Definisi Variabel Dampak penerimaan dan pengeluaran Pemerintah daerah terhadap kinerja ekonomi dan kemiskinan di Indonesia

1. PAD PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2. Dana Perimbangan Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 3. Dana Bagi Hasil Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 4. Dana Alokasi Umum DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 5. Kesenjangan Fiskal Kesenjangan fiskal adalah selisih antara kebutuhan fiskal daerah dengan kapasitas fiskal daerah. 6. Dana Alokasi Khusus DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. 7. Dana Bagi Hasil Pajak Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak, terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri. Satuannya adalah Rupiah. 8. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana bagi hasil yang bersumber dari Sumber Daya Alam, berasal dari kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi. 9. Pengeluaran pertanian terdiri dari pengeluaran untuk urusan pertanian, kehutanan, dan kelautan dan perikanan, baik pengeluaran operasional maupun modal. Satuan hitungnya adalah Rupiah. 10. Pengeluaran Industri Pengeluaran industri terdiri dari pengeluaran untuk urusan perindustrian, baik pengeluaran operasional maupun modal. Satuan hitungnya adalah Rupiah. 11. Pengeluaran Infrastruktur Pengeluaran infrastruktur terdiri dari pengeluaran untuk urusan perdagangan, pariwisata, komunikasi dan informatika, tenaga kerja, lingkungan hidup, perumahan, penataan ruang, dan perhubungan, baik pengeluaran operasional maupun modal. Satuan hitungnya adalah Rupiah. 12. Pengeluaran Pemerintah Lainnya Pengeluaran pemerintah lainnya yaitu pengeluaran pemerintah di luar pengeluaran pertanian, industri, dan infrastruktur, baik pengeluaran operasional maupun modal. Satuan hitungnya adalah Rupiah. 13. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 PDRB adalah jumlah produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh aktifitas ekonomi yang terjadi di masyarakat yang diukur berdasarkan suatu periode tertentu sebagai tahun dasar sehingga nilainya benar-benar mencerminkan adanya jumlah produksi yang terbebas dari pengaruh harga. Satuan hitungnya adalah Rupiah. 14. Populasi Penduduk Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis di wilayah provinsi selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Satuan hitungnya adalah orangjiwa. 15. Tenaga Kerja Penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja, yaitu melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam tidak terputus dalam seminggu yang lalu, termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usahakegiatan ekonomi. Satuan hitungnya adalah orangjiwa. 16. Penduduk Miskin Penduduk miskin adalah penduduk yang tidak bisa mencukupi kebutuhan dasarnya berupa kebutuhan pangan dan kebutuhan lainnya. Penduduk miskin menurut kriteria penelitian ini adalah jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan headcount ratio. Satuan hitungnya adalah persen. 17. Garis Kemiskinan Nilai Rupiah yang harus dikeluarkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup minimumnya, baik kebutuhan hidup minimum makanan maupun kebutuhan hidup minimum bukan makanan. Satuan hitungnya adalah Rupiah. Halaman ini sengaja dikosongkan 4 GAMBARAN UMUM

4.1 Kinerja Fiskal Daerah

Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan KabupatenKota di Indonesia. Pendapatan daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Perkembangan pendapatan pemerintah daerah provinsi seluruh Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Keragaan Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Seluruh Indonesia Tahun 2005-2009 000 Rupiah No Jenis Penerimaan 2005 2006 2007 2008 2009 PENDAPATAN DAERAH 56907842181 69376713186 77935427880 96698251715 96205810040 1. Pendapatan Asli Daerah 27885722629 30556135053 35107948811 44486733562 42539534813 1.1 Pajak Daerah 24208786980 25719347146 29464063064 38042637125 35928894966 1.2 Retribusi Daerah 1344475078 1601546853 1852446348 1894314643 1497915112 1.3 Hasil Perusahaan Milik 775550046 852500283 1101338485 1300646754 1502304652 Daerah Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 1.4 Lain-lain PAD yang Sah 1556910525 2382740771 2690100914 3249135040 3610420083

