson. Indeks Williamson digunakan untuk menganalisis seberapa besar ketimpangan antar wilayah. Dasar perhitungannya adalah dengan menggunakan PDRB per kapita dalam kaitannya dengan jumlah penduduk per wilayah, dengan rumus: …………………………………...…………..21 Keterangan : CV W : indeks Williamson Y : rata-rata PDRBKP Y i : PDRBKP provinsi i POP : jumlah penduduk provinsi TPOP : jumlah penduduk seluruh provinsi Astuti, 2007 Nilai indeks Williamson berkisar antara 0 dan 1, dimana 0 menunjukkan pemerataan sempurna dan 1 menunjukkan ketimpangan sempurna. Jadi semakin besar nilai Indeks Williamson, semakin timpang pendapatan per kapita antar wilayah.

2.9 Kemiskinan

Menurut Todaro dan Smith 2006, besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau mengacu kepada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu pada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolut, sedangkan pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan di bawah kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi. Ukuran ini relatif tetap dalam bentuk kebutuhan kalori minimum ditambah komponen non makanan yang juga sangat dibutuhkan untuk tetap survive. Garis kemiskinan berbeda untuk tiap negara, tetapi yang umum dijadikan standar untuk membandingkan antar negara adalah sebesar US 1 per hari. Sedangkan kemiskinan relatif adalah ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya berkaitan dengan ukuran di bawah tingkat rata- rata distribusi pendapatan. Konsep kemiskinan pada penelitian ini yaitu persentase penduduk miskin atau Head Count Index HCI-P , adalah persentase penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan GK. ……………………………………………...…….22 Dimana : α = 0 z = garis kemiskinan. y i dibawah garis kemiskinan i=1, 2, 3, ...., q, y = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada i z