Peran Kesempatan Analisis Komponen Sistem Berlian Porter .1 Kondisi Faktor Sumberdaya

Sejauh ini, belum ada kebijakan yang secara khusus ditujukan kepada komoditas teh. Hal ini perlu dipertimbangkan kembali mengingat peranan teh dalam pembangunan nasional sebagai tanaman yang strategis. Sehingga dalam pengembangannya diperlukan dukungan khusus dan kontinu dari pemerintah kepada komoditas ini.

6.1.6 Peran Kesempatan

Faktor kesempatan merupakan suatu faktor yang berada di luar jangkauan stakeholder teh nasional. Namun keberadaan faktor ini dapat menjadi suatu momen yang bisa mengangkat posisi dayasaing teh Indonesia. Salah satu bentuk kesempatan yang dapat dimanfaatkan adalah adanya kekeringan yang melanda India, Sri Langka dan Kenya, negara-negara produsen teh terbesar dunia. Kekeringan dan faktor cuaca buruk yang melanda ketiga negara tersebut beberapa tahun terakhir ini akan mempengaruhi produksi dan kualitas teh yang mereka hasilkan 32 . Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai suatu kesempatan bagi komoditas teh Indonesia, mengingat Kenya dan Sri Langka merupakan pesaing Indonesia dalam hal kesamaan produk. Indonesia dan Kenya sama-sama memproduksi teh hitam CTC, dan Sri Langka merupakan pesaing Indonesia yang sama-sama menghasilkan teh hitam Orthodox 33 . Kondisi tersebut semakin didukung oleh mutu dan standar teh Indonesia yang juga kian membaik. Perbaikan standar mutu di sini tidak hanya mengacu pada standar lingkungan, melainkan juga pengelolaan kebun dan sosial tenaga kerja. kebun-kebun serta pabrik pengolahan teh di Indonesia semakin banyak yang dilengkapi dengan sertifikasi internasional yang merupakan tren baru untuk dapat bertahan dan bersaing di pasar global. Pada kondisi jangka panjang, kesempatan yang dapat dipertimbangkan adalah meningkatnya kepedulian masyarakat dunia terhadap kesehatan. Hal tersebut sedikit demi sedikit akan mengubah pola hidup masyarakat, termasuk dalam memilih makanan dan minuman untuk dikonsumsi. Teh merupakan minuman fungsional dengan berbagai khasiat yang baik bagi tubuh manusia 32 Insyaf Malik, Ketua Asosiasi Teh Indonesia dalam Kontan, 1 Maret 2010 yang dikutip dari Sustainable Tea Newsletter, edisi Maret 2010, Halaman 1. 33 Hasil wawancara dengan Ir. Mudjiwati Sadjad, MSc-IS, PT Kantor Pemasaran Bersama Nusantara [20 Maret 2011] 86 karena kandungan katekin yang berada di dalamnya. Maraknya isu kesehatan tersebut merupakan sebuah kesempatan yang sangat baik bagi teh sebagai minuman fungsional. Hal tersebut tentunya harus didukung oleh seluruh stakeholder teh di Indonesia termasuk pemerintah agar dapat melihat dan memanfaatkan kesempatan ini. Kepedulian masyarakat dunia terhadap produk yang multifungsi dan mengarah kepada kesehatan, secara tidak langsung berarti akan mendorong peningkatan konsumsi teh di dalam maupun di luar negeri. Hal ini juga akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat teh, karena adanya dorongan untuk mengkonsumsi minuman fungsional yang tidak hanya sekedar mampu menghilangkan dahaga. Hal tersebut juga akan meningkatkan citra teh Indonesia di mata konsumen dunia, karena kandungan katekin yang ada di dalam varietas Assamica varietas yang ditanam di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan kandungan katekin pada teh varietas Sinensis contohnya teh yang berasal dari Jepang dan China. Kesempatan ini selain akan membuka peluang di pasar luar negeri, juga berpotensi untuk meningkatkan jumlah konsumsi dalam negeri. Untuk lebih lengkapnya, kandungan katekin yang ada pada teh Indonesia dapat dilihat kembali pada Tabel 4. Menurut Subarna et al 2000 dalam Surjadi 2003 jumlah konsumsi konsumen yang mengetahui manfaat teh untuk kesehatan lebih tinggi dibandingkan dengan konsumen yang belum mengetahuinya. Dalam hal ini, peubah yang telah diketahui mempunyai hubungan positif dengan jumlah konsumsi teh dalam keluarga ialah informasi manfaat teh untuk kesehatan. Selain itu, dalam penelitiannya Surjadi 2003 juga mengemukakan bahwa frekuensi seduhan teh diduga lebih banyak pada kelompok keluarga yang sudah mengenal teh dibanding dengan keluarga yang belum mengenal informasi mengenai teh. Karena itu, merebaknya isu kesehatan ini juga akan menjadi kesempatan yang baik untuk meningkatkan konsumsi teh di dalam negeri asalkan didukung dengan upaya-upaya penyebaran informasi mengenai manfaat teh lebih gencar lagi. Dengan meningkatnya penyebaran informasi mengenai manfaat teh, maka 87 diharapkan akan lebih mendorong tingkat konsumsi teh dalam negeri, bahkan menggeser posisi minuman subtitusi lain. Selain berpengaruh terhadap konsumsi, isu tersebut juga akan semakin memicu produsen untuk meningkatkan mutu produk mereka. Pembeli akan semakin menuntut kualitas produk mulai dari pengelolaan kebun, manajemen, serta tanggung jawab tehadap lingkungan dan kelangsungan perkebunan teh yang berkelanjutan sustainable tea. Hal tersebut akan mendorong produsen tanah air untuk melengkapi produk tehnya dengan atribut sertifikasi yang menujukan kepedulian mereka kepada pekerja, lingkungan juga keberlangsungan kegiatan teh yang berkelanjutan. Beberapa jenis sertifikasi internasional yang telah umum dikantongi produsen teh dalam negeri diantaranya GMP Good Manufacturing Practices, GAP Good Agricultural Practices, HACCP, UTZ Certificate, Rainforest Alliance, Sertifikat Lestari, dan beberapa sertifikasi lainnya.

6.2 Keterkaitan Antar Komponen Utama