b. Pembentukan dan Penguatan Kelompok Tani
Permasalahan rendahnya posisi tawar petani dan sulitnya mengakses sumber modal juga disebabkan oleh lemahnya petani jika hanya memanfaatkan
kekuatan individu mereka. Sempitnya luas areal yang dimiliki masing-masing individu petani menyebabkan jumlah produksi yang dihasilkan petani rendah.
Selain itu, tidak jarang pucuk yang dihasilkan pun tidak seragam atau berkualitas rendah. Hal tersebut mengakibatkan munculnya penekanan harga dari pihak
pedagang karena petani tidak dapat memenuhi jumlah maupun kualitas yang diminta. Selain itu, sulitnya petani mengakses sumber modal salah satunya
disebabkan oleh ketidakmampuan petani dalam memenuhi persyaratan yang diminta oleh pihak lembaga keuangan. Karena itu, dengan memanfaatkan adanya
asosiasi seperti ATI dan APTEHINDO, strategi pembentukan dan penguatan kelompok tani diharapkan dapat menyelesaikan atau setidaknya mengurangi efek
dari kelemahan-kelemahan yang dimiliki petani. Pembentukan kelompok tani baru dan penguatan kelompok tani yang
sudah ada dapat menjadi wadah bagi petani untuk dapat berkumpul dan menghimpun kekuatan sehingga diharapkan posisi tawar petani akan meningkat.
Ke depannya diharapkan kelompok tani dapat mandiri dan mengarah kepada pembentukan koperasi tani sebagai bentuk perusahaan milik petani.
c. Meningkatkan Komposisi Produk Teh Olahan untuk Ekspor dan
Meningkatkan Alokasi Teh Curah 1
st
Grade di Pasar Domestik
PT Perkebunan Nusantara merupakan market leader bagi industri teh di Indonesia. PT Perkebunan Nusantara juga berperan sebagai tombak ekspor teh
Indonesia. Hampir 70 persen dari total ekspor teh Indonesia berasal dari PT Perkebunan Nusantara. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari PT KPBN,
diketahui bahwa sebagian besar produk yang diekspor oleh Indonesia merupakan teh hitam dan masih berbentuk teh curah. Hal ini menyebabkan penerimaan
Indonesia yang berasal dari ekspor teh lebih rendah dibandingkan dengan negara- negara lain yang telah mulai mengkomibnasikan produk ekspor mereka dengan
produk teh olahan. Suprihatini dan Rosyadi 2003 menyatakan bahwa Indonesia khususnya
perusahaan eksportir, perlu mulai melakukan perubahan komposisi produk teh
117
yang diekspor ke pasar internasional. Hal ini selain untuk meningkatkan penerimaan perusahaan, juga dapat dilakukan untuk mengantisipasi adanya
kecenderungan kejenuhan pasar terhadap produk teh hitam curah yang beredar di pasar internasional. Suprihatini dan Rosyadi 2003 menyebutkan bahwa diantara
seluruh produk yang diperdagangkan di pasar internasional, produk teh hitam curah merupakan produk dengan dayasaing terendah, sementara teh hijau curah,
teh hitam olahan dan teh hijau olahan memiliki dayasaing yang lebih baik. Peningkatan komposisi produk ekspor lebih dianjurkan kearah peningkatan
produk teh hitam olahan, mengingat mayoritas produk teh yang diekspor Indonesia adalah teh hitam curah. Selain itu, kandungan katekin yang terdapat
pada teh hitam Indonesia tidak kalah dengan kandungan katekin dari teh hijau yang berasal dari Cina. Hal tersebut dapat digunakan untuk memanfaatkan adanya
peluang dari tren peningkatan kesadaran masyarakat global terhadap kesehatan. Sementara di pasar domestik, teh yang beredar masih didominasi oleh teh
bermutu rendah. Strategi peningkatan alokasi teh curah first grade ke pasar domestik dapat dilakukan dengan mempertimbangkan adanya potensi konsumsi
teh di dalam negeri. Surjadi 2003 mengatakan bahwa konsumen rumah tangga di Jawa Barat memiliki kecenderungan meningkatkan konsumsi teh mereka setelah
pengetahuan mereka tentang teh dan khasiatnya bertambah pula. Dengan meningkatkan alokasi teh curah mutu pertama ke pasar domestik diharapkan dapat
mendidik konsumen teh Indonesia sehingga penghargaan terhadap produk teh berkualitas akan meningkat. Hal ini dapat dicapai dengan memanfaatkan adanya
industri teh olahan yang berkembang, termasuk PT Perkebunan Nusantara sebagai market leader.
4 Strategi WT
Strategi WT adalah strategi yang sifatnya defensif, dimana strategi yang dilakukan harus mampu meminimalisir kerugian akibat dari kelemahan yang
dimiliki sekaligus bagaimana menghindari ancaman-ancaman yang mungkin datang. Strategi WO yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dayasaing
agribisnis teh nasional adalah pembatasan kuota dan nilai impor teh curah dan olahan serta melakukan perencanaan pola tanam, dan mengatur juga menjaga
kualitas dan kuantitas stok di pasar. 118
a. Pembatasan Kuota dan Nilai Impor Teh Curah dan Teh Olahan