Subsistem Pemasaran Sistem Agribisnis Teh Indonesia .1 Subsistem Hulu

Tabel 14. Produk Olahan Utama dan Sampingan Tanaman Teh No Asal Bahan Produk dan Kegunaan 1 Pucuk daun muda Teh hitam, teh hijau, teh oolong, teh wangi, ekstrak kafein, ekstrak katekin, ekstrak flavor, ekstrak instant, kue, mie instant sebagai bahan campuran, permen teh, jamu, sirup teh, pewarna dan bahan campuran kosmetik. 2 Tangkai, serat Pluff Ekstrak kafein, ekstrak instant, subtitusi teh celup. 3 Daun tua Bahan baku pewarna kain, alas jenazah, mulching serasah di kebun teh. 4 Akarbatang Kayu bakar, perlengkapan rumah tangga, media jamur kuping dan Ganoderma, arang aktif. 5. Biji teh Minyak biji teh kandungan rendemennya 18-25 persen sebagai minyak goring non-kolesterol, ampas saponin berguna untuk membasmi hama udang, pakan ternak dengan kandungan protein ± 11 persen. Sumber : Suryatmo 2003 Saat ini, industri teh nasional juga mulai diramaikan dengan kehadiran produk-produk olahan teh yang semakin beragam. Produk-produk teh hilir yang beredar di Indonesia misalnya ready to drink tea, tea bag teh celup, instant tea, teh wangi, teh buih tablet effervescent, permen teh, kosmetik, serta obat-obatan. Perkembangan produk teh hilir ini memberikan dampak positif terutama bagi peningkatan citra teh di masyarakat sekaligus mendekatkan masyarakat Indonesia terhadap produk-produk olahan teh. Hal tersebut juga didukung oleh bentuk kemasan dan promosi yang menarik.

5.2.4 Subsistem Pemasaran

Subsistem pemasaran dalam sistem agribisnis dapat diartikan sebagai kegiatan penyaluran hasil pertanian dari produsen sampai ke konsumen akhir. Kegiatan pemasaran ini mencakup tiga fungsi sekaligus, yaitu : a fungsi pertukaran pembelian, penjualan dan penentuan harga, b fungsi fisik pembersihan, sortasi, grading, pengemasan, standarisasi, penyimpanan, pengangkutan dan c fungsi fasilitatif pendanaan, penanggulangan risiko, informasi pasar, penciptaan permintaan dan penelitian Kriesberg Steele 1992 dalam Rachman et al. 2002. Berdasarkan definisi di atas, maka sebagian besar 50 fungsi pemasaran untuk komoditas teh telah dimulai sejak pucuk teh hasil petikan diserahkan oleh buruh petik untuk diolah ke pabrik pengolahan. Berdasarkan hasil observasi lapang dan literatur, umumnya pabrik pengolah teh curah di Indonesia memperoleh bahan baku pucuknya melalui setidaknya empat cara, yaitu langsung dari kebun sendiri, membeli sebagian atau seluruhnya dari pihak luar, diperoleh dari kebun mitra dan diperoleh dari hasil pertukaran antar kebun dalam perusahaan yang sama. Proses penentuan harga umumnya ditentukan berdasarkan kontrak yang telah disepakati atau berdasarkan proses tawar-menawar di kebun. Fungsi selanjutnya yaitu fungsi pengolahan, merupakan kegiatan produksi yang berlangsung di pabrik. Bahan baku disalurkan ke pabrik untuk diolah. Ada dua tipe sistem pabrikasi di Indonesia berdasarkan pengolahnnya, yaitu pabrik teh hitam CTC dan Orthodox dan pabrik teh hijau. Pabrik teh hitam umumnya dimiliki oleh PTPN, sedangkan pabrik teh hijau umumnya dimiliki oleh pabrik swasta maupun pabrik yang dikelola oleh rakyat. Hal tersebut dikarenakan mesin- mesin serta proses yang dijalankan untuk memproses teh hitam sangat rumit apabila dibandingkan dengan mesin dan proses pengolahan teh hijau. Di pabrik, pucuk diolah lalu dikemas setelah melalui proses standarisasi tertentu. Bagi beberapa pabrik milik PTPN, mereka melakukan standarisasi berupa pemberian seritifikasi pada produk olahan mereka, seperti UTZ certificate dan GMP 16 . Fungsi lain pemasaran adalah sebagai wadah yang mempertemukan penjual dan pembeli. Penyaluran produk dari pabrik akan berbeda tergantung dengan tipe pengusahaannya. PT PN menyalurkan produk teh mereka untuk di pasarkan melalui PT Kantor Pemasaran Bersama Nusantara PT KPBN. Kantor tersebut merupakan tempat memasarkan produk teh kepada tea buyer yang berasal dari berbagai perusahaan baik perusahaan domestik maupun perusahaan asing. Proses pemasaran teh di PT KPBN dilakukan melalui proses lelang. Tujuan dari proses lelang ini adalah untuk menghasilkan harga tertinggi dari penawaran yang 16 UTZ Certificate adalah sebuah program dunia yang membangun standar-standar untuk sumber dan produksi komoditas pertanian yang bertanggung jawab. Sertifikasi ini memberikan jaminan profesional, kualitas sosial dan lingkungan dalam praktek-praktek produksi seperti merek dan harapan konsumen. Sementara GMP Good Manufacturing Practices menjamin produk dari proses produksi yang aman, sesuai prosedur dan ramah lingkungan. 51 ada, serta mempermudah akses pembeli dalam menentukan teh yang mereka inginkan. Namun, selain melalui lelang auction, PT KPBN juga melayani pemesanan teh dalam bentuk private offer meskipun jumlahnya masih lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperdagangkan melalui lelang. Sedangkan untuk pabrik milik swasta dan rakyat perdagangan teh umumnya dilakukan secara langsung, artinya melalui proses jual-beli biasa dan proses lelang di Bandung Tea Auction tapi sekarang sudah tidak aktif lagi. PT KPBN seperti yang akan dijelaskan pada subbab berikutnya merupakan lembaga pemasaran milik PT PN yang telah berubah menjadi perseroan terbatas sejak tahun 2010. Selain sebagai fasilitator, fungsi PT KPBN juga merangkap sebagai pengontrol kualitas dari teh yang dihasilkan PT PN, pencari informasi pasar, terutama informasi untuk mengembangkan pasar lain di luar negeri, dan beberapa fungsi pemasaran lainnya. Pembentukan harga yang terjadi di PT KPBN juga merupakan acuan bagi harga teh nasional. Berdasarkan uraian di atas, maka aliran perdagangan teh di Indonesia dapat digambarkan seperti pada Gambar 7. Khusus PT Perkebunan Nusantara Gambar 7. Jalur Tataniaga Teh Indonesia 2010 Produksi 2009 151. 250 ton Perkebunan Rakyat 36.350 ton Perkebunan Besar Negara 78.386 ton Perkebunan Besar Swasta 34.673 ton Pabrik Teh Curah PTPN Swasta Pengumpul Koperasi Pasar Domestik PT. KPBN Pasar Luar Negeri Pasar Domestik Direct Selling Pasar Luar Negeri 52

5.2.5 Subsistem Jasa dan Penunjang