2. Dana Perimbangan

24777712234 33654398517 36513742961 42992798385 43705801798 2.1 Bagi Hasil Pajak 8869816934 10280860925 12721504646 14824628954 15727062368 2.2 Bagi Hasil Bukan PajakSDA 6658425251 8782163818 6538440791 9510681776 7976659011 2.3 Dana Alokasi Umum 9223416989 14571373774 16478797524 17951467919 18700544419 2.4 Dana Alokasi Khusus 26053060 20000000 775000000 706019736 1301536000 3. Lain-lain Pendapatan yang Sah 4244407318 5166179616 6313736108 9218719768 9960473429 Sumber: BPS, 2010 Pendapatan asli daerah provinsi didominasi oleh pendapatan yang berasal dari pajak. Berdasarkan UU No. 34 Tahun 2000 yang merupakan penyempurnaan dari UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan PP No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, pajak yang dipungut oleh pemerintah provinsi terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Kendaraan di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. Total seluruh pajak tersebut untuk seluruh pemerintah provinsi pada tahun 2005 sebesar 24,2 triliun Rupiah, sedangkan pada tahun 2006 meningkat menjadi 25,7 triliun Rupiah. Pada tahun 2007 penerimaan pajak berjumlah 29,5 triliun Rupiah, atau 83,92 persen dari total PAD. Pada tahun 2008 penerimaan pajak bertambah menjadi 38 triliun Rupiah, atau 85,51 persen dari total PAD. Pada tahun 2009 berdasarkan data APBD penerimaan pajak dianggarkan sebesar 35,9 triliun Rupiah, yang berarti terjadi penurunan dari realisasi penerimaan pajak pada tahun sebelumnya. Penerimaan retribusi daerah relatif kecil dari tahun ke tahun, yaitu sekitar 3,5 sampai 5 persen. Retribusi yang dipungut oleh pemerintah provinsi menurut UU No. 34 Tahun 2000 dan PP No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah terdiri dari tiga golongan, yaitu Retribusi Jasa Umum misalnya Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Pasar, Retribusi Pelayanan Kebersihan, Retribusi Pergantian biaya cetak KTP, dll, Retribusi Jasa Usaha misalnya Retribusi Terminal, Retribusi Tempat Parkir, Retribusi Pertokoan, Retribusi Tempat Penginapan, dan lain-lain, dan Retribusi Perizinan Tertentu misalnya Retribusi IMB, Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, Retribusi Izin Gangguan, dan Retribusi Izin Trayek. Pendapatan daerah provinsi yang berasal dari transfer dari pemerintah pusat berjumlah 24.8 triliun Rupiah pada tahun 2005, meningkat menjadi 28.2 triliun pada tahun 2006. Dana Perimbangan kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar 36.5 triliun Rupiah pada tahun 2007 atau 44.85 persen dari total pendapatan, kemudian meningkat pada tahun 2008 menjadi 42.99 triliun Rupiah atau 44.46 persen dari total pendapatan. Pada tahun 2009 penerimaan dari pemerintah pusat ini bertambah lagi menjadi 43.7 triliun Rupiah atau 45.43 persen dari total pendapatan. Transfer tersebut berasal dari APBN, disalurkan ke daerah berupa DAU, DBH Pajak dan SDA, dan DAK. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa pada tahun 2007 sampai 2009 pemerintah provinsi masih mempunyai ketergantungan pendanaan dari pemerintah pusat sebesar lebih dari 40 persen. DAU menempati urutan teratas dalam dana perimbangan yang diterima pemerintah provinsi. Setiap tahunnya DAU berjumlah sekitar 37 sampai 45 persen dari total dana perimbangan. Sedangkan urutan terendah dalam dana perimbangan adalah DAK.